Jika Gabung TPP, Faisal Basri Usul Dibentuk Kementerian Baru

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 14 November 2015
Jika Gabung TPP, Faisal Basri Usul Dibentuk Kementerian Baru

Pengamat ekonomi UI Faisal Basri (Foto Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Bisnis - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mendukung keinginan Presiden Joko Widodo untuk bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) atau Kemitraan Dagang Trans-Pasifik. Faisal meminta pemerintah untuk membentuk kementerian baru yang membidangi perdagangan internasional.

"Saya rasa diperlukan Kementerian Perdagangan Luar Negeri, penggabungan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan. Karena informasi kedepan harus luar negeri," tuturnya di Jakarta, Sabtu (14/11).

Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini juga mengatakan pembentukan Kementerian baru itu dapat mempertegas fungsi negosiasi dan kerjasama dalam perdagangan luar negeri.

"Nah kalau untuk permasalahan industri dalam negeri diserahkan kepada Kementerian Perindustrian," jelasnya. Dengan demikian, kata Faisal, pemerintah bisa lebih siap untuk memasuki era perdagangan bebas.

Secara terpisah, ekonom senior UI Emil Slaim menegaskan bahwa TPP hanya akan merugikan Indonesia dan berpotensi menimbulkan masalah baru. Mantan menteri lingkungan hidup di era Presiden kedua Soeharto itu menentang rencana pemerintah untuk bergabung menjadi anggota TPP.

"Para mafia-mafia perdagangan yang selama ini ada, akan menjadi kuat. Pasalnya banyak klausul-klausul di TPP yang tidak mengizinkan negara ikut campur soal mekanisme pasar. Apalagi suara-suara yang mendesak pemerintah bergabung dengan TPP hadir dari pemilik modal besar," kata Emil di Jakarta, Jumat (13/11) lalu.  

Emil menduga TPP melibatkan big business. Ia melihat di Indonesia sekarang ini banyak ditemui mafia, ada mafia minyak, mafia petral, dan lainnya.

"Saya khawatir betul dengan TPP itu, posisi mafia-mafia itu jadi lebih kuat," tuturnya.

Di samping itu, TPP akan membuat peran negara dalam mengatur perdaganan dan investasi akan hilang. Poin-poin yang terdapat di dalam klausul TPP sepenuhnya memberikan kebebasan kepada dunia usaha untuk menanggapi sinyal ekonomi pasar. Menurutnya ini ibarat sebuah pertandingan antara negara berkembang dengan negara maju dan sudah terlihat siapa pemenangnya.

"TPP ini merugikan Indonesia dan saya khawatir kalau ada suara yang mendukung, itu kalau kita periksa itu the big business leader. Tapi ekonomi kita kan masih lemah, babak belur nanti. Pertanian tidak ada disini padahal negara berkembang itu utamakan pertanian," tukasnya. (Rfd/Abi)

BACA JUGA:

  1. Jokowi Bilang ke Obama, Indonesia Ingin Gabung TPP 
  2. Komisi 1 DPR Pertanyakan Pernyataan Jokowi Gabung Ke TPP
  3. Masuk TPP, Fadli Zon: Indonesia Belum Siap
  4. Teks Perjanjian TPP Setebal 2.000 Halaman Rampung
  5. Sebelum Gabung, Indonesia Ingin Pelajari Dokumen TPP 

 

#Trans-Pacific Partnership (TPP) #Faisal Basri
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Faisal adalah ekonom yang detail menyampaikan kritik
Angga Yudha Pratama - Jumat, 06 September 2024
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Indonesia
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas wafatnya ekonom Faisal Basri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 05 September 2024
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Berita
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Faisal Basri, Ekonom Senior Universitas Indonesia, Meninggal Dunia pada Kamis Pagi Faisal Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia, meninggal dunia pada Kamis pagi sekitar pukul 03.50 WIB.
ImanK - Kamis, 05 September 2024
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Indonesia
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9) pukul 03:50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan Jakarta dalam usia 65 tahun.
Frengky Aruan - Kamis, 05 September 2024
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Indonesia
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Faisal Basri mengatakan kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan lantaran digerogoti praktik-praktik korupsi.
Andika Pratama - Minggu, 10 Desember 2023
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Bagikan