BI Rate Turun, Daya Beli Masyarakat Meningkat

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 20 Oktober 2015
BI Rate Turun, Daya Beli Masyarakat Meningkat

Sejumlah pegawai menata uang sebelum didistribusikan di Cash Centre Bank BNI, Jakarta, Rabu (8/7). (Foto AntaraWahyu Putro A)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Keuangan - Daya beli masyarakat melemah akibat ketidakpastian ekonomi global. Pemerintah atau Bank Indonesia (BI) semestinya mendorong daya beli masyarakat dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate. 

"Dengan kondisi sekarang, prioritasnya meningkatkan daya beli masyarakat bawah. Salah satunya adalah menurunkan tingkat bunga," kata Guru Besar Cornell University, Iwan Jaya Azis di sela seminar "Mendalami Krisis Global dan Kebijakan Ekonomi Nasional" yang diselenggarakan Nawacita Institute di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (20/10).

Menurutnya, Bank Sentral harus menurunkan BI Rate, sebab meski memiliki dampak positif, tetapi penurunan tingkat suku bunga akan lebih berdampak signifikan.

"Kemungkinan dampak tingkat bunga tinggi itu lebih besar dari sekarang. Ada satu lagi, sementara harapan dampak positif cegah uang keluar itu penyebabnya lain. Jadi memang harusnya diturunkan," ujar pengajar di Universitas Indonesia itu. 

Alasan BI mempertahankan suku bunga karena khawatir dana asing akan keluar dinilai tidak tepat. Pasalnya, arus modal asing masuk ke Indonesia lantaran dipicu sentimen eksternal bukan lantaran daya tarik kondisi dalam negeri. 

Misalnya, kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menggelontorkan dolar untuk membeli aset-aset berharga (quantitative easing) guna mendongkrak ekonomi mereka.

"Bahwa tingkat bunga akan menarik modal dari luar, itu betul dengan kondisi biasa. Tapi ini kondisi tidak normal. Arus modal masuk merupakan push factor bukan pull factor," terang Iwan. (rfd)

BACA JUGA:

  1. Jika Deflasi, Ekonomi Asia Diperkirakan akan Semakin Sulit
  2. Ekonom Senior UI Ingin BI Rate Turun Bertahap
  3. Emil Salim Sebut Jokowi Ketiban Sial
  4. Setahun Jokowi-JK, Rupiah Dekati Rp13.700 per Dolar AS
  5. Ekonomi Melambat Akibat Kegagalan Diversifikasi
#Iwan Jaya Azis #BI Rate #Bank Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, meminta perbankan untuk lebih giat lagi dalam menyalurkan kredit usaha.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Sementara, suku bunga lending facility diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,5 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Indonesia
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Purbaya menyampaikan bahwa proses pencairan dana akan dilakukan segera setelah penandatanganan dilakukan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Ekonom mengungkapkan arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025, antara bertahan di level 5,25 persen atau turun, yang menunjukkan sinyalemen kebijakan moneter lebih longgar.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Indonesia
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut, Payment ID tunduk kepada aturan mengenai perlindungan data pribadi (PDP)
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 14 Agustus 2025
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Indonesia
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Melesatnya transaksi QRIS ini sejalan dengan peningkatan mercant QRIS, total ada 961.872 merchant. Untuk nominal transaksi QRIS ini menembus Rp 961,6 miliar dengan pertumbuhan 100,6 persen secara year on year (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Indonesia
Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025
BI memproyeksikan inflasi Jakarta akan berada dalam kisaran target 2,5% ± 1%
Angga Yudha Pratama - Senin, 11 Agustus 2025
Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025
Bagikan