Februari-Januari Pertamina Rugi Sekitar Rp2,8 Triliun


Ilustrasi foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
MerahPutih Bisnis - PT Pertamina (persero) mengalami kerugian hingga USD212 juta atau Rp2,8 triliun di bulan Januari-Februari.
Hal ini disebabkan oleh beban usaha yang ditanggung Pertamina yakni sebesar USD257 juta atau sekitar Rp3,3 triliun, laba USD125 juta atau Rp1,6 triliun, EBITDA masih naik capai USD402 juta atau sekitar Rp5,22triliun. Namun karena ada beban lain-lain sampai Februari, laba bersih Januari minus USD107 juta atau sekitar minus Rp1,4triliun, Februari USD105juta minus atau sekitar Rp1,36 triliun . Jadi total minus USD212 juta atau sekitar Rp2,8 triliun.
“Laba bersih Januari 2015 adalah minus USD107 juta dan laba bersih Februari 2015 adalah minus USD105. Jadi, dua bulan total laba bersih minus 212 juta dollar AS,” tutur Dwi di Gedung DPR/MPR/DPRD, Jakarta, (7/4). (Baca: KASBI: BBM Naik, Harapan Buruh terhadap Pemerintahan Jokowi Punah)
Dwi mengungkapkan, sebelum Oktober harga Minyak Dunia (Midun) terus turun tajam. Yang awalnya ICP USD105-110/Barel akhirnya sampai di USD50/Barel. Artinya 50 persen penurunan terjadi. Harga Minyak Dunia ron 88 maupun gasoil dan kerosin, terjadi penurunan cukup tajam. Maka ada efek beban yang terjadi di tahun 2014.
"Stok minyak mentah 60 hari dari mulai kapal berangkat, lokal 7 hari, impor 19 hari, di kilang sehingga perhitungannya 60 hari. Ketika harga BBM yang ditetapkan pemerintah mengacu bulanan, ada tambahan beban yang harganya terus menurun inilah yang menyebabkan Pertamina rugi," tuturnya. (Baca: Ironis, Harga Gas dan BBM Naik, Jokowi Malah Naikkan Tunjangan Mobil Pejabat)
Dwi mengungkapkan di sektor hulu Pertamina mendapatkan laba sebesar USD130 Juta tahun 2015, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) USD40,9 juta atau sekitar Rp520miliar dan di sektor lainnya mencetak USD2,5 Juta atau sekitar Rp325 miliar. Sementara untuk Laba Hilir Pertamina mengalami minus sebesar USD386 juta atau sekitar Rp5 triliun.
Adapun realisasi pendapatan Pertamina hingga Februari 2015 yakni mencapai USD6,864 miliar, jika dilihat target pendapatan di RKA sebesar 49 miliar dollar AS. Target ini lebih rendah dari realisasi 2014, karena harga jual yang lebih rendah. (rfd)
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Kelangkaan BBM Terjadi di SPBU Swasta, Kemendag Tunggu Arahan Kemenko Perekonomian

Ingin Fokus Bisnis Migas, Pertamina Bakal Gabungkan Pelita Air ke Garuda Indonesia

Alasan Pertamina Kaji Penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia

SPBU Merek Asing Alami Kelangkaan BBM, Impor 1,4 Juta Kilo Dari AS Jadi Solusi Juta Kiloliter

BBM di SPBU Merek Asing Langka, Pertamina Bantah Lakukan Monopoli

KPK Periksa Eks Direktur Keuangan Telkom terkait Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Kembali Langka, Pertamina Tambah Pasokan 112 Persen

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina, KPK Periksa GM Finance Anak Usaha Telkom
