Kesehatan

Waspada Serangan Jantung Mendadak Ketika Olahraga Berlebihan

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 08 Mei 2021
Waspada Serangan Jantung Mendadak Ketika Olahraga Berlebihan

Olahraga jangan berlebihan. (Foto: pixabay/pexels)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIDAK sedikit kasus para atlet atau selebritas yang usianya masih terbilang muda dan dikenal sering berolahraga namun terkena serangan jantung mendadak.

Serangan jantung di usia muda bisa terjadi pada kisaran usia 19-45 tahun. Berdasarkan data di RS Jantung Harapan Kita, ada sekitar 3,46% dari seluruh kasus serangan akut usia dibawah 40 tahun. (data dari 9 RS pendidikan di Indonesia kurun waktu Juni 2017-2018).

Baca Juga:

Mengenal Leadless Pacemaker, Alat Pacu Jantung Tanpa Operasi

Sementara itu, data dari 11 RS Pusat Pendidikan Juli 2018-Juni 2019, ada sekitar 3,93% serangan jantung akut yang dialami pasien berusia dibawah 40 tahun.

Olahraga sejatinya baik untuk tubuh, tapi untuk olahraga ekstrem dan berlebihan justru bisa berisiko terhadap kesehatan tubuh kamu.

Jangan olahraga berlebihan, karena bisa membahayakan kesehatan. (foto: pixabay/farmama)

Latihan olahraga ekstrem serta perlombaan olahraga ketahanan atau endurance, bisa mengakibatkan kerusakan pada jantung dan gangguan irama jantung. Terlebih bila orang tersebut memiliki faktor genetik.

Biasanya, pencinta olahraga ekstrem latihan keras dan memaksa tubuh melewati batas ketahanan normal. Seperti halnya lari maraton, atau bersepeda jarak jauh terus menerus dalam waktu singkat hingga membuat dehidrasi, cedera, dan kelelahan berlebihan.

Baca Juga:

Kenali Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung

Di saat jantung harus dipaksa bekerja keras terus menerus, maka jantung akan mengalami perubahan bentuk. Misalnya penebalan dinding jantung. Lalu, pada beberapa orang, akan memperberat terbentuknya jaringan parut jantung.

Kelainan otot jantung tersebut salah satunya bermanifestasi sebagai gangguan irama yang bisa menggangu fungsi jantung. Hal itu bisa membuat pencinta olaharaga terancam mengalami henti jantung mendadak atau meninggal mendadak.

Pada jumpa pers online yang diadakan Heartology Cardiovascular Center lewat Zoom, Sabtu (8/5), Dokter Jantung dan Pembuluh Darah, Ario Soeryo Kuncoro menjelaskan bahwa kondisi tersebut bisa dideteksi lebih awal.

"Bagi pencinta olahraga ekstrem, cek jantung kamu dengan ekokardiografi secara rutin, apabila ada riwayat keluarga meninggal mendadak dan bila terdapat kelainan pada rekam jantung kamu," tutur Dokter Ario.

Cek jantung secara rutin apabila memiliki riwayat keluarga yang meninggal mendadak. (foto: pixabay/mohamed_hassan)

Fungsi dari Ekokardiografi bisa menunjukkan pergerakan, ukuran, bentuk jantung, serta seberapa baik bilik dan katup jantung bekerja.

Ekokardiografi pun bisa menunjukan area otot jantung yang tidak memompa secara memadai. Kondisi ini terlihat dari suplai darah yang buruk atau terdapat suatu cedera akibat serangan jantung sebelumnya.

Berdasarkan hasil ekokardiografi, dokter bisa menyarankan apa-apa saja hal yang perlu kamu lakukan agar tetap bisa berlatih dengan jantung aman.

Dokter Ario berpesan agar tetap berolahraga asal kamu melakukannya dengan aman dan terukur. Dia menyarankan berolahraga yang sifatnya untuk maintenance, bukan kompetitif. Durasi olahraga yang disarankan yaitu 30-40 menit dan dilakukan 3-4 kali dalam seminggu. Namun olahraga yang disarankan ialah olahraga dengan intensitas sedang, seperti halnya jogging atau renang. (ryn)

Baca Juga:

Denyut Jantung Cepat atau Lambat yang Berbahaya?

#Kesehatan #Serangan Jantung #Gangguan Jantung #Tips Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - 1 jam, 35 menit lalu
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan