Jimly Asshiddiqie: Ikan Patin Jadi Makanan Favorit Saya


Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (MP Foto/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Kuliner - Tidak banyak orang tahu jika Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie memiliki hobi mencicipi kuliner. Di akhir pekan Jimly bersama dengan keluarganya kerap hunting (mencari) makanan-makanan yang menggoyang lidah.
Selain untuk melepas penat setelah melakukan rangkaian aktivitas dan rutinitas, kegiatan tersebut juga dijadikan momentum bagi guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia untuk membagi waktu bersama dengan orang-orang terdekatnya.
"Ikan patin jadi makanan favorit saya," katanya saat dijumpai Merahputih.com belum lama ini di kediamannya di jalan Margasatwa Raya, Ragunan, Jakarta Selatan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) melanjutkan ikan patin sendiri adalah makanan favorit dari daerah asalnya Palembang, Sumatra Selatan. Sejak kecil ia sudah terbiasa mengkonsumsi fauna yang banyak ditemukan di Sungai Musi.
"Prinsipnya saya senang makan, apalagi ikan patin. Kalau pergi ke mana-mana dan ada ikan patin pasti saya pilih. Rasanya enak dan gurih," papar Jimly.
Menulis
Hobi lain yang juga dimiliki penulis buku "Gagasan Konstitusional" adalah membaca dan menulis. Sebagai salah satu ahli pikir terbaik bangsa Indonesia dalam bidang hukum tata negara, Jimly terus mendedikasikan diri bagi perkembangan ilmu hukum di Tanah Air.
Ia mengaku kebiasaan menulis, membaca dan berdiskusi sudah dilakukan olehnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Begitu duduk di bangku kuliah pria kelahiran 9 April, 1956 di Palembang, Sumatera Selatan semakin intens dan terus menyelami luasnya ilmu hukum.
"Sering banget kalau waktu libur saya habiskan buat menulis buku. Banyak ide di kepala yang saya tuangkan dalam bentuk tulisan," katanya sambil menunjukkan sebuah buku terbaru karyanya.
Masih kata Jimly, produktivitas menulis baginya adalah sebuah keharusan. Selain sebagai ketua DKPP dan pengajar, ia dituntut terus mengembangkan disiplin ilmu hukum yang sudah digelutinya selama puluhan tahun.
Puluhan buku yang ditulis olehnya sebagian besar berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Mulai dari sejarah berdirinya Mahkamah Konstitusi, Pedoman Kode Etik Bagi Hakim Mahkamah Konstitusi hingga Sejarah Kelahiran Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu beserta pentingnya pengadilan kode etik bagi penyelanggara pemilu.
"Alhamdulillah sebagai guru besar saya sudah punya 46 buku," tandasnya.
BACA JUGA:
- Jimly Asshiddiqie : Tim Independen Tidak Butuh Keppres
- Ini Proyeksi DKPP Tahun 2016
- Pengaduan Kasus Ketidakpuasan Pemilu Menurun
- DKPP: Penegakan Hukum di Indonesia Tak Bisa Diandalkan
- Perlukah Lembaga Etik Dibentuk?
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
DKPP Ingatkan Potensi PSU Berulang seperti di Pilkada 2024, Minta Integritas Penyelenggara Diperketat

Hentikan Penghitungan Suara Sepihak, Anggota Bawaslu Jaktim Diperiksa DKPP

Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa

DKPP Pecat Anggota KPU Lombok Timur Zainul Muttaqin, Masih Terdaftar Kader PDIP

DKPP Diminta Segera Tindaklanjuti Laporan Sengketa Pilkada Hingga Pileg

Evaluasi secara Tertutup, Komisi II DPR Akui Potensi Pergantian Anggota DKPP

Dugaan Pelanggaran Pemilu Barito Utara, KPU Dinilai Langgar Aturan

Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj

DKPP: KPU Kab Sukabumi Terbukti Bersalah Tidak Akomodir Aduan Ribka Tjiptaning

Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
