Pemutaran Film G30S/PKI Bukan Jawaban untuk Tahu Sejarah


Ilustrasi penyiksaan oleh simpatisan PKI di Lubang Buaya (screenshot Youtube)
MerahPutih Peristiwa - Tiga hari lagi, peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) memasuki separuh abad. Untuk mengenangnya, Kine Forum menggelar pemutaran film Pengkhianatan PKI.
Penonton yang kurang lebih 50 orang, karena keterbatasan ruangan, cukup terkesan dengan film yang disutradarai Arifien C Noer ini. Namun, sebagian penonton menganggap pemutaran film hanya untuk bernostalgia dengan pemerintahan orde baru (orba) yang kala itu dipimpin Presiden Soeharto.
"Pemutaran film ini kalau hanya sekedar nostalgia, saya rasa ini tidak berbeda dengan pemerintah orba yang polanya sama setiap tahun diwajibkan nonton di tv," kata seorang penonton Yusuf Prasetya, kepada merahputih.com, di Cikini, Jakarta, Minggu (27/9).
Guru sejarah SMA di Depok, Jawa Barat ini menambahkan, untuk kualitas film pada zaman itu sudah cukup bagus. Namun, ada beberapa yang perlu dikritisi.
"Seperti Aidit itu kan tidak merokok, tapi di film itu merokok," kata Prasetya.
Menurut Prasetya, akan lebih bagus jika pemutaran film menghadirkan keluarga korban. Sebab, selama ini pemberontakan PKI merupakan stigma negatif yang belum diketahui akar permasalahannya. Dalam sejarah, lanjut Prasetya, ada lima versi yang menceritakan tentang pemberontakan PKI. Tapi, belum mampu menjawab siapa dalangnya.
"Sampai sekarang belum ada yang berani bicara siapa dalangnya. Kalau membaca literasi ada lima versi. Ini kan bisa dikatakan brain storming atau penanaman sejarah, tapi dalam sudut pandang pemerintah," pungkasnya Prasetya.
Sekedar informasi, 30 September 1965 menjadi tragedi paling bersejarah bagi Indonesia. Tujuh jenderal dibunuh dan dimasukkan ke dalam satu lubang yang dikenal dengan sebutan Lubang Buaya. Saat ini, sumur tua tersebut menjadi museum Pancasila tepat di Jalan Pondok Gede, Jakarta Timur. (mad)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Viral Temuan Lukisan Berlambang PKI di Universitas Mulawarman Samarinda, Ini Penjelasan Pihak Rektorat

Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang

3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI

1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila 2024, Begini Sejarahnya
