Pencegahan Terorisme Jangan Sepelekan Deradikalisasi


Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, Msi. (Foto Facebook)
MerahPutih Nasional - Deradikalisasi atau pembinaan merupakan hal terpenting dalam mengembalikan orang yang terlanjur radikal menjadi tidak radikal. Oleh karena itu deradikalisasi tidak bisa disepelekan dalam pencegahan terorisme.
Pendapat itu dikemukakan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, Msi. Menurutnya, menjalankan deradikalisasi tidak mudah karena ini menyangkut agama dan ideologi seseorang sehingga dibutuhkan upaya maksimal dan terus menerus kepada narapidana terorisme di dalam Lapas, maupun di luar Lapas.
“Deradikalisasi tidak bisa disepelekan dalam pencegahan terorisme. Dengan dilakukan deradikalisasi masih ada napi terorisme yang kolot, bagaimana bila tidak dijalankan deradikalsasi,” kata Hamdi di Jakarta, Jumat (11/3) dikutip dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Hamdi mengatakan deradikalisasi membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan proses pendekatan dan penyadaran itu bisa sangat rumit. Hal ini dikarenakan, biasanya napi terorisme sangat sulit didekati dan diajak bersosialisasi di luar kelompok mereka.
Begitu juga untuk menjalankan deradikalisasi, lanjut Hamdi, dibutuhkan sinergi kuat antar lembaga terkait. Selama ini BNPT sebagai lembaga koordinator pencegahan terorisme di Indonesia, sudah menjalankan tahapan demi tahapan dalam melaksanakan deradikalisasi. Tapi itu masih butuh ditingkatkan terutama dengan lembaga-lembaga yang ada seperti Lapas, Kepolisian, TNI, dan lain-lain.
Sebelumnya, Guru Besar Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Bambang Pranowo, MA juga menekankan pentingnya deradikalisasi dalam pencegahan terorisme. Menurutnya, akan sulit menyadarkan napi terorisme yang terlanjur kemasukan paham radikalisme, bila tidak dilakukan tahapan demi tahapan deradikalisasi itu.
“Deradikalisasi itu sangat penting sehingga harus lebih diintensifkan baik di dalam Lapas maupun di luar Lapas karena ini menyangkut pemahaman agama dan ideologi seseorang. Mereka harus diberikan pemahaman tentang agama Islam yang rahmatan lil alamin dan juga jihad yang benar karena sebelum mereka selalu mengagung-agungkan jihad, juga selalu mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepaham (takfiri). Kalau tidak ada deradikalisasi, mereka pasti akan kembali menjadi teroris bila sudah bebas,” tegasnya.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025

BNPT Pusat Kesiapsiagaan Nasional Buat Tanggulangi Ancaman Terorisme Secara Menyeluruh

Jamaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke Pangkuan NKRI, Yusri Data Napi Buat Potong Masa Tahanan
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024

BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025

Objek Wisata GWK Bali Resmi Kantongi Sertikat Keamanan BNPT

KAI Daop 6 Gandeng BNPT Cegah Aksi Terorisme di Kereta

BNPT Gelar Operasi Pengamanan HUT RI di IKN
