Aksi 4 November Rawan Disusupi Kelompok Radikal, Umat Islam Diminta Rapatkan Barisan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 03 November 2016
Aksi 4 November Rawan Disusupi Kelompok Radikal, Umat Islam Diminta Rapatkan Barisan
Ribuan umat Islam memprotes pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tentang dugaan penistaan agama. Jakarta, (14/10). (Foto MerahPutih/Rizki Fitrianto)

MerahPutih Nasional–Ribuan umat Islam diperkirakan akan turun ke jalan dalam "Aksi Bela Quran II" pada 4 November dalam dugaan penistaan agama oleh salah satu calon Gubernur DKI Jaya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Rakyat Indonesia diminta mewaspadai kemungkinan aksi unjuk rasa disusupi kelompok radikal.  

Tokoh kebangsaan dan mantan anggota DPR RI Hj Lily Wahid mengatakan aksi unjuk rasa 4 November rawan disusupi kelompok radikal yang mengancam ketentraman serta persatuan NKRI. 

Lily mengimbau agar umat Islam, khususnya yang akan ikut turun jalan untuk merapatkan barisan dan menjaga sikap kebhinekaan agar tidak terkena hasutan dari kelompok yang ingin memecah belah bangsa ini.

“Saran saya kepada saudara-saudara yang akan mengikuti demo agar tidak terpisah dan menjaga tetap berada dalam kelompoknya dan tetap menjaga misi dari kegiatan ini. Kalau terpisah, dikhawatirkan mereka akan bisa teragitasi oleh kelompok yang ingin melakukan kekerasan,” ungkap Lily Wahid di Jakarta, Kamis (3/11).

Dalam kondisi seperti itu, lanjut Lily Wahid, sangat susah untuk menyeleksi para peserta demo besok apakah mereka dari kelompok moderat atau kelompok radikal. Ia yakin 1000 persen, bila para peserta tetap menjaga niat baik serta jiwa ke-Indonesiaan, demonstrasi itu bisa berjalan lancar.

Lily Wahid menilai, demonstrasi itu sebenarnya hal yang biasa dalam negara demokrasi seperti di Indonesia. Namun ia juga menyayangkan demonstrasi ini seharusnya tidak terjadi, bila penegakkan hukum kasus penistaan agama itu dilakukan secara cepat dan sesuai hukum di Indonesia.

“Mereka merasa ada yang menista agama, tapi penangannya lambat. Dulu sudah ada kasus Arswendo Atmowiloto. Seharusnya kalau penegakan hukumnya sesuai UU dan pemerintah cepat memfasilitasi tuntutan umat secepatnya, mungkin tidak akan demo. Karena kasusnya dibiarkan, sekarang bergulir cepat dan menjadi gelombang besar. Padahal umat minta hukum negara ditegakkan, bukan hukum Islam,” tutur Lily Wahid.

Ia khawatir, kondisi ini akan dimanfaatkan pihak ketiga untuk melakukan provokasi. Apalagi ia mendengar petugas kepolisian akan menggunakan surban saat melakukan pengamanan demonstrasi besok. Menurutnya, itu berlebihan karena aparat keamanan harusnya wajar-wajar saja. “Langkah persuasif boleh saja, tapi aparat jangan berlebihan,” tukasnya. 

Sementara itu, Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas juga khawatir aksi demo ini akan ditunggangi kelompok radikal. Menurutnya kemungkinan itu sangat besar karena akan banyak kelompok masyarakat yang ikut aksi demo itu. Apalagi dari informasi yang ia dapat, akan banyak kelompok radikal yang dikirim ke Jakarta seperti mantan alumni konflik Poso dan juga kelompok Solo Raya, yang selama ini dikenal sebagai kantong kelompok radikal.

“Ini diluar kelompok-kelompok yang selama ini kami kenal dari kalangan moderat. Yang paling saya khawatirkan akan adanya penyusup yang melakukan aksi sendirian (lone wolf),” ungkapnya.

BACA JUGA:

  1. Kepala BNPT: Serangan Teroris Hancurkan Fasilitas Publik
  2. Terkait Lone Wolf, Kepala BNPT: Awasi Aktivitas Anak Muda di Dunia Maya
  3. BNPT: Teroris Ancam Obyek Vital dan Fasilitas Umum
  4. Kini BNPT Punya Kantor Perwakilan di Jakarta
  5. Kepala BNPT Bagikan 1.000 Lampu LED ke Pesantren Ulul Albab
#Islam #Aksi Bela Quran #Lily Wahid #Demo 4 November
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan