Kepala BNPT Fokus Kontra Radikalisasi

Irjen Pol Drs. M Tito Karnavian (kiri) sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (Foto BNPT)
MerahPutih Nasional - Mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs. M Tito Karnavian resmi dilantik sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (16/3) pagi.
Bersamaan dengan Kepala BNPT, Presiden Jokowi juga mengambil sumpah Laksamana Muda (Laksda) TNI Arie Soedewo sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Baru saja resmi dilantik, Tito langsung memaparkan konsep penanggulangan terorisme ke depan. Fokus utamanya tetap yaitu program pencegahan atau kontra radikalisasi.
“Saya sudah punya konsep. Fokus utama BNPT adalah program pencegahan atau yang disebut kontra radikalisasi. Tentu saja itu harus melibatkan beberapa stake holder baik pemerintah maupun non pemerintah dalam rangka untuk membendung paham radikal di indonesia,” ujar Tito usai pisah sambut Kepala BNPT di Kantor BNPT, Kompleks IPSC, Sentul, Bogor, Rabu (16/3).
Selain pencegahan, program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi. Menurut Irjen Tito, tugas ini akan menyasar para napi pelaku terorisme, baik yang di dalam atau di luar Lembaga Pemasyarakat (Lapas).
Di sisi penegakan hukum, BNPT akan memperkuat kemampuan deteksi dengan koordinasi intelijen dan Satgas, termasuk deteksi teknologi informasi intelijen juga piranti lunak analisis terbaru. Kemudian juga kemampuan penyidikan secara ilmiah plus kemampuan penindakan terutama medan yang bukan hanya di kota, tetapi juga di gunung dan hutan.
“Yang pasti, BNPT harus memperkuat sinergi dengan melibatkan stakeholder. Termasuk menyatukan internal di Polri juga TNI agar pencegahan terorisme itu bisa lebih masif dan terarah,” tukasnya.
Sementara Komjen Polisi Saud Usman Nasution tugas kepala BNPT yang baru memang berat. Selain fokus menjalankan program pencegahan terorisme, ada beberapa kendala yang belum selesai pada masa jabatannya.
Kendala itu, antara lain keberadaan kantor yang baik serta dana yang tergolong kecil. Menurut Saud, pihaknya sudah ngemis-ngemis untuk mendapatkan kantor yang baik, tapi sampai jabatan saya berakhir belum ada realisasinya. Begitu juga dengan dana yang dinilainya sangat minim padahal tugas yang dibebankan pada BNPT sangat banyak dan berat, tapi fasilitas yang diberikan sangat minim. Juga terkait Revisi UU Terorisme, Saud mengaku sedih karena sekarang BNPT seakan tidak terlibat sama sekali.
"Saya sedih, konsep revisi UU Terorisme itu yang buat BNPT tapi sekarang BNPT seakan tidak terlibat sama sekali. Semoga di bawah Pak Tito semua akan lebih baik dan BNPT bisa menjalankan tugasnya dengan baik pula," kata mantan Kapolda Sumsel ini.
Tito lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1987, dan pernah mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa saat menangkap Dr Azhari, di Batu, Malang, Jawa Timur, tahun 2005 silam. Tito yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya ditetapkan sebagai Kepala BNPT berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 38/TPA Tahun 2016 untuk menggantikan Saud Usman yang telah memasuki masa pensiun. Sedangkan Laksamana Muda TNI Arie Soedewo diambil sumpahnya sebagai Kepala Bakamla berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 39/TPA Tahun 2016, menggantikan Laksamana Madya Desi Albert Mamahit.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS

Situasi Yang Sempat Mencekam di Mapolres Pacitan, Kewaspadaan Ditingkatkan Antisipasi Teror Susulan

Serangan Bom Mobil di Kompleks Militer Pakistan Tewaskan 12 Orang, Mayoritas Anak-Anak
