Falsafah Pancasila Terbukti Ampuh Tangkal Radikalisme dan Terorisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 07 Oktober 2016
Falsafah Pancasila Terbukti Ampuh Tangkal Radikalisme dan Terorisme

Ketua Umum GP Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat (7/10). (Foto Ist)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih National - Upaya kaum radikalisme dan terorisme untuk merongrong NKRI dengan ‘menyerang’ dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia Pancasila selalu kandas. Hal ini membuktikan bahwa Pancasila adalah sakti dan menjadi ‘jimat’ bangsa Indonesia dalam menangkal berbagai upaya pecah belah dan terorisme. 

“Ansor dan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia percaya bahwa Pancasila merupakan ‘jimat’ bagi Indonesia,” kata Ketua Umum GP Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat (7/10).

Pernyataan Gus Yaqut, panggilan karib Yaqut Cholil Qoumas, untuk membantah sekaligus meluruskan propaganda kelompok kekerasan yang ingin memecah belah bangsa Indonesia, yang menyerang Pancasila sebagai berhala dan thogut. Menurutnya, pendapat itu sangat tidak berdasar dan memutarbalikkan makna-makna luhur Pancasila.

“Pihak-pihak yang memberhalakan Pancasila itu pasti tidak memiliki nilai historis dengan ke-Indonesian kita. Kami mengutuk keras mereka-mereka yang mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain,” tegas anggota komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB ini.

Ia menegaskan, Ansor dan NU selalu berkomitmen untuk menjaga dan mengawal Pancasila dan NKRI dari gangguan pihak manapun. Ansor dan NU akan selalu hadir dalam membumikan Pancasila di tengah-tengah masyarakat agar kehadiran Pancasila dirasakan secara masyarakat secara nyata.

Untuk itu, terang Gus Yaqut, GP Ansor mendorong dan menuntut pemerintah, dalam hal ini Polri dan TNI untuk lebih tegas terhadap kelompok radikal, dan tidak memberi ruang kepada kelompok radikal untuk berkembang biak di Indonesia.

“Kelompok-kelompok seperti ini harus segera ditindak tegas. Mereka sangat berbahaya karena upaya mereka merongrong ideologi bangsa Indonesia,” ungkap Gus Yaqut.

Hal senada diutarakan Ketua Umum Pepabri Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Menurut mantan Menko Polkam dan Menhub ini, Pancasila itu penilaian kaum radikal yang menyamakan Pancasila dengan berhala itu sangat keliru. Menurutnya, Pancasila adalah rumusan agung para pendiri dan pahlawan bangsa. Dan Pancasila sudah diterima sekitar 97 persen penduduk Indonesia sehingga tidak perlu diperdebatkan karena Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia.

“Sekarang kita ayo bersama cari solusi paling baik  dan paling bijak agar Pancasila ini bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan Pancasila hanya sekadar retorika atau jargon belaka,” ujar Agum Gumelar.

Untuk melakukan itu, lanjut Agum, peran Mendikbud sangat besar untuk menciptakan sistem pendidikan yang bisa menghasilkan manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi sekaligus berwawasan kebangsaan.

“Di samping mengejar ilmu, mereka juga harus dibentuk karakternya. Jadi, apa yang kita pernah lakukan, seperti upacara bendera, pelajaran sejarah lebih difungsikan lagi. Itu untuk menanamkan jiwa dan nasionalisme mulai sedini mungkin,” kata Agum.

BACA JUGA:

  1. Penanganan Aksi Terorisme Menggunakan Soft Approach
  2. Pancasila, Ideologi Terbaik Perangi Radikalisme dan Terorisme
  3. Pesantren Berperan Menanggulangi Paham Radikal
  4. Imam Besar Masjid Istiqlal: ISIS Selewengkan Arti Hijrah dan Jihad
  5. Imam Besar Masjid Istiqlal Kecam Kekerasan Bom Bunuh Diri

 

#Nahdlatul Ulama #Propaganda #Terorisme #Radikalisme #Pancasila #GP Ansor
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Gubernur Jakarta mengaku mendapatkan bisikan dari Ketua PW Muslimat NU DKI Hizbiyah Rochim untuk memasukan kader Muslimat ke dalam BUMD.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 27 Juli 2025
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Hasil kajian tersebut menghasilkan 17 Oktober dipilih sebagai momentum yang tepat sebagai tanggal peringatan Hari Kebudayaan yang bertepatan dengan lahirnya satu dari empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, UUD 945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Bagikan