Pertahankan NKRI Tujuan Utama Didirikannya HMI

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Senin, 23 November 2015
Pertahankan NKRI Tujuan Utama Didirikannya HMI

Sejumlah aktivis HMI menggelar aksi unjuk rasa (Antara Foto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) XXIX yang berlangsung di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau cukup menarik perhatian banyak pihak. Mulai dari alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau sebesar Rp3 miliar, hingga pelaksanaan kongres yang berlangsung gaduh.

Kongres XXIX dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla di Hotel Labersa, Siap, Kabupaten Kampar pada Minggu (22/11) sedangka kegiatan Kongres XXIX dilaksanakan di Gelanggang Olahraga Remaja, Pekanbaru, Provinsi Riau pada 22-26 November 2015.

Agus Salim Sitompul dalam bukunya berjudul Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975 terbitan PT Bina Ilmu, Surabaya: 1976 menjelaskan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa independen yang didirikan pada tanggl 5 Februari 1947 di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tujuan utama didirikannya HMI adalah untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakat Indonesia serta menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Di awal revolusi fisik dan agresi militer Belanda HMI juga berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia namun tidak menggunakan nama HMI melainkan dengan nama Perhimpunan Perserikatan Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang dipimpin oleh Ahmad Tirtosudiro salah satu kader HMI.

Selanjutnya pada tahun 1948 saat meletus pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, PPMI juga berperan. PPMI membentuk Corps Mahasiswa (CM) dengan Hartono dan Ahmad Tirtosudiro sebagai Komandan dan wakil Komandannya.

Bersama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), pasukan Brigade Mobil (Brimob), PPMI berjuang memberantas pemberontakan PKI di Madiun. Dalam waktu dua minggu pemberontakan PKI di Madiun bisa ditumpas.

Panglima Besar Jenderal Sudirman yang juga Panglima TNI pertama dalam sebuah dies natalis HMI pertama di bangsal Kepatihan Yogyakarta tanggal 6 Februari 1948 memuji HMI. Dalam sambutannya Jenderal Besar Sudirman berkata bahwa HMI bukan hanya berarti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melainkan juga Harapan Masyarakat Indonesia.

Di sudut lain Greg barton dalam bukunya Gagasan Islam Liberal di Indonesia:Pemikiran Neo Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wahid, terbitan Paramadina, Jakarta: 1999 menjelaskan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang identik dengan semangat pembaharuan dan modernisasi.

Meski kerap dikaitkan dengan Partai Masyumi, namun bagi Greg Barton HMI adalah organisasi mahasiswa mandiri, independen dan tidak menjadi sayap dari partai politik tertentu, HMI dan Masyumi pernah terlibat konflik terbuka beberapa kali, namun hanya dua konflik yang menonjol.

Konflik pertama adalah sikap HMI yang setuju dengan Perjanjian Renville pada tahun 1947 padahal saat itu Masyumi menolak keras perjanjian Renville yang dianggap merugikan Indonesia yang baru merdeka.

Kemudian konflik kedua terjadi pada tahun 1953, saat itu Ketua Umum HMI Dahlan Ranuwihardjo menyetujui konstitusi sekuler untuk Indonesia, padahal Masyumi mati-matian menentang konstitusi tersebut.

"Hubungan HMI dengan Masyumi memang tidak pernah lepas dari badai," tulis Greg Barton.

Masih kata Greg, HMI adalah organisasi mahasiswa yang banyak mencetak pemikir-pemikir ulung yang mampu beradaptasi dengan dinamika dan semangat zaman. Sejumlah pemikir Islam terkemuka muncul dari rahim HMI sebut saja Deliar Noer, Mukti Ali, Harun Nasution dan Nurcholis Madjid.

Secara khusus Greg Barton menyoroti rekam jejak dan pemikiran Nurcholis Madjid yang dianggap sebagai pembaharu Islam. Greg menguliti berbagai tulisan dan pikiran yang disampaikan pemikir Islam yang akrab disapa Cak Nur.

Pada tahun 1968 Cak Nur menulis artikel berjudul Modernisasi ialah Rasionalisasi bukan Westernisasi. Kemudian pada tanggal 3 Januari 1970 Cak Nur menulis sebuah makalah berjudul "Beberapa Catatan Sekitar Masalah Pembaruan Pemikiran Islam". Ia menilai ide-ide yang dilontarkan Cak Nur itulah yang kembali membuka wacana dialektika pemikiran Islam Indonesia.

"Kehadirannya mampu mendobrak tatanan baru pola pemikiran Islam dengan menghadirkan suasana baru ketika berhadapan dengan teks Islam," tulis Greg.

BACA JUGA: 

  1. Kader HMI Asal Sulsel Mengamuk Saat Pembagian Nasi Bungkus
  2. Wapres JK: Rp3 Miliar APBD Riau untuk Kongres HMI Hal Biasa
  3. Fadli Zon: Jusuf Kalla Dibalik Laporan Sudirman Said atas Setya Novanto 
  4. Demo Jokowi, HMI Kerahkan 1000 Pasukan 
  5. Cerita Akbar Tandjung Saat Mahasiswa Bersama Adnan Buyung Nasution

 

#Jusuf Kalla #Kongres HMI Ke-29 #Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Jusuf Kalla bicara soal pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto. Menurutnya, jasa Soeharto lebih banyak dibanding kekurangannya.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Indonesia
Komisi II DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas Mafia Tanah dalam Kasus Lahan Jusuf Kalla
Komisi II DPR meminta pemerintah untuk menindak tegas mafia tanah di kasus lahan Jusuf Kalla.
Soffi Amira - Jumat, 07 November 2025
Komisi II DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas Mafia Tanah dalam Kasus Lahan Jusuf Kalla
Indonesia
Eks Wapres JK Murka Gara-Gara Mafia Tanah, Ini Duduk Perkaranya Versi Kepala BPN
Nusron Wahid buka suara terkait sengketa tanah seluas 16,4 hektare di Makassar, Sulawesi Selatan, yang memicu amarah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Eks Wapres JK Murka Gara-Gara Mafia Tanah, Ini Duduk Perkaranya Versi Kepala BPN
Indonesia
Eks Wapres JK Geram, Tanahnya di Makassar Jadi Korban Mafia Tanah
JK menegaskan klaim kepemilikan lahan seluas 16,5 hektare miliknya oleh pihak lain merupakan kebohongan dan rekayasa.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
Eks Wapres JK Geram, Tanahnya di Makassar Jadi Korban Mafia Tanah
Indonesia
Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar dan Arsjad Rasjid Serukan Perdamaian Dunia di Roma
Ketiganya membawa perspektif berbeda, tetapi saling melengkapi soal politik, spiritualitas, dan ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar dan Arsjad Rasjid Serukan Perdamaian Dunia di Roma
Indonesia
Cari Silfester Matutina Tak Ketemu, Jaksa Minta Tolong Pengacara Serahkan Jika Benar di Jakarta
Jaksa eksekutor Kejari Jaksel masih mengalami kendala dalam menemukan keberadaan terpidana Silfester Matutina.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Cari Silfester Matutina Tak Ketemu, Jaksa Minta Tolong Pengacara Serahkan Jika Benar di Jakarta
Berita Foto
Wapres Ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla Ikuti RDPU bahas RUU Pemerintahan Aceh
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla berjabat tangan dengan Ketua Baleg DPR, Bob Hasan (kanan) sebelum rapat dengar pendapat umum dengan Badan Legislasi (Baleg) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 11 September 2025
Wapres Ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla Ikuti RDPU bahas RUU Pemerintahan Aceh
Berita
JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit
Pengabdian petugas PMI sangat penting untuk kemanusiaan.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit
Indonesia
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Burhanuddin menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mencari terpidana tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Indonesia
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
JK berharap seluruh perguruan tinggi di Indonesia mulai menanamkan ideologi yang tepat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 27 Agustus 2025
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
Bagikan