Rupiah dan IHSG Melonjak Terimbas Kenaikan Fed Rate


Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Keuangan - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) akhirnya menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin setelah mempertahankan mendekati nol persen sejak 2006. Dampaknya nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar AS saat pembukaan tadi pagi, begitupun dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Keputusan the Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,25 persen-0,5 persen disambut lega para investor. Hal itu mendorong aksi beli di lantai bursa. IHSG langsung terdongrak 1,31 persen atau 58,67 poin ke level 4.541,12.
Sebanyak 41 saham diperdagangkan menguat, hanya 1 saham yang melemah dan 3 saham stagnan. Saham-saham yang menopang pergerakan indeks pagi ini adalah BBRI, BBNI, ASII, TLKM, BBCA, BMRI, dan LPKR. Sebagian besar bursa di kawasan Asia Pasifik juga bergerak menguat, mengikuti Wall Street.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, mengutip data Bloomberg pada Kamis (17/12) dibuka menguat Rp14.064 per dollar AS jika dibandingkan saat penutupan kemarin sore di Rp14.070 per dollar AS. Pada pukul 11:27 wib mata uang rupiah terpantau menguat lagi ke Rp14.046 per dollar AS. Rentang rupiah hari ini diproyeksikan berada di kisaran Rp13.999-Rp14.064 per dollar AS, dengan year-to-date return mencapai 13,39 persen.
Beberapa mata uang Asia turut terapresiasi, seperti rupee India yang menguat 0,12 persen sementara dolar Taiwan menguat 0,03 persen. Tapi, dolar Singapura menurun 0,59 persen, won Korea melemah 0,42 persen, diikuti Bath Thailand jatuh 0,4 persen.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat dibandingkan sebelumnya. Data Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 22 poin ke dari Rp14.028 per dollar AS sebelumnya Rp14.050 per dollar AS pada Rabu (16/12) dan Rp14.065 per dollar AS pada Selasa (15/12). Namun, suku bunga acuan BI (BI Rate) masih tetap 7,5 persen. Dalam 1-2 hari ini BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) menyikapi keputusan the Fed.
Untuk menghadapi krisis ekonomi pada 2008, The Fed mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol. Kini, Bank Sentral AS tersebut meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50 persen pada Rabu (Kamis dini hari WIB). Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve System, Janet Yellen mengklaim kenaikan suku bunga tersebut akan menjadi sumber kekuatan pasar negara berkembang.
"Tindakan ini terjadi dalam konteks ekonomi AS berkerja dengan baik, dan merupakan sumber kekuatan untuk pasar negara berkembang dan negara lain di seluruh dunia," katanya seperti dikutip AFP. Kenaikan suku bunga acuan ini diperkirakan akan dilakukan bertahap. The Fed memproyeksikan kenaikan lagi sebanyak-banyaknya 1,0 persentase poin selama tahun depan.
BACA JUGA:
- Target Pajak Sulit Dicapai Akibat Pemerintah Kehilangan Arah
- Ada Penumpang Gelap dalam RUU Tax Amnesty
- Rupiah Bergeming di Rp14.070 per Dollar AS
- Pengamat: Target Pajak 2016 Bikin Kita Berdarah-Darah
- Pengamat: Target Pajak 2016 Idealnya Rp1.220 Triliun
Bagikan
Berita Terkait
IHSG Anjlok Saat Reshuffle Kabinet, Begini Respons Menkeu Purbaya

Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

IHSG Meledak Tembus Rekor All Time High 8.000 Saat Prabowo Sampaikan Pidato Kenegaraan

Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat

Penguatan Rupiah Bakal Didorong Isu Suku Bunga

Tekanan Trump ke Bank Sentral Amerika Bikin Rupiah Menguat

Penundaan Tarif Trump Bikin IHSG Naik
