Menumbuhkan Nilai-Nilai Kepahlawan Cegah Radikalisme dan Terorisme

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 10 November 2016
Menumbuhkan Nilai-Nilai Kepahlawan Cegah Radikalisme dan Terorisme

Franz Magnis Suseno. (Foto MerahPutih/Luhung)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Di zaman perang kemerdekaan, pahlawan adalah sosok yang ikut berperang mengusir penjajah. Sekarang, pahlawan sejati bisa diwujudkan dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan terorisme.

“Seluruh bangsa Indonesia harus bisa mengambil teladan dari para pahlawan untuk menjaga kemerdekaan RI yang telah diperjuangkan dulu. Apalagi dengan adanya ancaman radikalisme dan terorisme yang nyata-nyata ingin memecah belah NKRI,” kata tokoh kebangsaan Romo Franz Magnis Suseno di Jakarta, Rabu (9/11).

Menurut Romo Magnis, ada banyak teladan yang bisa diambil bangsa Indonesia, khususnya generasi muda dalam melindungi NKRI dari berbagai macam gangguan antara lain kejujuran, integritas, tanpa pamrih, dan toleran. Ia memberi contoh sikap kepahlawan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurutnya, Gus Dur adalah salah satu figur yang patut dicontoh dalam menghargai persatuan dan dan keberagaman di Indonesia. Sebagai seorang nasionalis, Gus Dur sangat mantap sebagai seorang muslim. Tapi dia juga memiliki toleransi yang luar biasa dalam melihat berbagai persoalan kebangsaan yang ada.

Saat ini, lanjut Romo Magnis, Indonesia tengah menghadapi gangguan dari kelompok radikalisme dan terorisme yang dilatarbelakangi ideologi dan agama. Karena itu, generasi muda harus mengambil contoh baik dari pahlawan dengan memperkuat pemahaman ideologi Pancasila dan memahami agama secara baik. Itu bisa dilakukan dengan bertanya pada guru atau tokoh yang memiliki pemahaman ideologi dan agama yang baik dan benar.

“Nilai-nilai kepahlawanan itu harus selalu ditumbuhkan, agar semangat anak muda Indonesia untuk menjadi teladan dan berbuat positif bagi bangsa Indonesia terus bergelora. Kalau itu terjadi, saya optimis paham radikalisme dan terorisme tidak akan bisa masuk dan merusak sendi-sendi kehidupan di Indonesia,” imbuh Romo Magnis.

Selain itu, ia juga menggarisbawahi peran sosial media dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme. Menurutnya, keberadaan sosial media menjadi tantangan besar karena sosial media bisa sangat anarkistis tanpa bisa dikendalikan secara langsung. Bahkan semua orang bisa menulis dan melakukan propaganda tanpa diiringi rasa tanggung jawab. Karena itu peran keluarga, lingkungan, budaya, agama, dan kebangsaan sangat penting untuk melindungi generasi muda dari propaganda radikalisme dan terorisme melalui media sosial.

“Orang harus mempunyai nilai-nilai mulai keluarga, lingkungan, budaya, agama, kebangsaan. Kalau itu utuh, dia tidak akan tertarik dengan radikalisme dan teorisme melalui propaganda apapun. Itulah tantangan bagi kita untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkarakter dalam mencegah radikalisme dan terorisme,” ungkap Romo Magnis.

Terkait kejahatan terorisme yang dilakukan kelompok ISIS, Romo Magnis menilai, secara normal orang tidak akan melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang biadab seperti itu. Apalagi dengan karakter orang Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, agama, suku, dan perbedaan lainnya. Ia hanya menyayangkan saat ini salah satu kekuatan bangsa Indonesia yaitu gotong royong mulai luntur di dalam masyarakat. Padahal Bung Karno bersama para pahlawan Kemerdekaan RI lainnya menghubungkan Pancasila dan gotong royong saat membangun pondasi NKRI.

“Gotong royong tradisional seakan telah mati dari negeri ini. Itu bukan karena orang Indonesia telah kehilangan jiwa sosial, tapi akibat modernitas yang membuat orang berpacu dalam kehidupan. Akibatnya, banyak orang terkesan hidup individu. Padahal bila gotong royong masih ada, upaya-upaya pemecah belah bangsa dari kelompok radikalisme dan terorisme akan sulit masuk ke Indonesia,” ucap Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya itu. (Luh)

BACA JUGA:

  1. Aksi 4 November Rawan Disusupi Kelompok Radikal, Umat Islam Diminta Rapatkan Barisan
  2. Pesantren Berperan Menanggulangi Paham Radikal
  3. Imam Besar Masjid Istiqlal: ISIS Selewengkan Arti Hijrah dan Jihad
  4. Imam Besar Masjid Istiqlal Kecam Kekerasan Bom Bunuh Diri
  5. Ketika Hijrah Dimaknai Sebagai Cinta Tanah Air
#Hari Pahlawan #Franz Magnis Suseno #Radikalisme #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Indonesia
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri pun mengajak para pelajar untuk menjadi tangan kanannya bersama-sama polisi menjaga keamanan di Jakarta.
Wisnu Cipto - Senin, 17 November 2025
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Hari Pahlawan, Ketua Fraksi PKB Serukan Persatuan Bangsa
Peristiwa heroik di Surabaya pada 1945 menjadi bukti bahwa seluruh elemen masyarakat Indonesia mampu meraih kemenangan ketika bersatu menghadapi ancaman bersama. ?
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Hari Pahlawan, Ketua Fraksi PKB Serukan Persatuan Bangsa
Berita Foto
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Presiden Prabowo Subianto (kiri) memberikan selamat kepada putra presiden kedua RI Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto (kanan) Bambang Trihatmodjo (kiri) dan Siti Hardijanti Hastuti Rukmana usai upacara pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan sembilan tokoh lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 November 2025
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Indonesia
Jasa Besar Gus Dur sebagai Bapak 'Pluralisme' Indonesia: dari Penghapusan Diskriminasi hingga Gelar Pahlawan Nasional
Gus Dur resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Dikenal sebagai ‘Bapak Pluralisme’, jasa besar Gus Dur bagi umat Tionghoa dan perjuangannya menegakkan kesetaraan menjadi warisan abadi bangsa.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 10 November 2025
Jasa Besar Gus Dur sebagai Bapak 'Pluralisme' Indonesia: dari Penghapusan Diskriminasi hingga Gelar Pahlawan Nasional
Indonesia
Dari Penumpas G30S PKI hingga Pahlawan Nasional: Jejak Perjuangan Sarwo Edhie Wibowo
Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, tokoh militer penumpas G30S/PKI dan ayah mertua Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 10 November 2025
Dari Penumpas G30S PKI hingga Pahlawan Nasional: Jejak Perjuangan Sarwo Edhie Wibowo
Bagikan