Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Anak-anak

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 26 Mei 2016
Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Anak-anak

Ilustrasi (Image courtesy of worradmu at FreeDigitalPhotos.net)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Semua pihak harus peduli bahaya propaganda termasuk video berpaham radikalisme dan terorisme yang bisa berpengaruh pada anak-anak. Terlebih berbagai survei menggambarkan bahwa anak-anak makin dekat dengan tindakan radikal. Strategi komunikasi semua pihak harus diubah untuk mencegah mereka dari paham ini.

“Keluarga jelas tidak bisa tutup mata, informasi ini harus dikomunikasikan kepada anak, termasuk resikonya, sehingga anak juga paham,” kata staf pengajar ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio dalam keterangan tertulis, Kamis (26/5). Hal itu menanggapi video latihan senjata oleh anak-anak Indonesia dan Malaysia di Suriah yang dirilis beberapa web radikal minggu lalu.

Hendri juga menyoroti dunia pendidikan yang beberapa di antaranya sudah tersusupi paham pada kegiatan sekolah. “Nah dunia pendidikan tidak boleh terus retorika. Pembuat kebijakan harus menemukan strategi tepat menangkal ini,” kata Hendri. Karena itu menurut Hendri dunia pendidikan harus mengikuti rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai badan koordinasi masalah radikalisme dan terorisme.

Selain itu, komunikasi pemerintah tentang nilai-nilai asli Indonesia harus ditingkatkan dengan menggunakan cara-cara yang dapat diterima anak dan remaja zaman sekarang. Hendri juga mengatakan bahwa pendekatan kebudayaan dan seni masih elegan dilakukan. Pendekatan yang kaku dan pelarangan secara langsung sebaiknya disesuaikan dengan keadaan.

“BNPT menjadi dirigen penanggulangan paham radikal. Lembaga pemerintah lain pun harus mau mengikuti dan memberikan resources terbaik saat mengikuti arahan BNPT,” kata Hendri. Isu ini, menurutnya, tidak bisa diselesaikan dengan himbauan saja, harus ada ketegasan dengan  menggunakan pendekatan tepat kepada anak dan remaja.

Hendri juga menyoroti peran media massa. “Mereka harus mendukung program ini dengan tidak membantu menyebarkan berita atau informasi yang terkait propaganda. Cukup informasi cover bothside yang bisa ditampilkan,” katanya. Sehingga menurutnya, semua pihak harus peduli pada bahaya propaganda radikalisme.

Sementara itu, guru besar sosiologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah, Prof. Dr. Bambang Pranowo juga menyatakan bahwa intensitas anak-anak juga makin dekat dan permisif dalam hal tindakan radikal. “Survey yang pernah kami lakukan 5 tahun lalu, menunjukkan bahwa anak-anak menyetujui tindakan radikal,” kata Prof Bambang. Menurutnya ini membutuhkan perhatian banyak pihak, tidak hanya pemerintah.

Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), yang dipimpin oleh Prof Dr Bambang Pranowo yang dilakukan pada Oktober 2010 hingga Januari 2011, mengungkapkan hampir 50 persen pelajar setuju tindakan radikal.

Data itu menyebutkan 25 persen siswa dan 21 persen guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi. Sementara 84,8 persen siswa dan 76,2 persen guru setuju dengan penerapan Syariat Islam di Indonesia. Jumlah yang menyatakan setuju dengan kekerasan untuk solidaritas agama mencapai 52,3 persen siswa dan 14,2 persen membenarkan serangan bom.

BACA JUGA:

  1. Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal
  2. Solidaritas Kemanusiaan Harus Transparan Agar Tak Salah Sasaran
  3. Masyarakat Diminta Cermat Menyumbang #SaveAleppo
  4. Prof Murodi: Yang Ingin Mengganti Pancasila, Silakan Keluar dari NKRI
  5. Pancasila dan Islam Sejiwa, Pemerintah Jangan Ragu Tindak Pelaku Teror

 

#Propaganda #Anak-anak #Badan Nasional Penanggulangan Terorisme #Teroris
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah
Saat serangan terjadi, misa sedang berlangsung di dalam gereja.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Dunia
Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS
AS kembali menetapkan Pyongyang sebagai "negara yang tidak kooperatif" dalam upaya global memerangi terorisme.
Wisnu Cipto - Senin, 19 Mei 2025
Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS
Bagikan