Idul Adha Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 31 Agustus 2016
Idul Adha Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan

Salat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (Foto Antara/M Agung Rajasa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Idul Adha adalah momentum untuk mempersatukan umat dengan latar belakang berbeda. Perbedaan itu berupa keragaman budaya seperti perbedaan bahasa, warna kulit, dan adat istiadat. Pun perbedaan agama seharusnya tidak mengganggu esensi yaitu kesatuan rohaniah, yang kini digunakan paham radikal terorisme untuk mengadu domba, bahkan membunuh sesamanya.

“Ibadah Haji memang sebuah ritual tapi tidak sekadar itu, karena harus kita lihat esensinya. Bukan sekadar ritual dimana kita naik haji kemudian pulang mendapat gelar haji, Bu hajjah dsb. Haji sebenarnya mengandung makna simbolik yang dalam sekali untuk persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia maupun dunia,” kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Usman Ismail di Jakarta, Rabu (31/8).

Dalam momen Idul Adha ini ia mengajak seluruh umat manusia untuk memperkuat persatuan, terutama dalam memerangi bahaya nyata yaitu radikalisme dan terorisme.Pasalnya, radikalisme dan terorisme tidak dibenarkan Islam, apapun bentuknya. Apalagi seperti serangan di halaman Masjid Nabawi, Madinah beberapa waktu lalu.

Asep mengingatkan akan perayaan Idul Adha yang merupakan puncak ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Seperti kita ketahui bersama, kadang Idul Idha disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.Ia juga menegaskan bahwa pada hakekatnya  tidak ada Islam Pakistan, Islam Yaman. 

“Itu hanya masalah tempat tinggal, lalu dari tempat tinggal itu lahir sistem sosial, itu lahir cinta tanah air, muncul nasionalisme, kebangsaan, budaya dll. Nasionalisme itu pangkalnya tempat tinggal, lalu muncul cinta tanah air. Itu kenyataan yang tak bisa dihindari.  Lahir di Mekah atau Indonesia maka dia cinta pada tanah kelahiran. Itu perbedaan dan Islam yang mempersatukannya,” terangnya.

“Ajaran dasar Islam itu dirancang sistematik, sistemik, dimana semua komponen satu sama lain saling menguatkan. Simbolik yang mempersatukan umat Islam itu sebetulnya banyak, salah satunya adanya Ka’bah. Itu yang mempersatukan umat,” katanya.

Keragaman budaya itu menurut Al Quran adalah itu harus direnungkan supaya bisa saling mengenal, mengenal budaya, mengenal bahasa, dan adat istadatnya dan itu diakui oleh Al-Qur’an. 

“Ada keragaman budaya. Tetapi ada keragaan budaya itu tidak boleh mengganggu esensi yaitu kesatuan spiritual,” ujar Asep.

Salat itu adalah doa jarak jauh dan merasai satu sebagai umat islam sebagai satu kesatuan, sedangkan haji adalah jarak dekat. Jutaan orang dari berbagai belahan dunia dari berbagai berlahan dunia, dari berbagai kawasan, berbagai negara berkumpul di satu titik.

“Di momentum itu, orang akan merasa satu misalnya ketika mengelilingi Ka’bah dan berada di Mina untuk melempar jumroh. Puncaknya di mana umat merasa bersatu adalah ketika wukuf di mana semua memakai kain putih. Jadi semua identitas, atribut dilepas dan hanya memakai kain putih. Kain putih itu sebenarnya bukan warna. Putih itu menggambarkan kesucian, kebersihan dan persamaan. Ada makna folosofisnya yaitu menggambarkan kematian. Karena ketika mati, semua orang muslim itu akan ditutup dengan kain kafan yang warnanya putih,” katanya.

BACA JUGA:

  1. Kepala BNPT Temui Pengurus MUI Bahas Penanggulangan Terorisme
  2. Pancasila dan Kearifan Lokal Dinilai Efektif Cegah Terorisme
  3. Kepala BNPT Ajak 17 K/L Sinergi Tangani Terorisme
  4. BNPT dan Komnas HAM Tandatangani MoU Pencegahan Terorisme
  5. Kembali ke Pancasila, Kunci Cegah Penyebaran Paham Terorisme

 

#Islam #Terorisme #Salat Id
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
Abu Bakar Ba'asyir Nasihati Jokowi Supaya Kembali Mengamalkan Hukum Islam dengan Baik
Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyirberlangsung tertutup selama 30 menit.
Wisnu Cipto - Senin, 29 September 2025
Abu Bakar Ba'asyir Nasihati Jokowi Supaya Kembali Mengamalkan Hukum Islam dengan Baik
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Bagikan