Sektor Pertanian Dan Perkebunan Serap Banyak Tenaga Kerja


Petani memeriksa timun suri di daerah Pakuhaji, Tangerang, Banten, Senin (8/6). ANTARA FOTO/Lucky R.
MerahPutih Keuangan - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengklaim bahwa sektor perkebunan dan perikanan merupakan sektor yang dapat bertahan ditengah melemahnya ekonomi secara global yang berdampak terhadap perekonomian di Indonesia. Selain itu, sektor pertanian dan perkebunan juga banyak menyerap tenaga kerja sehingga jika sektor tersebut meningkat dapat mengurangi angka pengangguran.
Hal tersebut terlihat berdasarkan kalkulasi yang dilakukan oleh BPS. Dimana pertumbuhan kedua sektor tersebut mencapai lebih dari 8%, kuartal ke II lebih dari 7% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kita yang semester II yang hanya 4,68%.
"Kuartal pertama ini di bidang perikanan, pertumbuhannya mencapai lebih dari 8%, kuartal ke II lebih dari 7% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kita yang semester II yang hanya 4,67%," ujarnya di Jakarta, Selasa, (22/9).
Oleh sebab itu, Pemerintah harus memperkuat kedua sektor tersebut dengan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan yang strategis.
"Tugas kita saat ini yakni harus lebih memperkuat kedua sektor tersebut," pungkasnya. (rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil

Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria

Hari Tani Nasional, Petani Karanganyar Soroti Pemetaan Tanah Telantar hingga Subsidi Biaya Produksi

Regenerasi Petani Mendesak, Tantangan Lahan hingga Teknologi masih Membelit

Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan

Hari Tani Nasional, saatnya Dorong Kebangkitan dan Kemandirian Petani lewat Bibit Lokal

Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial

Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit

Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’

Jumlah Orang Miskin di Indonesia Sampai 23,85 Juta Orang, Turun Dibanding September 2024
