Atlet Pelatda PON Jawa Barat Diwajibkan Jalani Tes Kebugaran
Atlet beraksi gaya punggung pada ajang Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) 37 Piala Presiden di Kolam Renang Senayan, Jakarta, Selasa (29/12). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
MerahPutih Olahraga - Atlet Pelatda PON XIX/2016 Jawa Barat akan menjalani tiga kali tes kebugaran sepanjang tahun 2016. Hal tersebut untuk memastikan bisa mencapai VO2MAX (kemampuan jantung memompa oksigen) optimal pada Juni 2016.
"Minimal, pada Juni 2016 kebugaran atlet sudah mencapai VO2MAX ideal. Rencananya, akan ada dua hingga tiga kali tes kebugaran," kata Komandan Satgas Prestasi KONI Jabar Yunyun Widiana kepada Antara.
Artinya, kata Yunyun para atlet Jabar telah mencapai Vo2MAX ideal pada saat mereka berangkat beruji tanding di Korea tepatnya di Gyeongsangbuk-do.
Pada kesemapatan itu, pihaknya melakukan edukasi kepada para atlet dan pelatih untuk bisa mempertahankan kondisi terbaik yang telah dicapai, sehingga tidak perlu sulit untuk mencapai Vo2MAX ideal pada saatnya nanti.
"Kemampuan mempertahankan kondisi itu sangat diperlukan, jangan sampai menurun pada saat pertandingan sesungguhnya. Untuk itu kami lakukan sosialisasi kepada atlet dan pelatih," kata Yunyun.
Pemantauan kondisi kebugaran atlet Jabar dilakukan dengan menggunakan sistem sport science yang telah dibangun oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Tahun 2015 akan dilakukan penambahan perangkat pendukung untuk pengujian sehingga bisa lebih maksimal.
"Pengujian kebugaran atlet tidak dilakukan secara umum, namun disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing. Sehingga apa kekurangannya bisa segera diketahui," kata Yunyun.
Menurut dia, pencapaian kebugaran atau Vo2MAX untuk cabang olahraga balap sepeda, tentu beda dengan cabang atletik atau basket. Semuanya akan disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing.
"Awal tahun 2016 mungkin akan dilakukan test pertama di tahun ini, kemudian dilanjutkan beberapa bulan kemudian untuk memastikan kondisi atlet tetap terjaga dan ada peningkatan," katanya.
Di sisi lain kondisi kebugaran atlet juga mengantisipasi terjadinya kemungkinan cedera yang dialami atlet saat berlatih, sehingga konsepnya selain untuk kebugaran juga untuk mengantisipasi cedera atlet.
"Kami tidak berharap cedera atlet terjadi jelang laga sesungguhnya pada ajang PON," tutupnya. (esa)
BACA JUGA:
- Komnas Api Nilai Pemberian Dana Kesejahteraan Atlet Sangat Penting
- Indonesia Diminta Lakukan Perubahan Sistem Kerja Olahraga
- NPC Indonesia Yakin Loloskan 19 Atlet di Paralympic Games 2016
- Menpora Tak Bedakan Pemberian Bonus Atlet Difabel dan Normal
- Renovasi GBK, Kemenpora Alokasikan Anggaran Sebesar Rp3,3 Triliun
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Klasemen Sementara SEA Games 2025, Selasa (16/12): Indonesia Kokoh di Posisi Kedua dengan 62 Emas
Rahmat Erwin Abdullah Sikat Medali Emas Angkat Besi di SEA Games 2025, Persembahan Spesial untuk Sang Anak
Tangguh di Cuaca Panas, Tim Triathlon Indonesia Sapu Bersih 3 Emas di SEA Games 2025!
Prajurit TNI AD Raih Emas di Cabor Menembak SEA Games 2025, Pasang Target Lolos Olimpiade 2028
Tim Dayung Indonesia Torehkan Prestasi, La Memo Selalu Raih Medali Emas di Ajang SEA Games
Bawa Pulang 7 Medali SEA Games 2025, Tim Judo Indonesia Bakal Dibanjiri Bonus
Klasemen Sementara SEA Games 2025, Senin (15/12): Indonesia Sudah Koleksi 54 Emas
Hasil Final Badminton SEA Games 2025: Indonesia Bawa Pulang 2 Emas dan 2 Perak
Panen Medali! Tim Woodball Indonesia Raih 4 Perak dan 2 Perunggu di SEA Games 2025
Thailand Masih Unggul, Tim Berkuda Indonesia Sabet Medali Perak di SEA Games 2025