Mafia Migas Dikhawatirkan Menyerang Balik Pasca Audit Petral


Suasana Rig pengeboran minyak milik PT Pertamina di desa Sukadadi, Kecamatan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/10). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
MerahPutih Peristiwa - Pasca lembaga auditor Kordha Mentha melakukan audit di Petral dan telah menyerahkan hasil auditnya kepada pemerintah, maka pekerjaan berat dari pemerintah salah satunya adalah menghadapi perlawanan balik mafia migas. Selain pemerintah harus menyelesaikan rencana pembubaran Petral, justru tugas pemerintah paling besar sekarang adalah menghadapi serangan balik mafia migas. Mafia migas fight back diprediksi akan terjadi secara naluriah, mereka harus melindungi bisnis mereka.
"Di dalam laporan audit investigasi Petral yang dilakukan oleh Kordha Mentha atas Petral mencantumkan beberapa hal, dan salah satu poin paling menarik dalam laporan hasil audit investigasi tersebut adalah adanya intervensi dan pengaruh pihak luar (pihak ketiga) di dalam proses tender pengadaan minyak di Petral sehingga kelompok usaha yang memengaruhi tersebut dalam tiga tahun saja bisa mendapat kontrak pengadaan minyak senilai US$18 miliar, sebuah angka yang sangat fantastis dan luar biasa. Tentu jika persaingan sehat terjadi di Petral maka kami yakin kelompok usaha tersebut tidak akan bisa mendapatkan nilai pekerjaan sebesar itu," ujar Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean kepada merahputih.com (18/11) di Jakarta.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, EWI mengusulkan agar pemerintah melakukan dua langkah, yang pertama adalah corporate action dan kedua adalah legal action.
"Corporate action perlu segera ditempuh karena ini tidak perlu menunggu putusan pengadilan tapi merupakan domain yurisdiksi dari pemerintah dalam hal ini Direksi Pertamina," ujarnya.
Lebih lanjut, Ferdinand menyebutkan, corporate action yang dimaksud adalah memasukkan para perusahaan yang disebutkan dalam audit tersebut ke dalam daftar sanksi hitam perusahaan atau black list sesuai UU Persaingan Usaha Tahun 1999 dan bagi pejabat yang terlibat agar perusahaan menerapkan sanksi sesuai CGC Pertamina atau sesuai peraturan perusahaan. Hal tersebut dinilai sangat penting karena bisa dilakukan segera dan langsung berdampak pada kegiatan bisnis para mafia migas tersebut.
"Yang kedua adalah legal action, ini harus dicarikan jalan untuk bisa menuntut secara pidana perdata para perusahaan mafia migas tersebut tanpa pandang bulu," tambahnya.
Semua upaya ini, menurut Ferdinand, baik corporate action maupun legal action tentu akan berhadapan dengan perlawanan balik para mafia migas, ini harus diwaspadai. Bagaimana modus-modus perlawanan balik mafia migas tersebut, berikut pejabaran EWI satu per satu:
1. Membentuik opini publik bahwa hasil audit ilegal dan tidak sah
Pembentukan opini ini sangat penting bagi mafia migas yang bertujuan untuk mengugurkan hasil audit sehingga bila hasil audit tersebut gugur, maka selamatlah perusahaan para mafia migas tersebut dari daftar sanksi yang akan terjadi. Kemudian butuh waktu lagi untuk melakukan audit sehingga penindakan tidak jelas kapan bisa dilakukan. Hasil audit tersebut sudah sah karena memang Petral tidak wajib diaudit oleh BPK sebagai auditor negara mengingat petral adalah bukan BUMN tetapi anak usaha BUMN. Kemudian mafia migas juga akan membenturkan hasil audit Kortha Mendha dengan audit BPK sebelumnya yang menyatakan tidak ada masalah dalam prosedur tender di Petral
2. Menuduh pemerintah bekerja tidak benar
Para mafia migas ini juga akan melakukan tuduhan-tuduhan kepada pemerintah dalam hal ini presiden, menteri ESDM dan mentri BUMN bekerja tidak benar dan melakukan kesalahan atas pembubaran Petral, bahwa Petral tidak boleh dibubarkan. Argumennya seputar bahwa harga BBM tidak lebih murah sekarang daripada sewaktu Petral ada. Kemudian mafia migas akan berupaya menyerang menteri dengan pernyataan-pernyataan dengan target agar presiden memecat menteri yang sedang bekerja memberangus permainan mafia, dengan harapan mafia migas bisa menempatkan menteri baru yang bisa melindungi bisnis mereka. Ini strategi yang tentu bisa mereka lakukan dengan kuatnya jaringan dan logistik yang dimiliki mafia migas
3. Menuding pihak lain sebagai mafia
Perlawanan mafia migas ini juga akan berupaya menuding pihak lain sebagai mafia, ini sasarannya adalah untuk mengaburkan substansi, membentuk opini publik bahwa pihak yang bekerja untuk memberangus mafia migas justru dituding sebagai mafia sesungguhnya. Hal ini tentu dengan target agar pihak lain yang mereka sebut sebagai mafia justru akan menjadi sasaran publik dan kemudian mafia migas itu kembali bisa leluasa melakukan aktifitasnya. Misalnya, menuduh Sudirman Said adalah mafia, Ari Soemarno adalah mafia, dan lain-lain dengan target sesungguhnya adalah mengalihkan perhatian dari substansi sesungguhnya, terlepas dari apakah benar Sudirman Said dan Ari Soemarno sebagai mafia. Mafia migas ini juga akan memunculkan nama-nama lain untuk pembentukan opini bahwa mafia migas bukanlah mereka akan tetapi nama-nama yang akan mereka sebut, sehingga opini publik jadi kabur dan tidak lagi fokus pada hasil audit yang justru sudah jelas menyebut perusahaan yang terlibat dalam pengaturan tender di Petral
4. Melakukan teror secara psikis dan fisik
Kesadisan mafia migas yang punya dukungan logistik besar, tentu akan mampu melakukan teror baik secara psikis maupun secara fisik kepada pihak-pihak yang sedang bekerja memberangus praktek-praktek mafia migas dengan berbagai ancaman. Teror dan ancaman baik secara psikis dan fisik merupakan senjata ampuh untuk membungkam pemberantasan mafia migas
"Ke empat poin di atas harus dicermati oleh publik dan pemerintah supaya kita bisa jelas melihat pertarungan mafia di sektor migas ini. Untuk itu, kami mendesak pemerintah agar serius melakukan tindakan konkret dengan menerapkan sanksi tegas kepada perusahaan yang terindikasi sebagai mafia migas sebagaimana laporan hasil audit investigasi Petral. Segera melakukan penindakan dengan langkah corporate action untuk menunjukkan bahwa memang pemerintah ini bukan sekedar berbasa-basi dalam pemberantasan mafia migas ini. Jika pemerintah tidak berani melakukan tindakan corporate action artinya memang dapat kita simpulkan bahwa pemerintah ini cuma sekedar melakukan pencitraan dan mengaburkan seluruh substansi. Kami mendukung pemerintah melakukan tindakan tegas terhadap mafia migas tanpa pandang bulu," pungkas Ferdinand Hutahahean. (aka)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ajukan Praperadilan, MAKI Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Petral dan SKK Migas

Ferdinand Hutahaean Akui Maju jadi Caleg PDIP Gantikan Effendi Simbolon
