Tanggapi Bom Samarinda, Pengamat: Program Deradikalisasi BNPT Tidak Gagal


Halaman Gereja Sengkotek, di Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda Seberang, usai dilempar bom molotov, Minggu (13/11) (Foto Twitter @eksanarindra)
MerahPutih Nasional - Aksi teror menggunakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda pada Minggu (13/11) lalu merusak suasana damai. Pemerintah dan ulama wajib memantapkan sinergi dalam menjalankan program pencegahan terorisme, khususnya deradikalisasi demi menciptakan Indonesia damai.
Pernyataan itu diungkapkan Guru Besar Sosiologi Politik FISIP UI Prof. Iwan Gardono Sujatmiko menanggapi aksi terorisme yang dilakukan mantan napi terorisme kasus bom buku, Juhanda tersebut.
“Aksi ini bukan karena program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini BNPT, gagal. Tapi ini karena memang saat ini penanganan masalah mantan teroris masih belum maksimal karena ini butuh sinergi dari berbagai pihak. Utamanya, ulama dan masyarakat yang harus lebih pro aktif membantu pemerintah menjalankan program pencegahan terorisme mulai dari tingkat paling bawah,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (15/11).
Menurutnya, secara spesifik dalam program deradikalisasi itu ada reintegrasi sehingga harus diperkuat dengan landasan hukum karena itu menyangkut ideologi. Dan itu harus dilakukan oleh komunitas muslim, dalam hal ini adalah ulama dan tokoh masyarakat yang pemahaman agamanya sudah mumpuni. Dengan demikian, pemerintah tugasnya sebagai koordinator dan monitoring program tersebut.
Di masyarakat modern sekarang ini, lanjut Iwan, jaringan kelompok antagonis lebih kuat dibandingkan jaringan protagonis. Itu akibat kurangnya komunikasi antara pemerintah dan ulama dalam menyebarkan program-program pencegahan terorisme. Untuk melakukan ini, pemerintah bisa menggandeng NU dan Muhammadiyah untuk bersama melakukan deradikalisasi, terutama bagi mantan napi yang sudah kembali ke masyarakat.
“Yang penting program deradikalisasi terus dikembangkan dan disertai peningkatan program reintegrasi dari komunitas agar mereka tidak masuk jaringan teror lagi seperti tersangka teror Samarinda kemarin,” kata Iwan.
Terlepas dari itu, ungkap Iwan Gardono, persatuan dan kebhinekaan penting terus dipelihara dan diperkuat untuk menciptakan kedamaian dalam lingkup NKRI. Dengan begitu akan mendukung rasa aman publik dalam bekerja dan anak-anak bersekolah, sehingga mereka tidak akan ‘nyasar’ masuk dalam kelompok radikal.
Sementara itu Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail menyatakan aksi terorisme melenceng jauh dari ajaran Islam. Dikatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan, cinta kasih, dan persaudaraan.
"Dalam Islam tidak ada sama sekali ajaran untuk merusak, meneror, apalagi membunuh sesama manusia,” ucap Ahmad Satori tegas.
Menurutnya, sejak dulu warisan Islam itu adalah kelembutan dan kasih sayang sesama manusia. Salah satu contoh Islam menyuruh umatnya berdakwah secara hikmat dan memberi nasihat dengan cara yang baik dan lembut. Bahkan untuk setiap masalah yang terjadi, Islam menyarankan dilakukan dialog tanpa menyakiti
"Jadi tidak ada hubungannya antara Islam dan dengan aksi-aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini. Mereka tidak paham makna sebenarnya Islam yang mengajarkan kelembutan, kedamaian dan rahmatan lil alamin. Itulah inti ajaran Islam," terang Ahmad. (Luh)
BACA JUGA:
- Teladani Pahlawan Bendung Propaganda Terorisme
- Menumbuhkan Nilai-Nilai Kepahlawan Cegah Radikalisme dan Terorisme
- Aksi 4 November Rawan Disusupi Kelompok Radikal, Umat Islam Diminta Rapatkan Barisan
- Pesantren Berperan Menanggulangi Paham Radikal
- Imam Besar Masjid Istiqlal: ISIS Selewengkan Arti Hijrah dan Jihad
Bagikan
Berita Terkait
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS

Situasi Yang Sempat Mencekam di Mapolres Pacitan, Kewaspadaan Ditingkatkan Antisipasi Teror Susulan

Serangan Bom Mobil di Kompleks Militer Pakistan Tewaskan 12 Orang, Mayoritas Anak-Anak

Pemerintah Masih Koordinasi dengan Polri Hingga BNPT Soal Kemungkinan Memulangkan Hambali
