Setahun Pemerintahan, Sektor Ekonomi Jadi Kegagalan Jokowi-JK


Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (22/3). (Foto: Antara/Andika Wahyu)
MerahPutih Bisnis - Usia pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memasuki satu tahun. Selama itu, beberapa pencapaian berhasil diraih namun tidak sedikit kegagalam target yang ingin dicapai.
Setelah dilantik pemerintah langsung berlari kencang lewat pembangunan infrastruktur. Sejumlah proyek pembangunan yang mangkrak di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono berhasil diselesaikan. Seperti, proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan di Provinsi Jawa Barat yang selesai pembangunannya dan resmi beroperasi pada 12 Juni 2015. Lalu, Jembatan DR Ir Soekarno di Manado, Provinsi Sulawesi Utara yang rampung pekerjaannya dan diresmikan pada 28 Mei 2015.
Proyek Jembatan Merah Putih di Ambon, Provinsi Maluku yang hingga saat ini telah menunjukkan perkembangan 90,8 persen. Bendungan Jatigede di Provinsi Jawa Barat sudah mulai diisi pada 31 Agustus 2015, Bendungan Nipah di Provinsi Jawa Timur yang siap digenangi November 2015, Bendungan Bajul Mati di Provinsi Jawa Timur.
Pembangunan Jembatan Tayan di Provinsi Kalimantan Barat dengan perkembangan konstriksi fisik yang sudah mencapai 96 persen.
Di bidang penegakan hukum dan hak asasi manusia, Jokowi menunjukkan sikap tegas dengan mengeksekusi mati bandar narkoba meski dibayangi ancaman dan tekanan dari pemerintah Australia dan Brasil. Dalam pemberantasan Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing, sikap tegas Jokowi mulai membuahkan hasil. Tangkapan nelayan naik pascapemberantasan Illegal Fishing.
Namun, sektor ekonomi menjadi catatan buruk pemerintahan yang baru berjalan seperlima periode ini. Ketidakpastian ekonomi nasional akibat pengaruh global membuat target pertumbuhan mengalami beberapa kali revisi.
Pada Januari 2015, Jokowi menyatakan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 ini bisa mencapai 5,8 persen. Dalam tiga tahun pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7 persen. Target ambisius itu meleset. Pada kuartal I dan kuartal II-2015 pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen, yakni berkisar di level 4,71 persen dan 4,67 persen.
Kendati demikian, dengan percaya diri Jokowi mengklaim pertumbuhan ekonomi akan meroket pada bulan September hingga akhir tahun 2015.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi pada 5 Agustus lalu. Tapi, lagi-lagi pertumbuhan ekonomi meleset. Pada 25 Agustus 2015, BI kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 4,7-5,1 persen dari sebelumnya, 5-5,4 persen.
Baik Jokowi maupun JK, dalam evaluasi satu tahun pemerintahan tak menampik kondisi perekonomian di luar negeri turut mempengaruhi. Pemerintah berusaha keras bertahan. Lewat serangkaian paket ekonomi, pemerintah berharap pertumbuhan akan membaik setelah tiga tahun.
Inilah PR pemerintahan Jokowi-JK ke depan. Di sisa waktu, empat tahun, masih banyak pekerjaan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk memulihkan kondisi perekonomian. (Luh)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pemimpin Keuangan G7 Soroti Tarif Trump Bikin Naiknya Ketidakpastian Ekonomi Global

Penurunan PMI Manufaktur Dampak Kebijakan Proteksionis Global

Optimisme Besar Airlangga Jika Indonesia Mampu Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Tengah Gejolak Global

Sri Mulyani Sudah Siapkan Langkah Antisipasi The Fed Pangkas Suku Bunga
