Pemicu Terorisme dan Radikalisme Bukan Faktor Ekonomi dan Kemiskinan

Luhung SaptoLuhung Sapto - Minggu, 05 Juni 2016
Pemicu Terorisme dan Radikalisme Bukan Faktor Ekonomi dan Kemiskinan

Seminar Nasional “Peran Dunia Pendidikan Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” yang diadakan oleh FISIP Program Studi Kriminologi, Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta, di Kampus UBL Jakarta,

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Faktor ekonomi dan kemiskinan tidak selalu menjadi alasan utama munculnya aksi-aksi terorisme maupun gerakan radikalisme di manapun, termasuk di Indonesia. Aksi terorisme dan gerakan radikal lebih cenderung karena ideologi dan doktrin yang diyakini para pelakunya. 

Ustaz Abdurahman Ayub menyebut, bahwa kemiskinan bukan penyebab bergabungnya seseorang dengan kelompok radikal. 

“Saya ini bukan orang susah meskipun juga tidak kaya, orang tua saya dua-duanya bekerja, kakak saya pengusaha, tapi saya pernah masuk ke sana,” ungkapnya Seminar Nasional “Peran Dunia Pendidikan Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” yang diadakan oleh FISIP Program Studi Kriminologi, Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta, di Kampus UBL Jakarta, Minggu (5/6), melalui siaran pers.

Abdurahman mengungkapkan pengalaman pribadinya merekrut anggota kelompok radikal. Menurutnya, kalangan muda paling mudah direkrut.  

“Anak-anak SMA sampai perguruan tinggi. Semakin tinggi pendidikan makin sulit, tapi kalau yang sedang galau cukup beberapa menit,” ujarnya. 

Dekan FISIP UBL Fahlesa Munabari,PhD. juga sependapat bahwa terorisme dan kelompok radikal bukan karena masalah ekonomi tetapi lebih dipengaruhi oleh idiologi dan doktrin. 

“Memang ada beberapa tetapi bukan itu satu-satunya penyebabnya, Usamah Bin Ladin dari keluarga kaya dan merupakan orang kaya. Begitu juga Doktor Azhari,” tegasnya.

Sementara Pernyataan senada dilontarkan Kasubdit Penangkalan BNPT Kol. Inf. Ronny Asnawi. Ronny mengatakan anak muda paling rentan terhadap pengaruh radikalisme ini. Hampir sebagian besar yang terlibat aksi-aksi radikal adalah usia muda. Karena itu, yang terpenting saat ini adalah komitmen kebangsaan dan kesadaran yang baik bangsa Indonesia dapat menghindari ancaman aksi-aksi radikal.

“Lihat saja orang-orang yang terlibat dalam jaringan teroris peristiwa Thamrin, hampir semua dari anak-anak muda,” tandasnya. 

BACA JUGA:

  1. Anak Perlu Dibekali Pendidikan Bahaya Radikalisme
  2. Pengamat: Benahi Isi Pelajaran Agama Agar Pelajar Tidak Radikal
  3. Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Anak-anak
  4. Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal
  5. Solidaritas Kemanusiaan Harus Transparan Agar Tak Salah Sasaran
#Radikalisme #Terorisme #Teroris #BNPT
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Dunia
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
AS juga menuding para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah lama memberikan dukungan material kepada Hamas.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Berita Foto
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Konferensi pers penanganan rekrutmen secara online terhadap anak-anak oleh kelompok teroris di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 18 November 2025
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Indonesia
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri pun mengajak para pelajar untuk menjadi tangan kanannya bersama-sama polisi menjaga keamanan di Jakarta.
Wisnu Cipto - Senin, 17 November 2025
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Bagikan