Kapolri Benarkan Ada Penangkapan Teroris Lagi


Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
MerahPutih Peristiwa - Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti membenarkan informasi bahwa pihaknya melakukan penangkapan terhadap seorang terduga teroris di Solo, Jawa Tengah.
"Ya, karena jaringan terorisme," ujar Badrodin usai menggelar rilis akhir tahun di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, (29/12).
Badrodin tidak bicara banyak terkait penangkapan tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, sehingga belum secara rinci membeberakan identitas pelaku terduga teroris.
Sementara itu, saat terpisah Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Anton Charliyan menambahkan, pihaknya belum bisa mengungkapkan lebih banyak saat ini dengan alasannya kasus tersebut masih dilakukan verifikasi lagi untuk memastikan keterlibatan dalam sebuah jaringan terorisme.
Untuk diketahui, pada Selasa (29/12) pagi, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap seorang pria di Jalan Harto Panularan, Laweyan, Solo. Penangkapan dilakukan saat terduga teroris itu hendak pergi, kemudian ditabrak oleh pasukan anti teror. Saat terjatuh, ia kemudian diringkus dan dibawa menggunakan mobil polisi.
Meski demikian, pucuk pimpinan Korps Bhayangkara ini pun mengatakan, bahwa masalah terorisme menjadi prioritas utama dalam menjalankan tugas sebagai Kapolri. Lanjutnya, ancaman terhadap terorisme masih terus akan ada dan semakin banyak, seiring dengan membesarnya jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
Apalagi, terduga teroris saat ini juga mengancam para petinggi Polri, termasuk dirinya. Bagi Badrodin, ancaman itu dianggap wajar karena Polri selama ini menjadi penghalang terhadap tindakan terorisme.
"Pasti kami jadi target utama, juga tempat ibadah dan lain sebagainya," kata Badrodin
Sejauh ini, ia bisa sedikit lega karena jajarannya telah terlebih dulu berhasil melumpuhkan teroris sebelum mereka melakukan aksi teror saat Natal dan Tanun Baru. Jajarannya telah memiliki data base untuk melacak dan mengendus jaringan teroris di Indonesia.
"Kalau mereka bisa melakukan serangan berantai tanpa bocor ke masyarakat, mereka pasti sangat lihai. Sebab, sejauh ini, pola yang ia pelajari, pelaku teroris membutuhkan banyak orang dan jaringan. Mudah-mudahan itu tidak terjadi," tutupnya. (gms)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS

Situasi Yang Sempat Mencekam di Mapolres Pacitan, Kewaspadaan Ditingkatkan Antisipasi Teror Susulan

Serangan Bom Mobil di Kompleks Militer Pakistan Tewaskan 12 Orang, Mayoritas Anak-Anak

Pemerintah Masih Koordinasi dengan Polri Hingga BNPT Soal Kemungkinan Memulangkan Hambali
