Tren Ramah Lingkungan kini Merambah Dunia Fesyen
SIKAP ramah lingkungan kini mennjangkit. Mulai dari menanam seribu pohon, membersihkan jalanan, hingga mendaur ulang sampah. Ramah lingkungan kini seolah jadi gaya hidup. Tak hanya dalam keseharian, gaya hidup ramah lingkungan pun merambah dunia fesyen. Material daur ulang jadi fokusnya. Dari bahan daur ulang, terciptalah produk fesyen yang ramah lingkungan. Brand fesyen pun mulai serius menggarap dan memproduksi produk ramah lingkungan.
Berikut beberapa produk ramah lingkungan yang dihasilkan produsen fesyen di dunia.
BACA JUGA:
Menangani Sampah Plastik dengan Menerapkan Ekonomi Sirkular
1. Sneakers dari ampas kopi
Salah satu produsen sneakers memanfaatkan ampas kopi untuk didaur ulang. Perusahaan asal Finlandia, Rens Kickstarter, menjadikan ampas kopi dan botol bekas sebagai bahan pembuatan sneakers.
Sepatu itu dirancang kedap air. Mental Floss menyebut bahan kain yang terbuat dari ampas kopi bisa menghilangkan bau dan berguna sebagai antibakteri. Sepatu ini bisa kamu pakai dalam keadaan kering atau basah. Untuk mendapatkan sneakers ini, kamu harus membayar US$89 atau setara Rp1,3 juta.
2. Outerknown, outer organik
Pertama kali diperkenalkan pada 2014, brand Outerknown milik Kelly Slater dengan desain John Moore ini menjadi juara surfing dunia. Perusahaan yang berkecimpung dalam dunia fesyen ini mengutamakan material yang bertahan lama. Demikian dilansir situs Outerknown.com.
Produk yang dihasilkan juga dijamin 100% organik dan bisa didaur ulang. Perusahaan ini membuat produk ramah lingkungan dengan menjamin ketertibannya dalam mengikuti panduan dari Fair Labour Association (FLA) dan Bluesign. Harga yang ditawarkan berkisar US$8 hingga US$371 atau senilai Rp112 ribu sampai Rp5,2 juta.
3. Taylor and Thomas, alas kaki karet bekas
Produksi alas kaki Taylor and Thomas membuat para penggemar Stella McCartney tertarik. Industri fesyen ini mendominasi pembuatan produk yang ramah lingkungan. Perusahaan ini mengutamakan prinsip bertanggung jawab terhadap kesehatan planet untuk generasi mendatang.
Produk ramah lingkungan ini dikembangkan Jessica Taylor Mead dan Elizabeth Thomas. Situs resminya menyatakan material yang digunakan terbuat dari biji jarak dan karet daur ulang yang dikirim langsung dari Jepang. Harga yang ditawarkan berkisar US$5 hingga US$585 (setara dengan Rp70 ribu sampai Rp8,2 juta).
4. Pinatex, material daun nanas
Salah satu material kulit tekstil yang terbuat dari limbah tanaman nanas menjadi terobosan baru dalam dunia fesyen di Filipina. Pinatex merupakan inovasi baru yang mengolah 26 kilogram atau 480 helai daun nanas segar untuk memproduksi satu potong jaket. Demikian dilansir Earthbound.
Tak hanya memanfaatkan daun tanaman nanas, perusahaan ini juga menggunakan kulit jeruk sebagai potongan busana yang sekilas terlihat seperti kain sutra. Dibutuhkan sebanyak 2,3 kilogram kulit jeruk yang dicampurkan dengan 4,6 kilogram ampas jeruk. Setelah itu, olahan yang menyerupai sutra itu menjadi bahan pembuatan pakaian.(dys)