Ketua Ikadi: Melawan Pemerintah Bukan Jihad Ataupun Syahid

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 29 Maret 2016
Ketua Ikadi: Melawan Pemerintah Bukan Jihad Ataupun Syahid

Kelompok militan ISIS (Foto: screenshot presstv)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Kata "Jihad" (berperang di jalan Allah) dan "Syahid" (mati di jalan Allah) sering disalahartikan. Dua kata ini menjadi propaganda paham radikalisme dan aksi terorisme di Indonesia.  

Padahal, menurut Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail, di dalam Alquran dan Hadits disebutkan jihad dan syahid itu hanya terjadi kalau terjadi perang. Selain itu, bukan untuk melawan pemerintah, apalagi dengan melakukan teror bom dan kekerasan.

"Jihad dan syahid itu bukan dengan mengangkat senjata melawan pemerintahan yang sah dan melakukan pengrusakan, apalagi teror yang membuat orang takut. Jadi tidak ada hubungannya antara jihad dan syahid dengan aksi-aksi terorisme yang terjadi, baik dalam maupun luar negeri. Mereka tidak paham makna sebenarnya jihad dan syahid dan jelas tidak mengerti Islam. Kalau mereka mengerti, Islam itu lembut, indah, rahmatan lil alamin. Itulah inti ajaran Islam," jelas Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail di Jakarta, Selasa (29/3).

Satori melanjutkan, sejak dulu warisan Islam adalah kelembutan. Contohnya, Islam menyuruh umatnya untuk berdakwah secara hikmat, begitu juga dalam memberikan nasehat juga harus baik. Bahkan kalau perlu dialog, juga harus dilakukan dialog  yang baik. Intinya, dalam Islam tidak ada namanya pengrusakan, apalagi teror dan kekerasan.

Menurutnya, dalam Islam berjihad itu bisa dengan berbagai macam cara, bisa menggunakan harta, tenaga, kekuatan, jiwa, dan lain-lain. Contohnya saat terjadi penjajahan Belanda dahulu. Karena Islam menentang berbagai bentuk penjajahan, maka waktu itu umat Islam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Baik berjuang dengan alat ekonomi, budaya, dan mengangkat senjata. Dalam konteks ini, perjuangan itu jelas adalah jihad dan bila dalam perjuangan itu meninggal, Insya Allah syahid.

"Ketika kita sudah tidak dijajah secara fisik, maka perjuangan kita bukan angkat senjata. Tapi dengan memerdekaan negeri ini dari berbagai pengaruh asing, kemiskinan, sehingga bangsa Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur sesuai UUD 45," tuturnya.

Pendapat senada diungkapkan Guru Besar Ilmu Sosiologi Agama UIN Syarief Hidayatullah, Bambang Pranowo. Menurutnya, jihad dan syahid di zaman modern ini, bukan dengan cara teror, apalagi memerangi bangsa sendiri.

"Kalau di Indonesia jelas tidak bisa diterapkan istilah jihad dan syahid karena negara kita tidak dalam perang. Jadi apa yang diusung para pelaku aksi terorisme seperti Bom Thamrin dan juga kelompok Santoso di Poso sana, jelas salah dalam menafsirkan jihad dan syahid," jelas Bambang Pranowo.

Menurutnya, kekeliruan dalam menafsirkan arti jihad dan syahid dikarenakan pemahaman agama Islam masih dangkal. Selama ini mereka terbutakan oleh berbagai macam propaganda radikalisme yang dinilai lebih menarik, jelas, tegas, dan memberi jawaban pada persoalan mereka.

"Mereka tahunya sederhana bahwa syahid itu mati dalam perang. Padahal tidak seperti itu. Dalam sebuah hadits disebutkan orang yang keluar rumah untuk menuntut ilmu terus meninggal dunia, juga termasuk syahid fii sabilillah dan memiliki derajat yang tinggi di mata Allah. Jadi syahid itu bukan hanya dengan berperang," imbuh Bambang.

Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berusaha memberikan pemahaman dan pengertian tentang jihad dan syahid. Utamanya, kepada generasi muda. Hal itu bisa dilakukan melalui para ulama, dunia pendidikan, dan juga penerbitan buku-buku. 

BACA JUGA: 

  1. DPR Dukung Konsep Pencegahan Kepala BNPT
  2. Kepala BNPT Fokus Kontra Radikalisasi
  3. Pimpin BNPT, Irjen Tito Karnavian: Seperti Kembali ke Rumah Sendiri
  4. Pemerintah Dukung Penuh Program Pencegahan Teror dan Deradikalisasi BNPT
  5. Deradikalisasi Bukan Hanya Tanggung Jawab BNPT
#Syahid #Jihad #BNPT #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025
Penerima bansos perlu mengecek secara terus-menerus, sehingga dapat mengetahui uang bantuan telah dikirim ke rekening.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 02 Juli 2025
Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025
Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
BNPT Pusat Kesiapsiagaan Nasional Buat Tanggulangi Ancaman Terorisme Secara Menyeluruh
Gedung tersebut diharapkan menjadi elemen strategis dalam mendukung berbagai program BNPT untuk mencegah dan menanggulangi ancaman terorisme secara menyeluruh.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Januari 2025
BNPT Pusat Kesiapsiagaan Nasional Buat Tanggulangi Ancaman Terorisme Secara Menyeluruh
Indonesia
Jamaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke Pangkuan NKRI, Yusri Data Napi Buat Potong Masa Tahanan
Sejak awal dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober 2024, Prabowo, sambung dia, telah mengemukakan niat untuk membangun rekonsiliasi dan merajut kembali tali persaudaraan kebangsaan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 24 Desember 2024
Jamaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke Pangkuan NKRI, Yusri Data Napi Buat Potong Masa Tahanan
Berita Foto
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono saat menyampaikan keterangan pers akhir tahun Capaian Kinerja BNPT tahun 2024 di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Didik Setiawan - Senin, 23 Desember 2024
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024
Indonesia
BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025
Diharapkan nilai-nilai deradikalisasi ini tumbuh dan berkembang
Angga Yudha Pratama - Senin, 23 Desember 2024
BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025
Indonesia
Objek Wisata GWK Bali Resmi Kantongi Sertikat Keamanan BNPT
Indikator penilaian mencakup aspek keamanan fisik, sistem pengawasan, prosedur tanggap darurat hingga kompetensi tim keamanan di objek wisata
Wisnu Cipto - Sabtu, 23 November 2024
Objek Wisata GWK Bali Resmi Kantongi Sertikat Keamanan BNPT
Indonesia
KAI Daop 6 Gandeng BNPT Cegah Aksi Terorisme di Kereta
BNPT menjelaskan bagaimana sikap bijak dalam mengelola risiko terorisme di dalam kereta dengan melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi.
Wisnu Cipto - Kamis, 03 Oktober 2024
KAI Daop 6 Gandeng BNPT Cegah Aksi Terorisme di Kereta
Bagikan