KUALITAS udara yang memburuk di sejumlah wilayah membuat kita seharusnya memulai hidup ramah lingkungan.
Yasinta Aurellia, Puteri Indonesia Lingkungan 2023, memberikan tips bagaimana cara memulai hidup ramah lingkungan untuk meminimalisasi timbunan sampah dan polusi dengan melakukan langkah kecil terlebih dahulu.
Yasinta mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulai gaya hidup berkelanjutan. Salah satunya dengan pemakaian kosmetik atau produk kecantikan isi ulang (refill) agar tidak menambah sampah kemasan produk tersebut.
"Kosmetik itu juga menyumbang sampah karena packaging-nya," kata Yasinta, dilansir ANTARA, Rabu (23/8).
Baca juga:

Produk kecantikan isi ulang kini sudah banyak tersedia oleh beberapa merek sehingga tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Produk isi ulang menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi sampah berlebih dari kemasan produk kecantikan.
Selain produk kecantikan, menggunakan transportasi umum juga bagian dari gaya hidup ramah lingkungan. Tingkat pencemaran udara di Indonesia saat ini sudah berada di tahap mengkhawatirkan sehingga disarankan untuk menggunakan transportasi umum.
Jika ingin lebih aktif bergerak, Yasinta menyarankan untuk berjalan kaki saat bepergian. Meskipun belum dapat dilakukan secara efektif karena prasarana untuk pejalan kaki di Indonesia masih kurang baik, berjalan kaki ke tempat-tempat tertentu jauh lebih baik dibandingkan menggunakan transportasi pribadi.
“Dari sisi fesyen, kadang kita tidak sadar kalau baju-baju yang kita beli di mal juga termasuk ‘fast fashion’”, kata Yasinta.
Baca juga:

"Fast Fashion" kerap berganti dalam waktu yang sangat singkat sehingga berpotensi menyumbang sampah tekstil ke lingkungan atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Yasinta juga menyarankan untuk membeli pakaian atau produk fesyen bekas agar tidak menambah volume sampah di lingkungan. Namun, tetap cermat untuk memilih pakaian yang masih layak pakai dan sesuai dengan selera masing-masing.
Begitu pun dengan menghindari makanan terbuang sia-sia. “Kita bisa meminimalisir food waste dengan menghabiskan makanan kita sendiri,” kata Yasinta.
Menurutnya, makanan yang berakhir menjadi sampah sangat disayangkan karena banyaknya sampah makanan yang dihasilkan setiap hari. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pelaku bisnis di industri makanan ataupun ritel dapat melakukan tindakan tegas terhadap konsumen yang tidak menghabiskan makanan mereka.
"Mereka mungkin bisa melakukan denda ketika konsumen tidak menghabiskan makanan, seperti restoran 'All You Can Eat'," tutup Yasinta. (and)
Baca Juga:
Jualain dengan Menjadi Mitra Usaha Galon Air Mineral Berkualitas