Mencegah, Cara Efektif Lawan Radikalisme dan Terorime


Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Dr. KH Zakky Mubarak, MA (foto nu.or.id)
MerahPutih Nasional – Penyebaran radikalisame dan terorisme jadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Dari sekian upaya untuk membendung penyebaran paham radikal terorisme tersebut, mencegah adalah upaya paling efektif.
“Mencegah jelas lebih baik untuk menanggulangi terorisme yang berkedok agama, dibandingkan harus menyembuhkan. Dari sisi agama, ada beberapa langkah yang dapat menangkal propaganda radikalisme terorisme tersebut,” ungkap Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Dr. KH Zakky Mubarak, MA, Senin (21/3).
Langkah itu, lanjut KH Zakky Mubarak, antara lain untuk meluruskan pemahaman ajaran agama dan menghindari kekeliruan yang sering terjadi. Tokoh agama dan tokoh masyarakat harus saling bekerjasama untuk menangkal paham ini. Juga melakukan pencegahan dari dalam umat beragama sehingga benih-benih itu tidak timbul.
“Apabila ada orang atau kelompok yang terjangkiti paham radikalisme, hendaknya dilakukan pendekatan keagamaan secara simpatik, sehingga dapat menyadarkan kelompok ini. Perlu juga diadakan ceramah dan diskusi-diskusi yang simpatik dengan kelompok-kelompok yang terkontaminasi oleh kelompok radikal,” imbuh Rois Aam PBNU ini.
Langkah berikutnya adalah memberikan informasi kepada umat beragama agar tidak mudah diprovokasi oleh kelompok ini, sehingga rencana mereka akan gagal.
“Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara akan menjadi tenang, dan kekacauan akan dapat dihindari dengan baik,” tukas Zakky.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal (Pol) Drs. M Tito Karnavian fokus utama BNPT ke depan adalah program pencegahan yang melibatkan beberapa stake holder baik pemerintah maupun non pemerintah. Selain pencegahan, program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi yang menyasar para napi pelaku terorisme, baik yang di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) dan di luar Lapas.
Sementara Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA mengatakan paham radikal terorisme tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan seperti yang dulu digunakan pemerintah Orde Baru.
BACA JUGA:
- Kepala BNPT Fokus Kontra Radikalisasi
- Pimpin BNPT, Irjen Tito Karnavian: Seperti Kembali ke Rumah Sendiri
- Pemerintah Dukung Penuh Program Pencegahan Teror dan Deradikalisasi BNPT
- Deradikalisasi Bukan Hanya Tanggung Jawab BNPT
- BNPT: Penanganan Terorisme Harus Tahu Sejarahnya
Bagikan
Berita Terkait
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS
