Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 24 Mei 2016
Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal

ilustrasi (istimewa)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Keluarga dan pendidikan dasar jadi pondasi kuat untuk mencegah anak dari propaganda radikal. Orangtua harus peka terhadap lingkungan dan perkembangan si anak. Sekolah juga harus ajarkan ajaran-ajaran soal kedamaian dan kebaikan, dan bukan sebaliknya.

“Jika orang tuanya pecinta negara maka banyak hal yang harus dilakukan mereka untuk mencegah sang anak dari propaganda radikal. Jangan lupa keluarga dan pendidikan dasar adalah pondasi penting bagi perkembangan anak,” kata Psikolog Anak dan Keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Anna Surti Ariani, SPsi, MSi.,Psi kepada media, Selasa (24/5) mengomentari video yang memperlihatkan anak-anak Indonesia dan Malaysia sedang berlatih  menggunakan senjata di Suriah yang muncul minggu lalu.

Menurutnya, hal utama yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah anak dari propaganda radikal adalah membekali sang anak dengan kemampuan berpikir kritis, sehingga tak mudah percaya dengan informasi yang ia dapatkan dari orang lain. 

“Ini penting karena anak biasanya menerima mentah-mentah apa yang dikatakan orang lain,” katanya. 

Selanjutnya, dia menyarankan agar orangtua selalu jalin kedekatan dengan anak, sehingga anak nyaman bicara dengan keluarga. Orangtua juga harus selalu kenali teman-teman anak-anak. “Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dan carikan aktivitas positif buat mereka. Termasuk perubahan yang dialami anak-anak, misalnya anak jadi semakin kasar, atau terus protes pada kebijakan pemerintah yang disiarkan televisi, atau menganggap paham radikal tertentu sebagai hal yang benar,” kata Anna Surti.

Anna juga minta para orangtua untuk memperhatikan benda-benda yang dimiliki para, apakah ada yang terlihat terlalu ekstrim, misal terlalu sama dengan pihak tertentu, atau selalu mengenakan benda-benda-benda tertentu. 

Di sisi lain, Dr.MAg. Zubair yang menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Adab dan Ilmu Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan bahwa video itu adalah satu bentuk propaganda untuk memperlihatkan bahwa anak-anak juga bisa dekat dengan kekerasan, dan itu tidak berlaku di Indonesia yang mengutamakan kedamaian dalam perbedaan dalam menjalankan agama.

“Video itu jelas-jelas adalah propaganda untuk mengajak anak-anak ikut dalam kegiatan radikal tanpa mengetahi konteksnya. Padahal agama selalu mengajarkan kedamaian dan harmoni,” kata Zubair. Ini menurutnya,  harus jadi perhatian bersama karena bisa saja video itu lolos dan dipertotonkan ke sekolah-sekolah dasar  tanpa ada pihak yang bisa mencegah.

 “Saya pernah menyaksikan sebuah sekolah dasar memutar sebuah tayangan perang di Palestina yang penuh kekerasan dan banyak melibatkan anak-anak,” kata Zubair.

Hal-hal inilah yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan keluarga. 

“Kementrian  Agama dan  Kementrian Pendidikan harus punya mekanisme control terhadap tayangan dan content yang diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sehingga anak-anak bisa terbebas dari propaganda radikal,” kata Zubair.  

Zubair tak menampik jika keluarga adalah hal terpenting untuk menghindarkan anak-anak dari propaganda radikal.  

“Keluarga adalah hal penting untuk mencegah propaganda itu karena keluarga adalah pihak terdekat dengan sang anak,” katanya.

BACA JUGA:

  1. Solidaritas Kemanusiaan Harus Transparan Agar Tak Salah Sasaran
  2. Masyarakat Diminta Cermat Menyumbang #SaveAleppo
  3. Prof Murodi: Yang Ingin Mengganti Pancasila, Silakan Keluar dari NKRI
  4. Pancasila dan Islam Sejiwa, Pemerintah Jangan Ragu Tindak Pelaku Teror
  5. Pancasila Harus Diterapkan dalam Setiap Sendi Kehidupan

 

#Radikalisme #Propaganda
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Satgas Operasi Madago Raya melibatkan 253 personel termasuk anggota TNI/Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2024
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Indonesia
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Tahapan paparan paham radikal dimulai dari kegagalan menyikapi perbedaan hingga berpotensi menjadi radikalisme.
Dwi Astarini - Kamis, 25 Juli 2024
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Indonesia
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Zulfikar Sy - Jumat, 08 September 2023
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Indonesia
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengingatkan warga untuk menghindari radikalisasi di media sosial dengan menerapkan metode berpikir kritis.
Mula Akmal - Jumat, 04 Agustus 2023
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Indonesia
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
ASN lingkungan Pemprov DKI Jakarta mendapat arahan khusus terkait pencegahan penyebaran paham radikalisme menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Zulfikar Sy - Senin, 06 Maret 2023
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Indonesia
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Suhu perpolitikan tanah air mulai memanas jelang Pemilu 2024. Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT) mengingatkan seluruh elemen bangsa soal potensi peningkatan gerakan radikal menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mula Akmal - Minggu, 20 November 2022
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Indonesia
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Mahfud mengatakan tindakan tersebut membuktikan bahwa radikalisme masih ada di Indonesia.
Andika Pratama - Jumat, 28 Oktober 2022
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Bagikan