Di Depan Diaspora Indonesa, Jokowi Tepis Kereta Cepat Batal

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 15 September 2015
Di Depan Diaspora Indonesa, Jokowi Tepis Kereta Cepat Batal

Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) bersalaman dengan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng usai pembukaan pameran kereta cepat dari Tiongkok di Jakarta, Kamis (13/8). (Foto Antara/Rivan Awal Li

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung batal. Pemerintah masih menunggu perhitungan yang tepat.

Presiden Jokowi mengatakan, hal yang terjadi bukan pembatalan, namun pemerintah menginginkan agar pembangunan proyek itu tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau pun tidak menggunakan jaminan pemerintah.

Presiden Jokowi menegaskan, ada tiga hal yang ditekankan dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, yaitu tidak menggunakan APBN, tidak menggunakan jaminan pemerintah, dan ketiga bahwa pembangunan tersebut urusannya Business to Business (B to B) baik oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan BUMN atau swasta dengan swasta.

“Kalau saya menunggu hitung-hitungannya, kalau hitung-hitungannya masuk akal silakan jalan. Jadi bukan dibatalkan, siapa bilang dibatalkan,” kata Presiden Jokowi dilansir setkab.go.id, saat berbicara di hadapan Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang menyebar di luar negeri), di Wisma Duta Doha, Qatar, Senin (14/9) malam.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi memutuskan bahwa proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak menggunakan APBN tapi diserahkan ke BUMN. Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan memastikan, pemerintah tidak menerima proposal Jepang dan Tiongkok (RRT) terkait pembangunan kereta cepat karena proyek tersebut akan lebih baik bersifat business to business (B to B).

“Intinya proyek ini (kereta cepat Jakarta-Bandung) menjadi B to B, tidak memakai APBN,” kata Ignatius Jonan di Jakarta, beberapa waktu lalu dilansir sumber yang sama.

 

Baca Juga:

Menteri Rini Soemarno Emoh Negara Lain Ikut Proyek Kereta Cepat

Menko Perekonomian Tunggu Rini Soemarno Terkait Kelanjutan Proyek Kereta Cepat

Menteri BUMN Rini Soemarno Tegaskan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Batal

 

#Presiden Jokowi #Diaspora Indonesia #Kereta Cepat Jakarta-Bandung #Kereta Cepat
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Ajak Diaspora di Berlin Ikut Wujudan Research Ecosystem Jakarta
Pramono memaparkan berbagai upaya Jakarta bertransformasi sebagai kota global. Salah satunya meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas transportasi publik.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 29 November 2025
Pramono Ajak Diaspora di Berlin Ikut Wujudan Research Ecosystem Jakarta
Indonesia
Barang Tertinggal atau Hilang di Kereta? Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Ini
KAI memperkuat layanan Lost and Found untuk menangani barang tertinggal di kereta dan stasiun, lengkap dengan prosedur pelaporan yang mudah dan aman.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 28 November 2025
Barang Tertinggal atau Hilang di Kereta? Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Ini
Indonesia
Jelang Angkutan Nataru 2026, Semua Awak Kereta Cepat Jakarta-Bandung Wajib Tes Urine oleh BNN
Prosedur ini dari upaya KCIC menjaga standar keselamatan tertinggi dan memastikan petugas selalu dalam kondisi prima saat mengoperasikan Whoosh.
Dwi Astarini - Jumat, 21 November 2025
Jelang Angkutan Nataru 2026, Semua Awak Kereta Cepat Jakarta-Bandung Wajib Tes Urine oleh BNN
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
Beredar informasi yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo marah ke Menkeu Purbaya soal Kereta Cepat Jakarta - Bandung.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
Indonesia
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
KPK menyelidiki pengadaan lahan untuk Whoosh yang tidak wajar. Namun jika pembayarannya wajar, maka tidak akan diperkarakan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 10 November 2025
 KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
Indonesia
Jelang Hari Pahlawan, Tarif Tiket Whoosh Turun Mulai Rp 200 Ribu
Promo Whoosh Hero’s Deal menyediakan total 53.280 kursi yang dapat dinikmati masyarakat dengan tarif hemat.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Jelang Hari Pahlawan, Tarif Tiket Whoosh Turun Mulai Rp 200 Ribu
Indonesia
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Danantara Indonesia menyatakan sudah menyiapkan dua skema untuk menyelesaikan utang dari proyek KCIC, yaitu dengan mengambilalih infrastrukturnya dan menyuntikkan dana tambahan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Indonesia
Kasus Dugaan Korupsi Whoosh: KPK Jamin Penyelidikan Tetap Jalan, Tak Ada Intervensi Presiden
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan penyelidikan dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) tetap berjalan dan tidak akan dipengaruhi keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menanggung utang proyek tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 November 2025
Kasus Dugaan Korupsi Whoosh: KPK Jamin Penyelidikan Tetap Jalan, Tak Ada Intervensi Presiden
Indonesia
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Indonesia
Presiden Prabowo Pastikan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar dari Uang Sitaan Korupsi dan Efisiensi Anggaran
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) senilai Rp 1,2 triliun per tahun menggunakan dana efisiensi dan uang hasil sitaan korupsi, tanpa membebani keuangan negara.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 November 2025
Presiden Prabowo Pastikan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar dari Uang Sitaan Korupsi dan Efisiensi Anggaran
Bagikan