Faisal Basri Kecewa dengan Pemberitaan Media Mengenai Petral


Pertamina Energy Trading Limited (Petral) (www.petral.it)
MerahPutih Bisnis - Pemerintah telah membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, audit investigatif dilakukan terhadap Petral.
Seperti diketahui Petral telah selesai diaudit dan hasilnya akan diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apa pendapat mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri?
"Kok beritanya gitu-gitu saja, saya tidak mau ngomong," kata Faisal ketika ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Sabtu (14/11). Faisal enggan memberikan pernyataan apapun terkait hal tersebut. Padahal sebelumnya Faisal bersemangat kalau menceritakan kasus Petral.
Saat memimpin Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal menemukan keganjilan dalam menentukan harga BBM dan proses tender tidak transparan. Namun, Faisal menyatakan Tim Reformasi Tata Kelola Migas sebenarnya tak pernah merekomendasikan agar Petral dibubarkan, meskipun hal itu dinilainya bagus. Berdasarkan temuan tim, Faisal membeberkan setelah Petral dibubarkan negara menghemat dana hingga US$1,41 per barel. Kalau dikalikan dengan produksi minyak per hari sekira 600 ribu barel per hari maka secara total penghematan yang dilakukan sebesar US$900 ribu per hari.
Dalam bagian terpisah, Faisal mengatakan calo mafia migas masih berkeliaran di Indonesia meski Petral sudah dibubarkan.
"Sudah bukan rahasia lagi, anak usaha Pertamina itu justru bekerja sebagai calo pengadaan BBM untuk negara. Di situ menjadi sarang mafia, yang pada gilirannya menjadi benalunya aset negara, sedangkan mafia migas juga masih berkeliaran," kata Faisal di Surabaya, Rabu (11/11) malam lalu.
Faisal mengungkapkan setiap hari Pertamina membeli devisa dari perbankan sebesar 150 juta dolar AS per hari untuk menjalankan bisnis minyak yang banyak bertransaksi dengan dolar, sedangkan ketika impor minyak masih dilakukan oleh Petral bisa memperoleh diskon harga antara 0,3 dolar AS sampai 1,3 dolar AS per barel. Pertanyaannya adalah kemana larinya diskon tersebut, karena jika impor sehari sebanyak 400 ribu--500 ribu barel sehari saja, maka bisa dikalikan.
"Salah satu kecurangannnya adalah pemenang tender harus National Oil Company (NOC), Namun fakta dan temuan menunjukkan banyak NOC pemenang tender tidak memiliki minyak sendiri, seperti Maldives NOC Ltd yang menjadi satu perusahaan dalam Daftar Mitra Usaha Petral, padahal Maldives tidak punya sumber minyak," lanjutnya.
Faisal berharap informasi hasil temuan Tim Reformasi Tata Kelola Migas dibuka ke publik karena sudah tidak ada rahasia lagi.
"Laporan ini ada dua bagian, salah satunya bagian utuh analisis yang berisikan sekitar 70--80 halaman dan lampirannya yang banyak sekitar 350 halaman. Sebaiknya semua laporan itu bisa dibuka dan bacanya yang benar agar tidak ada kesimpangsiuran," tandasnya.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) telah mengaudit Petral. Proses audit yang dilakukan melalui Kantor auditor global, KordhaMentha, dan berlangsung mulai 31 Mei hingga 30 Oktober 2015 tersebut memeriksa kegiatan bisnis Petral untuk periode 1 Januari 2012-31 Mei 2015 atau lebih dari 3 tahun.
Berdasarkan hasil audit ini, Pertamina dan tim audit independen menemukan kecurangan dalam proses pengadaan, kebocoran informasi rahasia dan pengaruh pihak eksternal yang memicu mahalnya harga crude oil (minyak mentah) dan BBM. (rfd)
BACA JUGA:
- Mafia Migas Dikhawatirkan Menyerang Balik Pasca Audit Petral
- BPK Ungkap Keterlibatan Pihak Ketiga di Balik Kasus Petral
- Kerugian Negara oleh Petral Akan Diproses secara Hukum
- Sudirman Said Beberkan Hasil Audit BPK terhadap Petral
- Setahun Jokowi-JK, Bubarkan Petral Hingga Beroperasinya TPPI
Bagikan
Berita Terkait
Bambang Tri, Terpidana Kasus Ijazah Palsu Jokowi Dibebaskan Bersyarat

KPK OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer, Jokowi: Saya Dukung Kerja KPK

Jokowi ‘Terpukau’, Langsung Kasih Dua Jempol untuk Prabowo Pasca Pidato Kenegaraan

Anggota DPR Harap 3 Presiden sebelum Prabowo Hadiri HUT ke-80 RI di Istana Negara

2 Wakil Ketua MPR Serahkan Undangan Sidang Tahunan ke Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi](https://img.merahputih.com/media/c8/76/71/c876717faa27e398e804f4ec5c8567c0_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi](https://img.merahputih.com/media/87/d4/c2/87d4c2f6df5e66141ccee3b8612dbf8b_182x135.jpeg)
Dilaporkan ke Polda DIY atas Dugaan Skripsi Palsu, Jokowi Endus Orang Besar yang 'Backup'

Ijazah SMA dan UGM Jokowi Disita Penyidik Polda Metro Jaya, Kuasa Hukum: Di Persidangan Akan Ditunjukan

Jokowi Bantah Perintahkan Kader PSI Unggah Ijazah Aslinya ke Media Sosial
