Kepala BNPT: Pemerintah Tidak Bisa Sendiri Menangani Teroris
Kepala BNPT Komjen PoL Tito Karnavian (Foto BNPT)
MerahPutih Nasional - Ancaman terorisme terhadap umat manusia, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak pernah selesai. Untuk itu, seluruh bangsa Indonesia harus bekerjasama untuk menangani terorisme.
“BNPT bisa menjadi leading sector dalam mendorong strategi pencegahan terorisme. Baik penegakan hukum, derakalisasi, pendekatan, rehabilitasi, dan lain-lain. Dan hari ini adik-adik setelah menjadi duta damai diharapkan tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tapi kita harapkan memahami, menyebarkan, dan melakukan rekrutman kepada netizen lain untuk menjadi duta damai. Dengan demikian, nantinya akan muncul komunitas yang dominan untuk mengkonter propaganda kelompok radikal melalui dunia maya,” ujar Kepala BNPT Komjen Pol. Tito Karnavian saat membuka secara resmi kegiatan Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Jakarta di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (14/6) seperti dikutip dari keterangan pers.
Komjen Tito Karnavian melanjutkan sosial media itu biasanya digeluti oleh orang-orang yang mempunyai hobi dan pemikir yang bagus. Itu telah dimanfaatkan kelompok teroris untuk melakukan propaganda dan melakukan aksinya. Karena itu mereka harus dilawan dengan orang yang hobi dan pemikira juga.
“Adik-adik semua inilah yang nantinya bisa membantu BNPT untuk melawan propaganda radikalisme melalui dunia maya. Umumnya yang melek teknologi itu orang-orang muda dan mereka juga menggunakan orang muda untuk berselancar di dunia maya sehingga tepat mereka dihadapkan dengan kelompok muda yaitu Duta Damai di Dunia Maya,” lanjut Komjen Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengungkapkan, mereka (teroris) menyebut dirinya cyber jihad sehingga kita harus bsa melakukan counter cyber jihad dengan cara paling lunak yaitu menyebarkan pesan-pesan paling toleran. Ia menilai ideologi hanya bisa dikalahkan dengan ideologi itu sendiri.
Selain itu, Ideologi itu tidak pernah mati dengan ditangani secara kekerasan. Terorisme dan kekerasan tiak akan mati kalau mereka dibunuh, sehingga perlu ada counter ideology. Ideologi kekerasan hanya bisa dikalahkan dengan ideologi tandingan.
“Paling gampang dengan toleransi empat pilar kebangsaan yaitu bhinneka tunggal ika, Pancasila, UUD 45, dan NKRI. Empat pilar itu perlu diintensifkan di dunia maya dengan berisi pesan damai antarumat beragama,” kata Komjen Tito.
Faktor kedua, lanjut Tito, adalah ideologi demokrasi. Ia menerangkan bahwa di banyak negara demokrasi cukup sukses. Tapi, sesuai konsep takfiri, karena demokrasi buatan manusia, mereka menganggap demokrasi tidak sah. Dari sinilah para duta damai di dunia maya bisa membawa dan mengangkat demokrasi untuk membangun Indonesia melalui sosial media.
“Pada level lebih tinggi lagi, kita harapkan teman-teman bisa moderasi atau counter narasi. Kelompok in punya narasi sendiri disertai ayat-ayat Al Quran yang artinya diputarbalik. Di Arab Saudi ada kelompok anak muda independen yang ahli IT. Mereka sukarela melakukan counter pemutarbalikkan ayat dan hadits itu. Kalau adik-adik sudah bisa begitu, tentu tingkatannya sudah naik dan pasti akan sangat berguna bagi bangsa dan negara ini,” pungkasnya.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme