Anak Perlu Dibekali Pendidikan Bahaya Radikalisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 03 Juni 2016
Anak Perlu Dibekali Pendidikan Bahaya Radikalisme

Siswa sekolah ISIS (Foto: Facebook/Frontline)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Penyebaran paham radikalisme dan terorisme kepada anak-anak kian gencar. Oleh karena itu, pendidikan tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme perlu diberikan sejak dini.  

"Anak punya hak dilindungi dari propaganda radikalisme dan terorisme. Harus ada perlindungan khusus,  melalui edukasi (pendidikan) soal ideologi dan nilai nasionalisme. Bentuknya bisa macam-macam, bisa melalui kurikulum pelajaran sekolah mulai usia dini, ataupun sosialisasi pemahaman ancaman paham radikalisme dan terorisme kepada orang tua," ujar Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Maria Advianti, SP kepada media di Jakarta, Jumat (3/6).

Seperti diketahui, anak-anak telah dieksploitasi kelompok penganut paham kekerasan dan terorisme, khususnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dalam propaganda-propaganda di dunia maya. Bahkan dari beberapa video propaganda itu, ISIS jelas-jelas menjadikan anak Indonesia sebagai target untuk direkrut masuk dalam jaringan mereka. 

Menurut Maria Advianti,  ini sangat menyedihkan karena anak-anak itu masih  hijau dan tidak seharusnya dijadikan 'sandera' dalam penyebaran paham kekerasan dan terorisme itu. Kondisi itulah yang mengharuskan pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai koordinator pencegahan terorisme di Indonesia, bisa memberikan perlindungan anak dari penyebaran paham tersebut.

"Anak yang telah menjadi korban indoktrinasi radikalisme memerlukan rehabilitasi untuk mengkoreksi nilai-nilai ideologi terorisme yang telah diserapnya selama masa inkubasi. Upaya rehabilitasi bagi anak korban propaganda kekerasan dan terorisme itu jadi penting dalam mencegah terjangkitnya 'virus' ini ke anak-anak," kata Maria.

Maria menambahkan, tidak perlu kurikulum khusus dalam melakukan pencegahan terhadap radikalilisme, karena bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran budi pekerti, agama, atau yang terkait. "Pastinya sangat perlu materi pencegahan terorisme ada di sekolah-sekolah," lanjut Maria. 

Sementara itu, guru besar Ilmu Tasawuf Universitas Islam Negeri (UNJ) Jakarta, Prof Dr Asep Usman Ismail , MA memberi pendapat soal mencegah paham radikalisme di kalangan anak dan pelajar. “ Ada beberapa strategi untuk mencegah paham radikal di kalangan pelajar. Pertama, tercantum atau ada pelajaran khusus pendidikan anti kekerasan. Kedua, masuk dalam semua pelajaran, agama, sejarah, IPS, dll, ” kata Prof Asep. 

Ketiga menurutnya adalah menciptakan lingkungan yang bebas dari tindakan kekerasan di sekolah. “Jadi di sekolah guru-guru bisa mengajar pelajara dengan baik, pelajar bisa melakukan berdialog bahkan protes dengan santun. Dengan benih yang bisa menumbuhkan radikalisme bisa dibuang sejak di sekolah,” imbuh Prof Asep.

Asep juga mengatakan bahwa pencegahan radikalime memang hal mendasar, karena itu penyakit. “Cara mengatasi itu bisa berupa tindakan preventif dan kuratif,” katanya. Dia menekankan juga bahwa tindakan pencegahan itu harus dari dini, yaitu akar. Akar pencegahan radikalisme sebenarnya dari keluarga, kemudian sekolah. 

BACA JUGA:

  1. Pengamat: Benahi Isi Pelajaran Agama Agar Pelajar Tidak Radikal
  2. Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Anak-anak
  3. Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal
  4. Solidaritas Kemanusiaan Harus Transparan Agar Tak Salah Sasaran
  5. Prof Murodi: Yang Ingin Mengganti Pancasila, Silakan Keluar dari NKRI

 

#Anak #ISIS #Terorisme #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
KPAI sudah tiba di Polda Metro Jaya sejak pagi tadi untuk mengawasi proses pemeriksaan terhadap ratusan anak yang diamankan karena terlibat unjuk rasa depan Gedung.
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
Berita Foto
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Anak-anak dengan penuh keceriaan mengikuti pawai karnaval HUT ke-80 Republik Indonesia di Kawasan Juraganan, Grogol Utara, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Indonesia
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Bagikan