Musik

Voice of Baceprot Cerita Soal Mematahkan Stereotip tentang Perempuan

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 07 Maret 2022
Voice of Baceprot Cerita Soal Mematahkan Stereotip tentang Perempuan
Voice of Baceprot memilih untuk tidak menghiraukan komentar negatif tentang apa yang mereka lakukan. (Foto: Insatgram/@voiceofbaceprot)

GRUP band metal asal Garut Voice of Baceprot (VoB) menceritakan kisah mereka saat melawan stereotip terhadap perempuan. Menurut Marsya, sang vokalis, awalnya mereka kerap menerima kritikan bahkan diminta untuk berhenti bermusik karena dianggap tidak cocok dengan penampilan mereka.

"Paling banyak adalah yang menyuruh berhenti bermain musik. Kebanyakan orang berpikir kita kurang cocok untuk main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Jadi orang-orang menyarankan untuk berhenti bermusik atau tetap bermusik tapi lepas hijab," kata Marsya saat acara virtual bersama Google jelang Hari Perempuan Sedunia yang diperingati setiap 8 Maret.

Baca juga:

Disinggung Soal Hijab, Voice of Baceprot: Ini Simbol Perdamaian, Cinta, dan Kecantikan

Voice of Baceprot Cerita Soal Mematahkan Stereotip tentang Perempuan
Marsya vokalis dan gitaris dari band metal Voice of Baceprot. (Foto: Instagram/@marsyavob)

"Banyak juga yang menyarankan untuk fokus di rumah saja. Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita," lanjut Marsya, dikutip dari laman ANTARA Senin (7/3).

Komentar-komentar negatif tersebut, kata Marsya, datang dari berbagai arah, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar mereka. "Kalau dari keluarga, mereka menganggap profesi sebagai pemusik itu enggak bisa menjamin masa depan. Di lingkungan juga disangkanya kita mau menyebarkan pengaruh buruk," ujar Marsya.

Meski demikian, Marsya dan rekan satu bandnya yakni Sitti dan Widi, tak menghiraukan komentar negatif tersebut karena merasa telah menemukan diri mereka di musik.

"Seiring berjalannya waktu, kita menemukan diri kita di musik. Kita memang sempat takut mengambil langkah, tapi kita akhirnya tetap yakin pada diri sendiri," tutur Marsya. "Kita memutuskan tetap jalan, karena kalau berhenti, justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah karena ketakutan," imbuhnya.

Baca juga:

Voice Of Baceprot Berangkat Tur Eropa Akhir 2021

Meski musik metal terdengar keras, Marsya mengatakan yang terpenting dalam bermusik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya. Menurut Marsya, musik metal banyak menyuarakan keadilan, isu kesetaraan, isu lingkungan, hingga isu kemanusiaan. Hal itulah yang membuat Voice of Baceprot tetap konsisten dengan musik tersebut.

"Kami berniat untuk memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," pungkas Marsya.

Sebelumnya, trio beranggotakan Firdda Kurnia (vokal dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drum) peernah merilis single berjudul God Allow Me (Please) to Play Music di 2021. Single yang menjadi bukti perlawanan VOB terhadap isu intoleransi. (*)

Baca juga:

Pesan Kuat Sarat Makna Tertuang dalam Video Musik Terbaru Voice of Baceprot

#Musik #Musik Indonesia #Musisi Indonesia #Hari Perempuan Sedunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan