Kepala BNPT: ISIS Lebih Berbahaya daripada Al Qaeda

Kepala BNPT Irjen Pol. Tito Karnavian saat pemaparan pada Diskusi Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jawa Tengah di Solo, Kamis (31/3). (Foto dok BNPT)
MerahPutih Nasional - Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinilai lebih bahaya daripada kelompok Al Qaeda. Sebab, ISIS menggunakan doktrin takfiri dengan konsep tauhid. Artinya, bagi orang yang tidak menggunakan konsep mereka, dianggap boleh dihancurkan atau dibunuh.
“Mereka memiliki teritorial sehingga punya sistem dan network. Sekarang mereka memiliki daerah untuk menerapkan dan membangun network itu seakan ISIS itu adalah Daulah Islamiyah yang ditunggu-tunggu sehingga semua berangkat ke sana. Dari Eropa, Afrika, Australia, Asia, bahkan dari Indonesia sudah lebih 500 orang berangkat sana,” terang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol. Tito Karnavian saat memberikan pemaparan pada Diskusi Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jawa Tengah di Solo, Kamis (31/3) dalam keterangan tertulis.
ISIS, lanjut Tito, adalah gabungan dua kelompok utama yaitu kelompok tauhid wal jihad di Irak yang didirikan Abu Muhammad Magdisi, dilanjutkan Abu Mussaf Jarkawi, yang kemudian mengenalkan doktrin baru doktrin takfiri. Setelah itu dilanjutnya muridnya, pendiri ISIS Abubakar Al Baghdadi.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu memaparkan, cara efektif mengalahkan ISIS adalah dengan ideologi mereka sendiri. Ideologi tidak bisa kalah dengan kekerasan. Berdasarkan pemikiran itu, BNPT menggandeng imam masjid dan dai muda untuk memenangkan perang ideologi dan agama
Senada dengan Kepala BNPT, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH Hasyim Muzadi pencegahan terorisme tidak cukup dilakukan BNPT, Polri, atau TNI saja. Itu karena basis ideologi tidak bisa diserahkan ke polisi atau militer, sehingga harus diserahkan kepada orang yang lebih dalam ideologi yaitu ulama, imam masjid, dan dai.
Fungsi ulama itu sangat penting pertama untuk meluruskan ideologi takfiri yang merupakan embrio perpecahan umat Islam. Kedua juga menyadarakan umat Islam yang teracuni paham radikalisme dan dibawa ke ranah politik negara dan internasional. Kalau itu terjadi, Indonesia akan menjadi ring peperangan seperti Suriah.
“Lihat di Suriah, di sana ada Rusia, Amerika, Tiongkok, Turki, Arab Saudi, Prancis, dan lain-lain. Apa mau kita seperti itu? Marilah kita bersatu dan bersinergi mencegah ISIS demi keutuhan NKRI,” tuturnya.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025

Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror

BNPT Pusat Kesiapsiagaan Nasional Buat Tanggulangi Ancaman Terorisme Secara Menyeluruh

Sheriff Las Vegas Tepis Ledakan Tesla Cybertruck Dekat Hotel Trump Terkait ISIS

Jamaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke Pangkuan NKRI, Yusri Data Napi Buat Potong Masa Tahanan
BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024

BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025
