Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Efisien dari Sisi Teknis dan Ekonomi
Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri) dan Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng (kedua kiri) berjabatan tangan usai pembukaan Pameran Kereta Cepat Dari Tiongkok di Jakarta, Kamis (13/8). (Antara)
MerahPutih, Bisnis-Presiden Joko Widodo memutuskan membatalkan kereta cepat Jakarta-Bandung (Jakarta-Bandung High Speed Railway). Pemerintah akan menggantinya dengan membangun kereta berkecepatan sedang.
Jepang dan Tiongkok terpaksa gigit jari menyusul keputusan Pemerintah Jokowi-Jk menolak pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai US$6,7 miliar atau setara Rp60 triliun.
"Berdasarkan rekomendasi tim penilai saya memutuskan akan mengembangkan kereta api berkecepatan sedang. Pembangunan tidak akan menggunakan APBN, baik langsung maupun tidak langsung," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/9).
Alasannya, baik Jepang maupun Tiongkok mengajukan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam proposal mereka. Sementara, Presiden telah menetapkan sumber pembiayaan pembangunan kereta cepat tidak menggunakan APBN. Sebab, pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan high speed train (HST) Jakarta-Surabaya dan jaringan kereta api di luar Jawa. Selain itu, pemerintah tidak akan menyediakan dana jaminan dalam bentuk apapun. Kerja sama pembangunan kereta cepat dilakukan dalam bentuk business to business (B to B).
Pertimbangan dari sisi teknis, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pemerintah membatalkan pembangunan kereta cepat karena tidak efisien.
Secara teoritis kereta cepat mampu melaju hingga 350 km per jam. Adapun jarak Jakarta-Bandung 150 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu 40 menit. Harga tiket kereta cepat untuk Jakarta-Bandung ditawarkan Rp200.000.
Di sepanjang jalur tersebut akan dibangun lima sampai delapan stasiun sehingga jarak antar stasiun hanya 30 kilometer, dengan jarak tempuh 8 menit.
Karena alasan ini, pemerintah akan membangun kereta kecepatan sedang yang memiliki kecepatan 200 km per jam. Dibandingkan kereta cepat buatan Jepang dan Tiongkok, waktu tempuh Jakarta-Bandung dengan kereta kecepatan sedang selisihnya hanya 10-11 menit. (Luh)
Baca Juga:
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Batal, Pemerintah Siapkan Kereta Menengah
Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Batal
Penentuan Proyek Kereta Cepat, Presiden Serahkan Kepada BUMN
Bagikan
Berita Terkait
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Gaet Penumpang Asing, KCIC Siapkan Perluasan Kanal Penjualan Tiket Whoosh ke Pasar Internasional
Janji Tanggung Jawab Pembiayaan Whoosh, Presiden Prabowo: Kita Layani Rakyat, Bukan Hitung Untung Rugi
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Pemerintah Janji Selesaikan Masalah Utang Kereta Cepat, Ngotot Ingin Bangun Lagi Sampai Banyuwangi
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?
Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen
Prabowo Perintahkan Anak Buah Putar Otak Tangani dan Hitung Detail Utang Jumbo Whoosh