Hati-hati Menerima Ajakan Zakat untuk Keluarga Syuhada

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 30 Juni 2016
Hati-hati Menerima Ajakan Zakat untuk Keluarga Syuhada

Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq saat menjawab pertanyaan wartawan. (Facebook Maman Imanulhaq)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Umat Islam harus peka dengan adanya pihak yang mengajak memberi zakat untuk para yatim piatu keluarga syuhada. Konsep syuhada harus diluruskan sehingga tidak terjebak pada kampanye-kampanye yang menyesatkan. 

“Pemberian zakat kepada anak yatim, secara normatif sebenarnya tidak ada masalah, karena itu diatur dalam hukum Islam. Yatim piatu siapapun itu, berhak atas zakat. Jenis zakat dan peruntukan zakatpun bermacam-macam. Tapi kita juga harus peka terhadap pengelola zakat. Bisa jadi pengelola zakat punya konsep yang tidak tepat soal syuhada,” kata Direktur Center for the Studi of Religion and Culture (CSRC) atau lebih dikenal sebagai Pusat Kajian Agama dan Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Irfan Abubakar kepada media, Kamis (30/6). 

“Umat Islam harus lebih peka soal konsep syuhada, jangan sampai niat baik terjebak pada hal yang keliru,” katanya. Menurutnya faktor syuhada dalam pengertian Islam adalah orang-orang yang mati di jalan Allah yaitu mati syahid. Syuhada dalam pengertian sempit,  dipahami sebagai berperang untuk membela keyakinan, dan mati disaksikan dan disambut oleh malaikat. 

“Padahal pengertian syuhada atau martir itu luas dan tidak hanya berkonteks berperang. Bisa jadi ketika dia sedang menuntut ilmu dan meninggal, maka dia bisa dikatakan syuhada dalam hal ilmu. Orang tua yang berjuang mencari nafkah bagi istri dan anak-anaknya dan kemudian meninggal dalam pekerjaannya itu maka dia juga bisa dianggap sebagai syuhada,” jelas Irfan.

Karena itu menurutnya, konsep syuhada harus dilihat konteksnya terlebih dahulu. “Karena martir dalam konsteks terorisme adalah kriminal atau pendosa karena melakukan pembunuhan, mengambil nyawa orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam. Sehingga umat jangan sampai terjebak dalam pemahaman atau kampanye yang keliru seperti itu,” jelasnya. 

Hal yang penting bagi ulama memberikan konsep syuhada kepada umat sehingga umat bisa terhindar dari kekeliruan penafsiran.  

“Mati sebagai martir atau syuhada adalah bagian dari ideologi kaum radikal. Masyarakat harus paham itu,” ujar Irfan Abubakar.

Sementara itu Wakil Ketua Lembada Dakwan PBNU KH Maman Imanulhaq menjelaskan, bulan Ramadhan itu adalah madrasah rohani yang akan mengasah intelektual, emosional, dan spiritual bagi umat muslim dalam menjalani ritual ibadah puasa. Karena itu, selain menjalani ibadah puasa yang khusuk, menjelang berakhirnya bulan suci ini, umat muslim juga wajib mengeluarkan zakat yang juga bagian dari Rukun Islam. Namun ia juga mengingatkan agar zakat ini tidak diselewengkan, terutama untuk kepentingan kelompok radikal.

"Ramadhan akan melahirkan sosok cerdas yang mengusung nilai-nilai agama yang transformatif dan penuh kedamaian. Begitu kewajiban berzakat, umat muslim harus cerdas agar zakat itu sampai ke tangan yang benar. Apalagi banyak kelompok radikal yang sengaja memanfaatkan dan menyelewengkan arti zakat untuk mengumpulkan dana," ujar Maman Imanulhaq.

Pernyataan kiai muda ini untuk menanggapi upaya-upaya kelompok radikal, terutama ISIS, yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang untuk berjihad versi mereka dan menggalang dana dengan mengatasnamakan zakat. Menurutnya, apa yang dilakukan kelompok radikal itu sama sekali tidak sesuai dengan Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Maka alangkah naifnya bila Ramadan justru dijadikan sarana untuk mendakwahkan kebencian dan menebar teror. Perilaku deskonstruktif yang terus didengungkan ISIS sangat bertolak belakang dengan spirit Ramadhan. Karenanya perlu ditegaskan dan diajarka kembali materi Islam yang Islam yang rahmatan lil ‘alamin kepada umat Islam terutama generasi muda," ungkap Kang Maman, panggilan karibnya. 

