Pengamat Politik: Soeharto Bukan Dalang G30SPKI


Mantan Presiden Soeharto (Foto/Twitter @HMSoeharto1921)
MerahPutih Politik - Negara Kesatuan Republik Indonesia berusia 70 tahun. Dalam rentang waktu yang panjang ini, masih tersisa tragedi yang sampai kini tetap jadi misteri. Salah satunya ialah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30SPKI).
Fakta ihwal Gerakan 30 September banyak terkait dengan dua tokoh besar, yakni Sukarno dan Soeharto. Sebagian besar masyarakat berpendapat Soeharto ialah dalang di balik peristiwa PKI untuk menggusur jabatan presiden. Sebagian pendapat, ada yang beranggapan Sukarno lah yang menginginkan PKI itu ada di Indonesia.
Pengamat politik dan salah satu pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Harry Tjan Silalahi mengungkapkan, Soeharto bukan dalang tragedi G30SPKI. Ia mengakui sebagian orang yang tidak senang dengan Soeharto sengaja membuat analis demikian.
"Begitu juga yang tidak senang dengan Sukarno, sebetulnya ini ulah Bung Karno. Tapi saya kira PKI ambil kesempatan ini dan salah hitung. PKI tidak seluruhnya PKI, ketuanya dipengaruhi biro khusus yang salah perhitungan," kata Tjan kepada Merahputih.com di ruang kerjanya, Jakarta, Rabu (22/9).
Tjan memaparkan, sebagai orang yang memiliki kekuatan politik banyak yang ingin mendekati Sukarno. Termasuk ABRI dan Soeharto. Namun, Sukarno punya rencana sendiri dengan militer Angkatan Darat (AD). Selain itu, Soeharto saat itu tidak punya keinginan untuk merebut kekuasaan. Menurutnya, wajar ketika diberi amanah untuk menjalankan pemerintahan lalu mengkonsolidasi kekuatan.
"Soeharto tidak pernah merebut kekuasaan pada waktu itu. Saya tidak tahu setelah setahun, dua tahun berkuasa konsolidasi kekuatan itu sudah barang tentu dalam rangka melakukan tanggung jawab. Saya menilainya logis, yang diserahi tugas tentu saja konsolidasi kekuatan supaya dijalankan dengan baik," kata mantan aktivis pergerakan mahasiswa dan pemuda 1965/1966 itu.
Saat ditanya soal laporan Agen Intelijen Amerika Serikat (Central Intelligence Agency/CIA) terkait peristiwa 1965, Tjan mengaku belum membacanya. Namun, dia memastikan pada waktu itu semua pihak mendukung Sukarno, kecuali hanya beberapa kelompok kecil.
"Begitu juga DN Aidit (Ketua CC PKI), mendukung Sukarno, bahkan PKI telah banyak yang meninggalkan ajaran Marxisme Leninisme. Tapi lebih mengikuti Sukarno. Tapi ada perbedaan antara ABRI yang dipimpin pak Achmad Yani dari AD dan PKI, ada perbedaan mereka bahkan bertentangan waktu itu," tandas Tjan.
Namun, lanjut Tjan, Sukarno saat itu ingin mencari titik keseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Dalam mencari titik keseimbangan inilah Sukarno mengalami kebuntuan.(mad)
Baca Juga:
Kemunculan Atribut PKI Berpotensi Kuat Gerus Ideologi Pancasila
Instabilitas Politik dan Ekonomi Jadi Pemicu Munculnya Isu PKI?
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto

Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis

Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP

Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto

Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!

Polemik Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Setara Institute Khawatir soal Kebangkitan Orba

Rencana Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Tuai Polemik, Mensos: Wajar, Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihan

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Titiek: Jasanya Begitu Besar

Respon Istana Soal Pengusulan Mantan Presiden Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Semua Punya Jasa

Golkar Hargai Usulan Mantan Presiden Soeharto Raih Gelar Pahlawan Nasional
