Peneliti LIPI: Anak Muda Desa Anggap Kerja di Pertanian Itu Kotor

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 02 Oktober 2015
Peneliti LIPI:  Anak Muda Desa Anggap Kerja di Pertanian Itu Kotor

Diskusi Film tentang Pertanian Media Center LIPI di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (2/10). (Foto: MerahPutih/Rizky Kusumo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - Regenerasi petani di daerah-daerah cukup mengkhawatirkan. Salah satu penyebab regenerasi petani rendah yaitu keengganan pemuda menjadi petani.

Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) YB Widodo mengatakan, sektor pertanian menyerap tenaga kerja yang mayoritas ibu-ibu. Ibu-ibu itu berusia 40 tahunan. Mereka menanam bibit dini hari supaya untuk menghindarai udara panas. Atau waktu-waktu tertentu saat bekerja yang sulit diikuti oleh generasi muda. 

"Nah, generasi pemuda-pemudi desa tidak bisa mengikuti (alur kerja petani tua). Kerja di pertanian itu kotor. Lebih baik di toko bisa pulang sorenya, atau membantu pedagang kecil," ungkap YB Widodo, setelah pemutaran film dokumenter Srono Urip: Modernisasi dan Krisis Regenerasi Petani di Pedesaan, di Media Center LIPI, Jakarta, Jum'at (2/10).

YB Widodo melanjutkan, masalah upah yang kecil bukan menjadi faktor utama generasi muda enggan bekerja di sektor pertanian.

"Tidak jauh berbeda. Pabrik tekstil itu dapat upah Rp60 ribu per hari. Kalau buruh tani itu Rp30 ribu per hari dengan makan dari pagi sampe siang. Enggak terlalu besar perbedaannya. Mereka (pemuda desa) memilih mencari aman karena bekerja di pertanian upahnya tidak tentu," tambah YB Widodo.

Sementara itu, peneliti dalam film dokumenter Srono Urip: Modernisasi dan Krisis Regenerasi Petani di Pedesaan, Gutomo Bayu Aji mengatakan, selain masalah lahan pertanian sebagai faktor penyebab menurunya regenerasi petani di pedesaan, faktor lain yaitu adanya kebijakan pemerintah yang memberikan keleluasaan kepada korporat menengah dan besar dalam pengelolaan lahan pertanian sawah.

"Pemerintah nantinya akan menyerahkan kepada korporasi menengah dan besar (pertanian). Kemudian lahan-lahan akan dikuasai oleh mereka. Hal ini juga faktor yang penting. Krisis sudah mulai mengancam. Dari survei sendiri angka penurunan petani muda di desa semakin drastis," kata Gutomo Bayu Aji. (rky)

Baca Juga

  1. Berikan Edukasi Kepada Petani Kopi
  2. September 2015, Peternak Bersorak, Petani dan Nelayan Gigit Jari
  3. Ribuan Petani Minta Jokowi Segera Jalankan Reformasi Agraria
  4. Jeritan Hati Petani Tomat yang Harga Jualnya Anjlok
  5. Heboh, Petani Tomat di Garut Ngambek Buang Hasil Panen ke Selokan

 

 

 

 

 

 

 

#Liputan Khusus #Kementerian Pertanian #Pertanian #LIPI #Petani
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Berita Foto
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Anggota Dewan Pengawas LKBN Antara, Ariawan menjalani Sidang Promosi Doktor, dengan judul disertasi "Implementasi Kebijakan Digitalisasi Informasi: Studi Efektivitas Sistem Aplikasi SRIKANDI Di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia", yang digelar terbuka di Kampus Universitas Prof Dr Moestopo Beragama, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Indonesia
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Mengingatkan agar penggunaan anggaran yang besar itu benar-benar diarahkan secara efektif dan berorientasi hasil.
Dwi Astarini - Minggu, 12 Oktober 2025
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Indonesia
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Tantangan global terkait pangan dan perubahan iklim akan mendorong kelahiran petani-petani muda di Indonesia.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Indonesia
Hari Tani Nasional, Petani Karanganyar Soroti Pemetaan Tanah Telantar hingga Subsidi Biaya Produksi
Hari Tani Nsional jadi momentum penting untuk menegaskan kembali cita-cita UUPA 1960.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Hari Tani Nasional, Petani Karanganyar Soroti Pemetaan Tanah Telantar hingga Subsidi Biaya Produksi
Indonesia
Regenerasi Petani Mendesak, Tantangan Lahan hingga Teknologi masih Membelit
Banyak petani awalnya ragu bahkan kehilangan rasa percaya diri.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Regenerasi Petani Mendesak, Tantangan Lahan hingga Teknologi masih Membelit
Indonesia
Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menekankan pangan merupakan soal kemanusiaan sekaligus kedaulatan bangsa.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan
Indonesia
Hari Tani Nasional, saatnya Dorong Kebangkitan dan Kemandirian Petani lewat Bibit Lokal
Mengutip pernyataan penting dari Bung Karno soal pangan sebagai penyangga tatanan negara.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional, saatnya Dorong Kebangkitan dan Kemandirian Petani lewat Bibit Lokal
Berita Foto
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Sejumlah aktivis dan petani menyampaikan paparan pada audiensi bersama Pimpinan DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Berita Foto
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Ratusan petani Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025). Memperingati Hari Tani Nasional, para petani Indramayu menggelar aksi di depan gedung Kementerian Pertanian untuk menuntut perbaikan irigasi serta modernisasi pertanian di Indramayu Barat. Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September untuk mengenang lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960, tonggak penting reformasi agraria yang menegaskan prinsip “tanah untuk rakyat.” Meski petani disebut tulang punggung bangsa, kenyataannya hingga kini banyak yang hidup dalam kemiskinan struktural dan minim akses terhadap lahan, pupuk, teknologi, maupun pasar. Karena itu, Hari Tani terus menjadi momentum perjuangan menuntut keadilan agraria dan kedaulatan pangan.
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Indonesia
Hari Tani Nasional, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Harus Siapkan Peta Jalan Pertanian Indonesia
Peringatan Hari Tani Nasional 24 September harus menjadi momentum pemerintah menyiapkan peta jalan kebangkitan pertanian Indonesia
Wisnu Cipto - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Harus Siapkan Peta Jalan Pertanian Indonesia
Bagikan