DPR Dalami Motif CIA Ungkap Peristiwa 30 September 1965

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Rabu, 23 September 2015
DPR Dalami Motif CIA Ungkap Peristiwa 30 September 1965

Gedung MPR DPR DPD (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Politik - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) memastikan akan segera memeriksa sekaligus mendalami dokumen Badan Intelijen Amerika Serikat (Central Intelligence Agency) terkait kejadian politik di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1965.

"Saya kira kita akan dalami apa kepentingan Amerika Serikat publikasikan memo rahasia itu," kata anggota Komisi III Sarifuddin Sudding saat dijumpai Merahputih.com di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/9).

Pada Rabu pekan lalu CIA merilis dokumen rahasia di delapan negara-negara di dunia. Dalam dokumen yang dikeluarkan secara resmi posisi Indonesia berada pada urutan pertama. Laporan yang diberi nama Brifing Harian Presiden (President's Daily Brief/PDB) ini membahas dinamika politik di Indonesia termasuk gerakan kudeta dan kontra kudeta yang dilakukan sejumlah perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Terbitnya dokumen rahasia tersebut membuat kehebohan di tanah air. Sebab dalam dokumen tersebut nama Jenderal Soeharto di sebut-sebut. Presiden Soeharto digambarkan sebagai jenderal TNI yang melakukan gerakan kontra kudeta. Dokumen tersebut juga menjelaskan sepak terjang dan  gerakan kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Meski mengaku sudah membaca sebagian dokumen rahasia berlabel "Top Secret" namun Sudding belum mau mengambil kesimpulan atau berspekulasi terkait publikasi dokumen tersebut.

Saat ditanya apakah kemunculan dokumen rahasia itu akan mengganggu stabilitas nasional atau berpotensi memecah belah persatuan di tanah air ia juga belum mau menanggapi dengan serius. Ia hanya memastikan dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan penelitian terhadap kebeneran informasi dalam dokumen tersebut.

"Ya saya kira kita lihat dulu apa motifnya," tandasnya.

Seperti diberitakan Merahputih.com sebelumnya, jelang setengah abad peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) Badan Intelijen Amerika (Central Intelligence Agency/CIA) membeberkan dokuman rahasia dalam kurun waktu 1961-1969 pada Rabu (16/9) termasuk di dalamnya kejadian Gerakan 30 September 1965 yang terjadi di Indonesia. Memo tersebut dikenal dengan sebutan President's Daily Brief/PDB.

Dalam memo yang dicap 'Top Secret' pada tanggal 1 Oktober 1965 posisi Indonesia berada pada urutan pertama. Kemudian disusul tujuh negara lainnya, yakni Vietnam Selatan, Republik Dominika, Kuba, Brasil, Perancis, Mesir dan Yunani.

Khusus untuk Indonesia dinamika politik yang terjadi saat itu sangat membingungkan. Semua kejadian yang akan berlangsung mendatang tergantung pada kondisi Presiden Sukarno. Jika Bung Karno meninggal maka atau berada dalam kondisi sakit dipastikan akan meletus perang saudara.

"Hal lain yang akan terjadi adalah lepasnya Pulau Sumatera dari dominasi Jawa," demikian keterangan CIA. (Mad)

BACA JUGA:  

  1. DPR Belum Terima Draft RUU KKR 
  2. Pengamat Politik: Soeharto Bukan Dalang G30SPKI 
  3. Kemunculan Atribut PKI Berpotensi Kuat Gerus Ideologi Pancasila 
  4. Instabilitas Politik dan Ekonomi Jadi Pemicu Munculnya Isu PKI? 
  5. Dokumen G30S Dipublikasikan, CIA Sebut Nama Soeharto

 

 

 

#Liputan Khusus #Central Intelligence Agency #G30S/PKI #Soeharto
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, dari Prajurit PETA hingga Presiden 32 Tahun
Presiden ke-2 RI Soeharto akan diumumkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Simak perjalanan hidup, karier militer, masa kepemimpinan, hingga kontroversinya selama 32 tahun memerintah Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Baru Saja
Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, dari Prajurit PETA hingga Presiden 32 Tahun
Indonesia
Prabowo Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto di Hari Pahlawan 2025
Mensesneg Prasetyo Hadi memastikan dari daftar Pahlawan Nasional baru itu terdapat nama Presiden ke-2 Soeharto.
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Prabowo Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto di Hari Pahlawan 2025
Indonesia
Mensos Sebut Soeharto Penuhi Syarat Jadi Pahlawan Nasional, Ajak Publik Ingat yang Baik-Baik
Gus Ipul juga mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para tokoh bangsa dengan cara yang bijak, sambil mencatat kekurangan agar tidak terulang di masa depan
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Mensos Sebut Soeharto Penuhi Syarat Jadi Pahlawan Nasional, Ajak Publik Ingat yang Baik-Baik
Indonesia
Citra Pembatasan Kebebasan Demokrasi hingga Isu KKN, Alasan Soeharto Ditolak Jadi Pahlawan Nasional
Riset itu mengungkap ada kelompok yang tak mendukung Soeharto menjadi pahlawan nasional.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Citra Pembatasan Kebebasan Demokrasi hingga Isu KKN, Alasan Soeharto Ditolak Jadi Pahlawan Nasional
Indonesia
Soeharto Diusulkan Pahlawan Nasional, Titiek Sebut Satu Fraksi DPR Menolak
Ia menyambut baik dan mengaku bersyukur atas semakin menguatnya dukungan masyarakat terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Soeharto Diusulkan Pahlawan Nasional, Titiek Sebut Satu Fraksi DPR Menolak
Indonesia
Soal Usulan Soeharto Jadi Pahlawan, Putri Gus Dur: Ada Jejak Panjang Pelanggaran HAM hingga Korupsi
Aktivis Jaringan Gusdurian, Anita Wahid, bicara soal usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Soal Usulan Soeharto Jadi Pahlawan, Putri Gus Dur: Ada Jejak Panjang Pelanggaran HAM hingga Korupsi
Indonesia
Hasil Survei LSI Denny JA: Soeharto Jadi Presiden RI yang Paling Disukai
Hasil survei LSI Denny JA mengungkapkan, bahwa Soeharto menjadi Presiden RI yang paling disukai publik.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Hasil Survei LSI Denny JA: Soeharto Jadi Presiden RI yang Paling Disukai
Indonesia
Wacana Soeharto Pahlawan Dinilai Menampar Sejarah Kebebasan Pers
Di bawah kekuasaan Soeharto, pers kehilangan kebebasannya karena dikontrol ketat oleh pemerintah.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
 Wacana Soeharto Pahlawan Dinilai Menampar Sejarah Kebebasan Pers
Indonesia
AJI dan ELSAM Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Diktator dan Pelanggar HAM!
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ELSAM menolak tegas usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Mereka menilai Soeharto tidak layak karena rekam jejak pelanggaran HAM dan praktik korupsi selama Orde Baru.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 08 November 2025
AJI dan ELSAM Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Diktator dan Pelanggar HAM!
Indonesia
Gelar untuk Soeharto, Legislator PDIP: Pahlawan Sejati tak Bawa Duka bagi Rakyatnya
Pahlawan seharusnya tak memiliki ‘cacat’ atau sejarah kelam.
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Gelar untuk Soeharto, Legislator PDIP: Pahlawan Sejati tak Bawa Duka bagi Rakyatnya
Bagikan