Pertamina Minta BI Tinjau Aturan Wajib Pakai Rupiah


Warga menunjukkan uang pecahannya yang telah ditukar pada layanan mobil kas keliling di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta, Kamis (2/7). (Foto Antara/Sigid Kurniawan)
MerahPutih, Keuangan-Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan ada beberapa transaksi yang memang harus menggunakan dolar AS. Oleh karena itu, ia meminta Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan kembali penerapan rupiah terhadap ekspor dan impor minyak dan gas bumi.
"Kami telah menyampaikan surat ke Bank Indonesia untuk bisa dipertimbangkan kembali karena ada beberapa pembelian yang harus menggunakan dolar," tuturnya seusai RDP dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (2/7).
Lebih lanjut, dia mengatakan penerapan rupiah juga akan berdampak pada pendapatan Pertamina. Sebab, pendapatan yang biasa dengan menggunakan dolar AS harus dikonversikan ke dalam bentuk rupiah. "Jadi kalau memang pendapatannya sudah dalam bentuk dolar tidak perlu lagi dikonversikan," katanya.
Menurut Dwi penerapan rupiah ini kurang efektif bagi sektor Migas. Karena, usaha sektor Migas lebih banyak dengan menggunakan dolar AS.
Namun, jika BI tetap pada kebijakannya dalam menerapkan rupiah. Perusahaan plat merah tersebut pun mau tidak mau harus ikut berpartisipasi juga dalam penggunaan rupiah.
"Kalau keputusan BI tetap maka Pertamina tentu harus melaksanakan ketentuan tersebut," pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, BI mengklaim bahwa kebijakan wajib menggunakan rupiah untuk transaksi di dalam negeri tidak akan membuat para pengusaha di sektor hulu migas dan pertambangan gulung tikar. Namun, kenyataannya hingga kini para pengusaha khususnya di sektor pertambangan dan Migas resah dengan PBI tersebut. (rfd)
Baca Juga:
Bambang Brodjonegoro: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Masih Lebih Baik dari Ringgit
Wajib Pakai Rupiah Hanya untuk Transaksi Domestik
Kewajiban Pakai Rupiah, BI: Perusahaan Tambang dan Migas Tidak akan Gulung Tikar
Kewajiban Penggunaan Rupiah Matikan Usaha Hulu Sektor Pertambangan
Bagikan
Berita Terkait
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Rupiah Melemah Imbas Penerapan Tarif Produk Indonesia 32 Persen Oleh Trump

Rupiah Menguat Didukung Sentimen Gencatan Senjata Israel dan Iran, Tapi Bakal Sulit di Bawah Rp 16.200 Per Dolar Amerika

Panasnya Konflik Iran-Israel Ancam Kantong Rakyat Indonesia, Rupiah Bisa Babak Belur?

Pelemahan Rupiah Ditahan Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat
