Penjual Kopi Keliling Akibat PHK, Suyatno: Yang Penting Halal


Suyatno, penjual kopi keliling (Foto MerahPutih/Fadly)
MerahPutih, Megapolitan-Suyatno berkeliling menjajakan kopi di daerah Pasar Senen, Jakarta Pusat. Tiga bulan lalu Suyatno bekerja di pusat perbelanjaan mewah, Pacific Place yang ber-AC sebagai petugas cleaning service.
Kehidupan Suyatno tiba-tiba berubah total ketika dirinya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan alih daya yang mempekerjakannya. Suyatno yang tidak pernah mengecap pendidikan perguruan tinggi tidak paham arti depresiasi atau perlambatan ekonomi. Tapi, ia paham bahwa krisis ekonomi berdampak kepada pengurangan pegawai. Setelah Lebaran, Suyatno diberhentikan setelah bekerja selama dua tahun. Ia dipecat tanpa pesangon karena statusnya sebagai karyawan kontrak.
"Tadinya saya tidak pernah bikin masalah di perusahaan, pihak outsourcing juga menganggap kerja saya bagus, tiba-tiba setelah Lebaran saya diPHK," katanya dengan nada memelas saat dijumpai Merahputih.com di Jakarta, Jumat (18/9) lalu.
Setelah dipecat, Suyatno bekerja serabutan. Hal ini ia lakoni selama tiga bulan hingga akhirnya ia menjadi penjual kopi keliling.
Pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah 36 tahun silam ini tidak punya banyak pilihan. Menjadi penjual kopi keliling adalah pilihan yang harus dijalani untuk menghidupi keluarga.
"Dulu saya pernah kerja di pelabuhan, tapi gajinya kecil dengan jam kerja yang padat, tidak sebanding dengan jam kerja," tuturnya. Kemudian ia mengundurkan diri dan melamar ke perusahaan alih daya, sebagai petugas cleaning service di Pacific Place hingga akhirnya ia terkena PHK. Bagi Suyatno inilah roda kehidupan. "Yang penting halal, dan tidak merugikan orang lain," katanya singkat.
Sekarang Suyatno sudah tidak ingin bekerja sebagai cleaning service. Ia lebih memilih membuka usaha sendiri untuk bertahan hidup. Penghasilannya berjualan kopi keliling malah lebih tinggi dibandingkan saat bekerja sebagai cleaning service. Dalam sehari ia bisa membawa pulang Rp75 ribu sementara kalau sedang sepi ia hanya meraup Rp40 ribu per hari. "Harapan saya usaha terus maju dan berkembang, kalau kerja kantoran sudah tidak ada keinginan," tukasnya. (fdi)
Baca Juga:
- PHK Massal, Warga Tanah Tinggi Jakpus Jadi Tukang Parkir
- PHK Massal, Buruh Ancam Mogok Nasional
- PHK Massal Marak, Pengamat: Nawacita Jadi Nawasiksa
- Dampak Pelemahan Rupiah, 500.000 Pekerja Terancam PHK
- Ancaman PHK Massal di Depan Mata, Alasan Pemerintah Revisi PP No 60/2015
Bagikan
Berita Terkait
Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Bocah di Sukabumi Meninggal Dengan Kondisi Tubuh Dipenuhi Cacing, Ini Kata Kemensos

Penduduk Miskin Jakarta Naik, Gubernur Pramono Cari Penyebabnya

Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis

Donald Trump Tetapkan Tarif Impor 32 Persen, Gelombang PHK di Indonesia Diprediksi Naik

DPR Serius Antisipasi PHK Massal, Desak Pemerintah Ambil Langkah Konkret

Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia

Presiden Prabowo Diklaim Akan Umumkan Angka Garis Kemiskinan Baru, Merujuk Perhitungan Bank Dunia?

DPR Soroti Bencana 'Bekasi Pasti Kerja': Saat 25.000 Harapan Bertemu 3.000 Lowongan

China Bakal Berikan Pendidikan Vokasi Bagi Masyarakat Miskin Indonesia, Termasuk Korban PHK
