AGUSTUS menjadi bulan sakral untuk ketiga dara asal Garut yang tergabung dalam Voice of Baceprot. Firdda Marsya Kurnia (vokal/gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Sitti (drum) melahirkan single terbaru setelah melalui proses eksplorasi selama berbulan-bulan berjudul God, Allow Me (Please) to Play Music.
Bertepatan dengan Hari Anak Perempuan Internasional yang diperingati setiap 11 Oktober, ketiga dara ini mempersembahkan sebuah video musik dari single teranyarnya.
Baca juga:
Voice of Baceprot Tanamkan Makna Toleransi di Single ‘God Allow Me (Please) to Play Music’
“Dari sudut pandang pribadi kami, kesetaraan gender adalah ketika perempuan dan laki-laki diberikan haknya sebagai manusia untuk hidup, pendidikan yang layak, menampung aspirasi, dan diberi kebebasan untuk memperjuangkan aspirasi tersebut,” ungkap Marsya dalam keterangan resmi diterima Merah Putih, Kamis (7/10).
Dalam video berdurasi 3.35 menit, terlihat Marsya, Widi, dan Sitti memakai beberapa gaun anggun di sebuah gudang dengan sentuhan efek di belakangnya. Meski berbalut pakaian anggun, mereka tetap memainkan musik dengan energik.
Video musik ini juga menampilkan beberapa aktivis perempuan muda yang berafiliasi dengan Women of the World (WOW) Foundation. Termasuk penyair Inggris Zahra Ahmad dan Rakayana Fetuga, vokalis/gitaris Breakup Haircut, Ishani Jasmi.
Mereka tampak membawa papan untuk menyurakan keprihatinan dan aspirasi mereka. Ada juga rapper perempuan, Yacko, tampil bersama dengan musisi Kartika Jahja.
Baca juga:
Voice of Baceprot akan Rilis Mini Album ‘The Other Side of Metalism’
View this post on Instagram
“Lirik lagu ini sangat kuat, denga chorus utama berbicara kepada kita semua tentang perjuangan untuk menjadi berbeda dan bangkit. Mengatasi streotip, menentang stigma, dan menantang klaim palsu,” pungkas sutradara yang dipilih untuk video musik ini, Bona Palma.
Walaupun sempat beberapa kali tertunda akibat pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), karena peningkatan kasus COVID-19. Akhirnya produksi video musik tersebut berhasil dilakukan pada 16 September 2021, di dalam gudang di Sunter, Jakarta Utara. Konsep visual yang diambil terinspirasi dari makna simbolis Samsara Circle.
“Lingkaran kehidupan menggambarkan siklus nilai, stigma, dan stereotip yang tidak pernah berakhir yang dialami band hanya karena mereka unik dan berbeda,” pungkas Bona.
Tidak hanya itu, keterlibatan Voice of Baceprot dalam perayaan International Day of the Girl akan diwujudkan dalam bentuk virtual yang diatur khusus untuk acara tersebut. Akan ada lebih dari 40 aktivis perempuan muda dari seluruh dunia berusia 11-19 tahun akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut. (far)
Baca juga: