Pengamat: Ini Penyebab Pertamina Rugi


Petugas melayani penjualan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di kawasan Rajawali, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/4). (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
MerahPutih Bisnis - Direktur Executive Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean menegaskan kerugian yang dialami oleh PT Pertamina (Persero) ini karena buruknya kinerja Direksi Pertamina.
Bahkan dari awal, EWI menegaskan bahwa Dwi Soetjipto tidak layak dan tidak akan mampu memimpin perusahaan sebesar Pertamina. Karena menurutnya, ketika Dwi Soetjipto memimpin Semen Indonesia, ia juga meninggalkan utang yang besar. (Baca: Februari-Januari Pertamina Rugi Sekitar Rp2,8 Triliun)
Namun, kerugian dalam BUMN juga belum tentu dikategorikan sebagai korupsi. Karena hal ini memerlukan penelitian dan pemeriksaan kenapa kerugian itu terjadi. Sementara dalam konteks Pertamina sebagai BUMN migas yang merugi, perlu dicermati apa penyebab kerugiannya, apakah karena aksi konspirasi yang salah atau karena kewajiban subsidi atau karena ketidakhati-hatian direksi dalam menjalankan tugasnya.
"Kerugian Pertamina yang terjadi saat ini menurut pengamatan kami cenderung terjadi karena ketidakhati-hatian direksi dalam menjalankan tugasnya, tidak mampu melakukan efisiensi operasional dan tidak mampu menjadikan Pertamina untung, padahal kewajiban subsidi yang diberikan negara lewat pertamina sudah tidak seberapa besar," tutur Ferdinand ketika dihubungi tim merahputih.com, Jakarta, (8/4). (Baca: Pertamina Klaim Mampu Lewati Transisi Pengelolaan Blok Mahakam)
Amanat dalam Undang-Undang BUMN dengan tegas menyatakan bahwa BUMN harus memberikan keuntungan kepada negara, namun tidak juga menyatakan tidak boleh rugi.
"Inilah negara kita dengan pejabat-pejabat yang suka berkelit dari celah bahasa dalam Undang-Undang yang tidak secara tegas mengatur mana yang boleh mana yang tidak boleh. Ini memang menjadi kelemahan dari banyak UU di negara kita," tambahnya.
Dalam hal ini, EWI menyarankan agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus segera turun dalam kuartal pertama ini. Mereka harus memeriksa dan mengaudit Pertamina, supaya lebih jelas apa penyebab kerugian Pertamina. Kalau karena subsidi, sekarang diketahui subsidi hampir tidak ada.
"Jadi memang sangat mencurigakan dan patut diduga kerugian pertamina pada kuartal pertama ini adalah akibat kesalahan direksi yang patut ditindaklanjuti secara hukum."
Dengan itu, EWI menyarankan agar Presiden segera mencopot Menteri BUMN dan Direksi Pertamina. Karena menurutnya, ini juga sah kesalahan kolektif BUMN yang telah memilih Dwi Soetjipto sebagai Dirut di Perusahaan Plat Merah tersebut. (Baca: Proyek Pelabuhan Cilamaya Dibatalkan, Dirut Pertamina Bersyukur)
"Segera RUPSLB pergantian Direksi Pertamina sebelum Pertamina semakin hancur," tutupnya. (rfd)
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
KPK Periksa Eks Direktur Keuangan Telkom terkait Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Mensesneg Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN

Presiden Prabowo Hilangkan Bonus Komisaris BUMN: Enak di Lo, Ga Enak di Rakyat!

DPR Bongkar Akal-akalan Komisaris BUMN yang Dapat Bonus Miliaran, Dukung Langkah Prabowo Habisi Tantiem

Prabowo Mau Bos BUMN Tak Lagi Dapat Tunjangan Miliaran, DPR: Bisa Dialihkan untuk Program Pro Rakyat

Anggota DPR Gus Rivqy Dukung Langkah Prabowo Hapus Tantiem Komisaris BUMN

DPR Setuju Presiden Hapus Tantiem Komisaris dan Direksi BUMN: Hemat Uang Negara, Genjot Deviden

Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur

Harga Daging Tinggi, Asosiasi Pedagang Dorong Penguatan Peran BUMN

KPK Sebut OTT Direksi Inhutani V Terkait Suap Pengurusan Izin Pemanfaatan Kawasan Hutan
