Pesantren Berperan Menanggulangi Paham Radikal

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 29 September 2016
Pesantren Berperan Menanggulangi Paham Radikal

Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Depok KH Hasyim Muzadi dan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius (kanan) di Depok, Kamis (29/9). (Foto BNPT)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Pesantren memiliki peran yang cukup strategis sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. Karena di pesantrenlah anak-anak baik dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi mendapat ilmu pendidikan agama dan nasional yang komprehensif termasuk dalam hal menanggulangi paham radikal.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius saat menjadi pembicara pada acara Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan dengan mengambil tema “Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara” di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Depok, Kamis (29/9).  

“Pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam menanggulangi paham radikal yang mengancam masyarakat, termasuk generasi muda yang belajar baik di tingkat sekolah maupun universitas. Ini merupakan sebuah tantangan bagi kita semua, karena bagaimanapun anak-anak bangsa adalah tanggungjawab kita bersama,” ujar Suhardi.

Pria yang pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta Selatan dan Kapolres Depok ini mengakui bahwa propaganda yang dilancarkan kelompok radikal sudah sangat masif dan terjadi di berbagai aspek. Oleh karenanya upaya penanggulangan bahwa radikalisme dan terorisme perlu dilakukan secara cepat dan tepat.

“Untuk itu pendidikan yang benar tentang agama dan kebangsaan sebagai kunci utama dalam menghindarkan masyarakat dari propaganda kekerasan yang mengatasnamakan agama,” ujar mantan Kabareskrim Mabes Polri ini.

Kepala BNPT juga meminta kepada para ulama yang hadir untuk tidak pernah lelah mendidik para santri dan masyarakat dengan semangat persatuan dan kesatuan, ini penting untuk dilakukan karena saat ini paham radikal begitu gencar menggerogoti rasda cinta tanah air masyarakat.

“Jika fenomena ini tidak segera ditangani, maka nasib bangsa kita ke depan akan sama dengan negara-negara yang sedang berkecamuk di Timur Tengah. Jangan sampai hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai ini,” ujarnya.

Sementara itu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) yang juga sebagai pengasuh Ponpes Al Hikam, KH. Hasyim Muzadi yang juga bertindak sebagai pembicara dalam acara tersebut juga meminta dan menghimbau kepada BNPT agar badan pemerintah yang menangani masalah terorisme ini tidak lepas dari Ulama dalam upaya penanggulangan terorisme, utamanya dalam hal pemberian referensi terkait tema-tema agama.

“Karena para ulama selama ini juga serius dalam menjaga bangsa ini dari berbagai ancaman, termasuk masalah radikalisme dan terorisme ini,” ujar KH Hasyim Muzadi

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ini menuturkan bahwa pihaknya akan membentuk tim yang terdiri dari sejumlah ulama untuk tampil di berbagai tempat untuk menjaga kepentingan agama dan negara. “Misi utamanya adalah mengisi negara dengan agama, bukan menghadapkan agama dengan negara,” ujarnya.

Untuk itu dirinya juga mengajak para ulama untuk tidak pernah berhenti belajar, utamanya terkait dengan keilmuan non agama. 

“Ulama harus memiliki kemampuan ilmiah yang tinggi disamping pengetahuan agama yang mumpuni, ini dimaksudkan agar para ulama dapat memahami isu-isu kontemporer dan kaitannya dengan kajian keagamaan,” ujarnya.

Seperti diketahui bahwa Halaqah Nasional yang dihadiri oleh sejumlah pengasuh ponpes dari berbagi daerah ini membahas formulasi Aswaja yang disesuaikan dengan kebutuhan negara saat ini, mengingat akhir-akhir ini mulai ada banyak ulama yang tidak lagi bersinergi dengan ulama lain dalam upaya menjaga keutuhan nasional. 

Dirinya menjelaskan bahwa visi dan misi Aswaja yang dikembangkan oleh Ormas Islam Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah telah disesuaikan dengan kultur Indonesia dalam rangka mempertahankan kesatuan dan kedaulatan Republik Indonesia.

“Islam Aswaja bersifat universal, namun di Indonesia konsep itu disesuaikan dengan konteks ketahanan dan keutuhan nasional Indonesia. Karenanya Asawaja memainkan peranan penting dalam upaya menjaga dan mengembangkan Indonesia,” ujar KH Hasyim Muzadi.

BACA JUGA:

  1. Imam Besar Masjid Istiqlal: ISIS Selewengkan Arti Hijrah dan Jihad
  2. Imam Besar Masjid Istiqlal Kecam Kekerasan Bom Bunuh Diri
  3. Ketika Hijrah Dimaknai Sebagai Cinta Tanah Air
  4. Agama Jangan Dipahami Hanya 'Kulitnya'
  5. Peran Ulama Sangat Penting untuk Melawan Radikalisme
#Gerakan Radikal #Hasyim Muzadi #Kepala BNPT #Pondok Pesantren Al Hikam
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Ketua KPK dan Kepala BNPT Kena Mutasi di Internal Polri
Setyo Budiyanto dan Eddy Hartono dimutasi dalam rangka pensiun.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 25 Juni 2025
Ketua KPK dan Kepala BNPT Kena Mutasi di Internal Polri
Berita Foto
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono saat menyampaikan keterangan pers akhir tahun Capaian Kinerja BNPT tahun 2024 di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Didik Setiawan - Senin, 23 Desember 2024
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024
Indonesia
BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025
Diharapkan nilai-nilai deradikalisasi ini tumbuh dan berkembang
Angga Yudha Pratama - Senin, 23 Desember 2024
BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025
Indonesia
Serangan Teroris di Moskow, Kepala BNPT: Ancaman Serius Perdamaian Dunia
Dunia dikejutkan dengan serangan teroris yang terjadi di Moskow, Rusia.
Frengky Aruan - Minggu, 24 Maret 2024
Serangan Teroris di Moskow, Kepala BNPT: Ancaman Serius Perdamaian Dunia
Indonesia
BNPT Temukan 2.670 Konten Radikalisme dan Terorisme Sepanjang 2023
Ancaman radikalisme dan paham terorisme di tanah air selama tahun 2023 tak main-main jumlahnya. Penyebaran paham tersebut bahkan banyak ditemukan di media sosial.
Mula Akmal - Sabtu, 30 Desember 2023
BNPT Temukan 2.670 Konten Radikalisme dan Terorisme Sepanjang 2023
Indonesia
3 Kelompok yang Rentan Terpapar Paham Radikalisme di Medsos
Berdasarkan hasil penelitian I-Khub Outlook BNPT 2023, menunjukkan bahwa tiga kelompok rentan yaitu remaja, anak dan perempuan, menjadi sasaran utama pola ini.
Andika Pratama - Selasa, 19 September 2023
3 Kelompok yang Rentan Terpapar Paham Radikalisme di Medsos
Indonesia
BNPT Usul Tempat Ibadah Dikontrol Pemerintah, PGI Sebut Langkah Mundur dan Keliru
Kebijakan itu merupakan langkah mundur dari proses demokratisasi yang sedang diperjuangkan bersama paska Reformasi 1998.
Zulfikar Sy - Selasa, 05 September 2023
BNPT Usul Tempat Ibadah Dikontrol Pemerintah, PGI Sebut Langkah Mundur dan Keliru
Indonesia
Kepala BNPT Sebut Angka Kelompok Intoleran di Indonesia Mulai Menyusut
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia ( BNPT RI ) Komjen Rycko Amelza Dahniel menyampaikan adanya tren positif toleransi di tengah masyarakat berdasarkan kajian di tahun 2023.
Mula Akmal - Rabu, 30 Agustus 2023
Kepala BNPT Sebut Angka Kelompok Intoleran di Indonesia Mulai Menyusut
Indonesia
Angka Toleransi Masyarakat Meningkat akibat Menyusutnya Kelompok Intoleran
Adanya tren positif toleransi di tengah masyarakat berdasarkan kajian di tahun 2023.
Zulfikar Sy - Rabu, 30 Agustus 2023
Angka Toleransi Masyarakat Meningkat akibat Menyusutnya Kelompok Intoleran
Indonesia
BNPT-NCTC Qatar Jajaki MoU Kolaborasi Cegah Ideologi Transnasional
"Perlu adanya MoU Kerja Sama Penanggulangan Terorisme antara Indonesia dan Qatar sebagai payung hukum bagi kedua negara untuk mengimplementasikan berbagai area kerja sama di masa mendatang," jelas Kepala BNPT RI Komjen Rycko Amelza Dahniel
Andika Pratama - Jumat, 25 Agustus 2023
BNPT-NCTC Qatar Jajaki MoU Kolaborasi Cegah Ideologi Transnasional
Bagikan