Pengasuh Ponpel Al Mizan ini menambahkan, Ramadan bulan rahmah, bulan kasih sayang, maka kekerasan dan upaya-upaya negatif lainnya atas nama agama harus dihentikan terutama di bulan ini. Ramadan justru harus jadi momentum penting agar umat muslim berjihad dengan menguatkan kualitas kemanusiaan yang tercermin dalam kesalehan sosial selama Ramadan.

"Jihad itu bentuk kesungguhan kita dalam melakukan perubahan bukan melakukan kerusakan apalagi teror. Jihad adalah metode, cara, alat yang kita pakai untuk perubahan dan peradaban yang lebih adil, setara, makmur, sejahtera," terang Kang Maman.     

BACA JUGA:

  1. Hati-hati Zakat Jatuh ke Tangan Pelaku Terorisme
  2. Bendung Radikalisme, Indonesia Butuh Kedaulatan Cyber
  3. Pondok Pesantren Benteng Terbaik Melawan Radikalisme dan Terorisme
  4. Tokoh Agama Dituntut 'Melek' Internet
  5. Ramadan Momentum Menyelamatkan Manusia dari Ancaman Terorisme
#Islam #Ramadan #Zakat #Nahdlatul Ulama #Maman Imanulhaq #Jihad #ISIS #Radikalisme #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Dunia
Naveed Akram, Pelaku Penembakan di Pantai Bondi, Australia, Didakwa atas 15 Pembunuhan
Akram juga menghadapi 40 dakwaan menyebabkan luka berat dengan niat membunuh, serta satu dakwaan melakukan tampilan publik simbol organisasi teroris terlarang.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
 Naveed Akram, Pelaku Penembakan di Pantai Bondi, Australia, Didakwa atas 15 Pembunuhan
Indonesia
Gus Yahya Tolak Hasil Rapat Pleno, Ingatkan Tertib Anggaran Dasar
Penegasan tersebut disampaikan Gus Yahya dalam pernyataan sikap resmi PBNU yang ditandatangani langsung olehnya pada 13 Desember 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 Desember 2025
Gus Yahya Tolak Hasil Rapat Pleno, Ingatkan Tertib Anggaran Dasar
Dunia
12 Orang Meninggal Akibat Penembakan di Pantai Bondi Australia
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan kejadian di Bondi itu merupakan peristiwa yang mengejutkan dan sangat memprihatinkan
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 Desember 2025
12 Orang Meninggal Akibat Penembakan di Pantai Bondi Australia
Indonesia
Pleno Syuriyah Tetapkan Zulfa Mustofa Jadi Pejabat Ketum PBNU Gantikan Gus Yahya
Gus Yahya mengatakan pleno Syuriyah PBNU hanya manuver politik, apalagi dirinya tengah melakukan transformasi organisasi
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Pleno Syuriyah Tetapkan Zulfa Mustofa Jadi Pejabat Ketum PBNU Gantikan Gus Yahya
Indonesia
Konflik PBNU Akibat Konsesi Tambang, Gus Yahya: Itu Manuver Politik
Gus Yahya pun menyatakan siap menempuh jalur apa pun bila diperlukan. Namun, ia menekankan bahwa fokus utamanya adalah menjaga bangunan organisasi agar tetap utuh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Konflik PBNU Akibat Konsesi Tambang, Gus Yahya: Itu Manuver Politik
Indonesia
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pencopotan, Gus Yahya: Hanya Muktamar Yang Bisa Berhentikan
Gus Yahya mengklaim masih aktif menjalankan tugas dan fungsi-fungsi organisasi. Dia menjelaskan, apabila ingin memberhentikan dirinya harus melalui muktamar.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pencopotan, Gus Yahya: Hanya Muktamar Yang Bisa Berhentikan
Indonesia
Forum Kiai Nyai Muda Nahdlatul Ulama Desak Islah Pengurus PBNU, Minta Musyarah Terbuka
Muktamar mendatang harus dijadikan momentum penataan ulang tata kelola jamiyah.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Forum Kiai Nyai Muda Nahdlatul Ulama Desak Islah Pengurus PBNU, Minta Musyarah Terbuka
Indonesia
Pengurus PBNU Berkonflik, Jaringan Kader Muda NU Desak Segera Islah
Marwah organisasi dan membuat NU kehilangan ruh dasarnya sebagai Jam’iyah yang berpijak pada syura, moral publik, dan kebenaran yang dibimbing para ulama.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 05 Desember 2025
Pengurus PBNU Berkonflik, Jaringan Kader Muda NU Desak Segera Islah
Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Bagikan