Pabrik Makanan dan Minuman Pangkas Jam Kerja Karyawan


Foto ilustrasi demo buruh (Foto Antara/Prasetia Fauzani)
MerahPutih Bisnis - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa bulan terakhir berpengaruh kepada pelaku usaha di bidang makanan dan minuman. Meski tidak ada yang tutup, tapi beberapa pabrik makanan dan minuman yang mulai mengurangi jam kerja untuk efisiensi.
"Sampai sekarang saya belum mendapat laporan ada anggota kami yang tutup tapi kalau pengurangan jam kerja iya. Kalau pabrik tekstil atau sepatu saya dengar sudah banyak yang tutup," kata Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman seusai diskusi Invest ASEAN 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (6/10).
Saat ini daya beli masyarakat sedang menurun drastis akibat depresiasi rupiah. "Produksi, harga dan pemintaan menurun. Dalam kondisi normalkalau produksi turun sementara permintaan naik maka harga naik, tapi ini malah semuanya turun," jelasnya.
Kondisi seperti ini tidak hanya di Indonesia melainkan juga secara global. Adhi berharap rupiah kembali menguat sehingga kondisi ekonomi membaik. (rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Menilik Nilai Tukar Rupiah Hampir Rp 16.500 Per Dollar AS

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri Meningkat

Rupiah dan IHSG Kompak Melemah
