Pengamat: Pemerintah Tidak Serius Tangani Dampak El Nino

Rendy NugrohoRendy Nugroho - Rabu, 23 September 2015
Pengamat: Pemerintah Tidak Serius Tangani Dampak El Nino

Sejumlah warga bermain bola di tambak yang mengalami kekeringan di Galesong Selatan, Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/8). ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Keuangan - Ketua Perhimpunam Ekonomi Pertanian Indonesia, Bustanul Arifin, menilai bahwa Pemerintah tidak serius dalam menangani fenomena kemarau yang berkepanjangan atau el-nino. Hal tersebut melihat besaran stok beras Bulog saat ini yang hanya mencapai 1,7 juta ton. Mengingat untuk tahun ini, Pemerintah juga akan memberikan beras raskin ke-13 dan ke-14.

"Sebetulnya 1,7 juta ton itu saya kira tidak cukup, idealnya overall satu tahun itu 2,7 juta ton, sekarang kalau dibawah 2 juta ton apalagi sudah terpakai. Apalagi ingat ada raskin di bulan 13 dan 14 dalam kebijakan ekonomi," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa, (22/9).

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Produksi beras Angka Tetap (ATAP) BPS 2014 sebanyak 70,85 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan dalam Angka Ramalan I (ARAM-1) 2015, Indonesia akan meraih peningkatan produksi beras menjadi 75,55 juta ton GKG.

Melihat data tersebut, Bustanul mengaku ragu dengan data yang dikeluarkan oleh BPS itu. Bahkan Bustanul menilai, bahwa metode perhitungan yang digunakan oleh BPS salah. Sehingga membuat datanya kurang akurat

"Kalau saya dari awal memang meragukan dengan surplus itu. Karena menurut saya ada permasalahan di metode perhitungan," katanya.

Dia mengatakan ketidakakuratan data yang dimiliki oleh Pemerintah, memberikan resiko yang tinggi bagi masyarakat. Pasalnya dapat menyebabkan kelangkaan beras dan menyebabkan naiknya harga beras.

"Yang terjadi jika dampak kekeringan ini memang betul-betul nyata. Kalau ramalan kedua tidak seperti yang diramalkan mungkin impor. Tapi bahayanya kalau kita tidak antisipasi stok yang baik saya khawatir dengan lonjakan harga pada bulan Novemner dan Desember. Pada saat paceklik pada saat kita memang defisit dibawah," katanya.

Oleh sebab itu, dia meminta Pemerintah untuk benar-benar mencermati berapa sebenarnya kebutuhan beras dalam negeri.

"Karena kalau Pemerintah salah, artinya kita ada kesalahan besar selama ini. Yakni kesalahan estimasi, keasalahan perencanaan, kesalahan perhitungan dan terlalu menganggap enteng dahsyatnya dampak el nino," tandasnya. (rfd)

Baca Juga:

  1. Jokowi Gelar Rapat Dampak El Nino Terhadap Pangan
  2. Antisipasi Dampak El Nino, Pemerintah Tambah Kuota Beras Sejahtera
  3. Bangka Belitung dari Negeri Laskar Pelangi menuju Tanah Para Mafia
  4. Soal Rating, Presiden Jokowi: Konten Siaran Seyogyanya Bersifat Mendidik
  5. Presiden Jokowi Minta Lembaga Penyiaran Tidak Kejar Rating
#Musim Kemarau #Kemarau #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Rendy Nugroho

Berita Terkait

Lifestyle
Prakiraan Cuaca Indonesia 10–14 Agustus 2025: Hujan Masih Mengintai di Tengah Musim Kemarau
Prakiraan Cuaca Indonesia 10–14 Agustus 2025, hujan masih mengintai di tengah musim kemarau, selengkapnya dikutip dari BMKG
ImanK - Sabtu, 09 Agustus 2025
Prakiraan Cuaca Indonesia 10–14 Agustus 2025: Hujan Masih Mengintai di Tengah Musim Kemarau
Indonesia
Puncak Kemarau, Satuan Tugas Desk Penanganan Karhutla Siaga Hingga Agustus
Wilayah Sumatera bagian selatan, seperti Sumatera Selatan dan Lampung, masih berada pada periode puncak musim kemarau hingga Agustus mendatang.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Puncak Kemarau, Satuan Tugas Desk Penanganan Karhutla Siaga Hingga Agustus
Indonesia
Alasan Suhu di Bali Terasa Kering dan Dingin Sampai Agustus 2025
Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Alasan Suhu di Bali Terasa Kering dan Dingin Sampai Agustus 2025
Indonesia
Curah Hujan Tinggi Sampai 200 Milimeter Berpotensi Terjadi di Tengah Musim Kemarau Ini
Sementara suhu muka laut (Sea Surface Temperature/SST) di perairan Indonesia pada periode Juli hingga Desember 2025, secara umum diprediksi akan didominasi oleh normal .
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Curah Hujan Tinggi Sampai 200 Milimeter Berpotensi Terjadi di Tengah Musim Kemarau Ini
Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Indonesia
Gubernur Pramono Anung Pastikan Kesiapan Menghadapi Musim Kemarau yang Mundur dan Lebih Pendek
BMKG mengungkap sebagian besar wilayah di Indonesia masih berada pada kategori musim hujan, padahal berdasarkan kalender klimatologis, wajarnya musim kemarau sudah dimulai.
Frengky Aruan - Senin, 30 Juni 2025
Gubernur Pramono Anung Pastikan Kesiapan Menghadapi Musim Kemarau yang Mundur dan Lebih Pendek
Berita Foto
Hari Ini Jakarta Diguyur Hujan Deras Meski Memasuki Musim Kemarau
Sejumlah kendaraan menerobos hujan deras di Kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 23 Mei 2025
Hari Ini Jakarta Diguyur Hujan Deras Meski Memasuki Musim Kemarau
Indonesia
BPBD DKI Jakarta Perkuat Mitigasi Bencana dan Koordinasi Wilayah Jelang Musim Kemarau
Hal ini dipicu oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin dan Rossby
Angga Yudha Pratama - Rabu, 21 Mei 2025
BPBD DKI Jakarta Perkuat Mitigasi Bencana dan Koordinasi Wilayah Jelang Musim Kemarau
Berita Foto
Peralihan Musim Jabodetabek Masih Diguyur Hujan Lebat Meski Musim Kemarau
Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos hujan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (11/5/2025).
Didik Setiawan - Minggu, 11 Mei 2025
Peralihan Musim Jabodetabek Masih Diguyur Hujan Lebat Meski Musim Kemarau
Berita
Fakta Musim Kemarau 2025, Diperkirakan Terjadi Pada Juni hingga Agustus
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan beberapa wilayah yang diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus meliputi Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
ImanK - Senin, 14 April 2025
Fakta Musim Kemarau 2025, Diperkirakan Terjadi Pada Juni hingga Agustus
Bagikan