Jokowi Kirim Dua Utusan ke Jepang dan Tiongkok

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 29 September 2015
Jokowi Kirim Dua Utusan ke Jepang dan Tiongkok

Pengunjung mengamati miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat Dari Tiongkok di Jakarta, Kamis (13/8).ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutus Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil ke Jepang dan seorang utusan khusus presiden ke Tiongkok. Kedua utusan Presiden Jokowi itu akan menindaklanjuti rencana pembangunan kereta cepat (high speed train) Jakarta-Bandung.

Seperti dilansir Kantor Sekretariat Kabinet, Sopyan Djalil diutus untuk menemui Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe untuk menyampaikan keputusan pemerintah terkait rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Sementara itu, tidak disebutkan siapa utusan khusus yang ditugaskan menemui Pemerintah Tiongkok (RRT).

"Presiden mengutus utusan khusus Pak Sofyan Djalil bertemu dengan PM Shinzo Abe dan juga mengutus utusan khusus untuk bertemu dengan Pemerintah China,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung Wibowo, di kantor Kepresidenan, Jakarta, dalam waktu dekat ini.

Diketahui sebelumnya, Jepang dan Tiongkok mengajukan proposal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kereta cepat itu disebut berkecepatan 300 kilometer per jam untuk melayani rute Jakarta-Bandung. Rute kereta cepat Jakarta-Bandung memangkas waktu tempuh perjalanan dari 2-3 jam menjadi sekitar 37 menit.

Namun, pemerintah menolak proposal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dari kedua negara. Penolakan tersebut dilakukan setelah ada keputusan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung hanya akan dilakukan dengan tiga prinsip yaitu proyek bersifat business to business (B to B), tidak membebani APBN, dan tidak ada jaminan pemerintah. Pada akhirnya, pemerintah menyerahkan proyek pembangunan ke pihak BUMN untuk melakukan B to B, termasuk dengan Jepang dan Tiongkok.

 

Baca Juga:

  1. Di Depan Diaspora Indonesa, Jokowi Tepis Kereta Cepat Batal
  2. Menteri Rini Soemarno Emoh Negara Lain Ikut Proyek Kereta Cepat
  3. Menko Perekonomian Tunggu Rini Soemarno Terkait Kelanjutan Proyek Kereta Cepat
  4. Menteri BUMN Rini Soemarno Tegaskan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu
  5. Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Efisien dari Sisi Teknis dan Ekonomi
#Presiden Joko Widodo #Presiden Jokowi #Kereta Cepat Jakarta-Bandung #Kereta Cepat
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Prabowo menekankan proyek transportasi publik seperti Whoosh tidak seharusnya dilihat dari sisi keuntungan finansial semata, melainkan dari manfaatnya bagi masyarakat.
Wisnu Cipto - 1 jam, 31 menit lalu
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Indonesia
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
Presiden RI, Prabowo Subianto, angkat bicara soal polemik utang Whoosh. Ia mengatakan, bahwa masyarakat tak perlu khawatir.
Soffi Amira - 2 jam, 22 menit lalu
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
Indonesia
Dirut KAI Dukung Langkah KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat, sudah Bertemu Presiden Prabowo
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mendukung langkah hukum yang dilakukan KPK.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
Dirut KAI Dukung Langkah KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat, sudah Bertemu Presiden Prabowo
Indonesia
Pemerintah Janji Selesaikan Masalah Utang Kereta Cepat, Ngotot Ingin Bangun Lagi Sampai Banyuwangi
pabila persoalan mengenai utang kereta cepat Jakarta-Bandung ini selesai, Pemerintah juga berencana mengembangkan proyek kereta cepat ke wilayah lain, termasuk jalur Jakarta-Surabaya hingga Banyuwangi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Pemerintah Janji Selesaikan Masalah Utang Kereta Cepat, Ngotot Ingin Bangun Lagi Sampai Banyuwangi
Indonesia
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?
Jokowi sebut Whoosh jadi investasi sosial. Demokrat mempertanyakan siapa yang akan menalangi kerugiannya.
Soffi Amira - Sabtu, 01 November 2025
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?
Indonesia
Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen
Mantan penyidik senior KPK, Praswad Nugraha menilai, adanya indikasi kuat dalam dugaan korupsi proyek Whoosh.
Soffi Amira - Jumat, 31 Oktober 2025
Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen
Indonesia
Prabowo Perintahkan Anak Buah Putar Otak Tangani dan Hitung Detail Utang Jumbo Whoosh
Pras melanjutkan pemerintah tidak hanya menyelesaikan masalah Whoosh, tetapi juga persoalan lain terkait transportasi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
Prabowo Perintahkan Anak Buah Putar Otak Tangani dan Hitung Detail Utang Jumbo Whoosh
Indonesia
Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 5,1 Juta, Tak Terpengaruh Isu Korupsi
Meski proyek KCIC disorot KPK karena dugaan korupsi, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh Jakarta–Bandung justru naik 6,3 persen hingga Oktober 2025, tembus 5,1 juta orang.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 30 Oktober 2025
Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 5,1 Juta, Tak Terpengaruh Isu Korupsi
Indonesia
KPK Baru Akan Buka Detail Dugaan Korupsi Kereta Cepat Saat Masuk Tahap Penyidikan
KPK belum dapat memberitahukan lebih lanjut mengenai penyelidikan tersebut karena kasusnya belum berada pada tahap penyidikan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 29 Oktober 2025
KPK Baru Akan Buka Detail Dugaan Korupsi Kereta Cepat Saat Masuk Tahap Penyidikan
Indonesia
Ekonom Desak Transparansi Tender Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KPK Diminta Segera Turun Tangan
Proyek KCJB yang kontroversial ini diduga untuk memenangkan penawaran dari pihak luar yang lebih mahal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 28 Oktober 2025
Ekonom Desak Transparansi Tender Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KPK Diminta Segera Turun Tangan
Bagikan