Indonesia Diminta Lakukan Perubahan Sistem Kerja Olahraga

Atlet Lifter Angkat Besi Harjianto melakukan gerakan 'Snatch' saat melakukan sesi latihan Angkat Besi di Padepokan Gajah Lampung, Lampung, Senin (30/11). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
MerahPutih Olahraga - Pergantian tahun sebentar lagi bakal terjadi. Prestasi di tahun 2015 yang belum terwujud, diharapkan bisa dicapai pada 2016.
Untuk itu, diperlukan sebuah kerja keras di segala lini. Pandangan tersebut disampaikan Ketua Komisi Nasional Atlet dan Pelatih Indonesia (Komas API), Suryadi Gunawan. Jika tidak mampu demikian, Suryadi menambahkan bahwa prestasi Indonesia bakal terus jalan di tempat.
"Bahkan, semakin tertinggal dengan negara tetangga. Sistem kerja olahraga kita harus dirubah, kalau tidak maka ke depannya tidak jauh berbeda dari sekarang," sambung sosok kelahiran Samarinda, 25 Mei 1965 tersebut.
"Di SEA Games saja, kita berada di posisi kelima di bawah Singapura. Ini sudah masuk kategori musibah. Pemerintah, utamanya Kemenpora lalu KOI (Komite Olimpiade Indonesia), KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) harus bersama-sama melakukan perubahan," imbuh mantan atlet gulat yang pernah tampil diajang Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan, lalu Asian Games tahun 1995 di Hirosima, Jepang dan SEA Games sejak 1987-1997 (medali emas di nomor bebas dan grego) tersebut.
Misalnya saja, ditambahkannya, Indonesia belum mampu menembus barisan 10 besar dalam perolehan medali di ajang Asian Games 2014. Target 9 medali yang diharapkan, tidak tercapai.
Indonesia hanya mampu meraih 4 medali emas, 5 emas dan 11 perunggu. Cabang olahraga bulutangkis yang masih menjadi penyumbang emas terbanyak di Asian Games 2014, Incheon Korea Selatan. Yakni, melalu sumbangan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
Emas lainnya disumbang atlet lompat jauh, Maria Natalia Londa dengan jarak lompatan 6.55 meter. Satu emas lainnya diraih cari cabang Wushu melalui Juwita Nisa Wasni.
Emas keempat ini merupakan sebuah keberuntungan, pasalnya dalam pertandingan resmi Juwita di nomor nandao (golok) dan nanquan (tangan kosong), hanya mampu meraih perak setelah kalah tipis dariatlet asal Malaysia, Tai Cheau Xuen. Namun dalam perkembangannya Tai Cheau Xuen gagal melewati tes doping. Sehingga Tai didiskualifikasi dan emas jatuh ke tangan Juwita.
Kemudian, Indonesia akan menghadapi Olimpiade di Rio De Janeiro, 5-12 Agustus 2016, SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus-2 September.
Diajang tersebut, Merah-Putih ditergetkan masuk peringkat sepuluh besar. (esa)
BACA JUGA:
- NPC Indonesia Yakin Loloskan 19 Atlet di Paralympic Games 2016
- Menpora Tak Bedakan Pemberian Bonus Atlet Difabel dan Normal
- Renovasi GBK, Kemenpora Alokasikan Anggaran Sebesar Rp3,3 Triliun
- Harapan Menpora Untuk Olahraga Indonesia di Tahun 2016
- Batal Jadi Tuan Rumah MotoGP, Menpora Anggap Sebagai Ujian
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Sebab Rafael Struick Belum Gabung Timnas Indonesia U-23 Proyeksi SEA Games 2025

2 Kali Uji Coba dengan India, Indra Sjafri Tes Pemain dalam Pembentukan Skuad SEA Games 2026

Timnas Putri Indonesia Gelar TC di Tokyo Jepang sebagai Persiapan SEA Games, 27 Pemain Dipanggil

Jens Raven Tertantang Pertahankan Medali Emas SEA Games bersama Timnas Indonesia U-23

Tim Geypens, Dion Markx, Ivar Jenner, Adrian Wibowo Diizinkan Tidak Gabung Timnas U-23, Indra Sjafri: Harus Fleksibel

Sumardji Jelaskan Alasan Ivar Jenner Tidak Diikutkan untuk Kualifikasi Piala Dunia Justru Masuk Timnas SEA Games

Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari Doakan Indra Sjafri Sukses Pimpin Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025

Indra Sjafri Panggil 32 Pemain untuk TC Timnas SEA Games 2025, Ada Ivar Jenner dan Adrian Wibowo

Mohamad Kusnaeni Optimis Indra Sjafri Mampu Mempertahankan Medali Emas SEA Games 2025

Persiapan Awal Timnas U-23 untuk Pertahankan Medali Emas SEA Games Dimulai 3 Oktober
