Komnas Api Nilai Pemberian Dana Kesejahteraan Atlet Sangat Penting
Atlet beraksi gaya punggung pada ajang Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) 37 Piala Presiden di Kolam Renang Senayan, Jakarta, Selasa (29/12). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
MerahPutih Olahraga - Peran pemerintah untuk memperhatian dunia olahraga diharapkan dapat lebih meningkat. Sehingga, prestasi yang diinginkan bersama bukan lagi sebatas angan, melainkan benar-benar mampu didapatkan.
Utamanya, bagi para matan atlet berpestasi. Dengan demikian, atlet dapat mengeluarkan seluruh kemampunnya saat berjuang di ajang nasional ataupun internasional demi kejayaan Merah-Putih.
"Jadi, tidak hanya bonus yang diberikan, namun tunjangan hidup setelah orang tersebut tidak lagi menjadi atlet. Sebab tunjangan hidup ini sangat penting. Seperti Susi Susanti (atlet bulu tangkis), pemerintah tidak akan rugi kalau memberikannya. Karena Susi sudah bersusah payah berjuang mengharumkan nama bangsa dan negara," ungkap Ketua Komisi Nasional Atlet dan Pelatih Indonesia (Komnas API), Suryadi Gunawan.
Misalnya dari dua kali keiikutsertaan diajang Olimpiade, Susi mempersembahkan satu medali emas dan satu perunggu. Rinciannya, medali emas diperoleh di Barcelona tahun 1992 (tunggal putri) dan perunggu di Atlanta, 1996 (tunggal putri).
"Dari awal berdiri, yakni pada tahun lalu, kami pun terus mendorong hal tersebut. Harus ada pemberian dana kesejahteraan, dana pensiun atau apapun namanya nanti yang dirumuskan pemerintah. Jadi, tidak hanya bonus. Tujuannya tidak lain, agar olahraga kita terus berkembang," imbuhnya.
Apalagi, ditambahkannya, hal tersebut diatur dalam UU Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 tahun 2005 telah bermaktub di dalamnya untuk menunjang kesejahteraan atlet dan pelatih.
Dilanjutkannya lagi, pemberian bonus selain berupa uang, sebelumnya pernah dirasakan para atlet. Yakni, berupa pekerjaan di instansi pemerintah atau pegawai negeri sipil (PNS).
"Tapi saat Menpora jaman Adhyaksa Dault, hal tersebut putus. Kemudian kalau sudah diangkat diangkat sebagai PNS, atlet jangan dikerjakan sebagai pegawai. Tapi diterjunkan sebagai pelatih atau penasehat olahraga," tuturnya. (esa)
BACA JUGA:
- Indonesia Diminta Lakukan Perubahan Sistem Kerja Olahraga
- NPC Indonesia Yakin Loloskan 19 Atlet di Paralympic Games 2016
- Menpora Tak Bedakan Pemberian Bonus Atlet Difabel dan Normal
- Renovasi GBK, Kemenpora Alokasikan Anggaran Sebesar Rp3,3 Triliun
- Harapan Menpora Untuk Olahraga Indonesia di Tahun 2016
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Tangguh di Cuaca Panas, Tim Triathlon Indonesia Sapu Bersih 3 Emas di SEA Games 2025!
Prajurit TNI AD Raih Emas di Cabor Menembak SEA Games 2025, Pasang Target Lolos Olimpiade 2028
Tim Dayung Indonesia Torehkan Prestasi, La Memo Selalu Raih Medali Emas di Ajang SEA Games
Bawa Pulang 7 Medali SEA Games 2025, Tim Judo Indonesia Bakal Dibanjiri Bonus
Klasemen Sementara SEA Games 2025, Senin (15/12): Indonesia Sudah Koleksi 54 Emas
SEA Games 2025 Thailand: Felix Victor Iberle Raih Medali Perunggu Gaya Dada 50 Meter Putra
SEA Games 2025 Thailand: Farrel Armando Raih Medali Perak 200 Meter Gaya Punggung Putra
Hasil Final Badminton SEA Games 2025: Indonesia Bawa Pulang 2 Emas dan 2 Perak
Panen Medali! Tim Woodball Indonesia Raih 4 Perak dan 2 Perunggu di SEA Games 2025
Thailand Masih Unggul, Tim Berkuda Indonesia Sabet Medali Perak di SEA Games 2025