KERLAP-kerlip lighting warna kuning dan hijau meramaikan hentakan kaki para dancer di The Floor Throne (TFT) Volume 8 di 80 Proof Ultra, BSD City, Kab. Tangerang, Sabtu (23/9). Masing-masing tim dan solo dancer menunjukan performa apiknya dengan lagu up beat pilihan.
TFT merupakan acara yang diusung oleh Etoile Dance Center setiap tahunnya sejak 2015. Acara ini mempertemukan seluruh komunitas street dance Indonesia dan internasional dalam satu ruangan. Sukses dengan gelaran sebelumnya, TFT juga berhasil mengembalikan suasana hype dari komunitas street dance di Indonesia setelah pandemi.
Baca Juga:
“Saya lihat dancer-dancer di Indonesia itu talented, capable, kompeten, tapi kok mau ikut kompetisi-kompetisi di luar agak susah mungkin karena biaya atau waktu. Jadi saya pikir, kenapa enggak saya bikin dance competition yang setara internasional supaya mereka bisa coba, gimana nih tampil di depan juri-juri internasional,” kata CEO Etoile Dance Center Archangela Lina Lukman.

Setelah dijalani, lanjutnya, dance competition TFT ternyata menarik banyak perhatian dan antusias, hingga akhirnya bisa sampai ke volume delapan.
Pada ajang kompetisi street dance terbesar di Indonesia kali ini, TFT Volume 8 mengusung tema Now or Never, mengajak para street dancers agar berani meraih kemenangan tanpa ragu untuk dicapai sekarang atau tidak sama sekali.
Baca Juga:
Étoile Dance Center Ajak Dancer dan Pencinta Hip-Hop Ikut Workshop Tari
“Tema ini diangkat supaya kita bisa ambil juaranya sekarang, kenapa enggak. Kalau enggak sekarang kapan lagi. Jadi TFT ini akan selalu ada. Semakin hari semakin meningkat, jurinya makin bagus, banyak variasi juga. Jadi waktunya ambil sekarang daripada menyesal. Setiap tahun jurinya juga ganti-ganti,” kata Ketua Panitia TFT Volume 8 Beatricea Larisa.

Adapun kategori perlombaan tahun ini, yakni Dance Competition, Solo Duo Showcase, 1 vs 1 Openstyle Battle, dan Crew vs Crew Battle. Para peserta juga memperebutkan total hadiah senilai Rp 34 juta.
Setiap tahunnya, TFT selalu membawakan juri ternama dari berbagai negara. Tidak hanya dari Asia, tetapi juga AS dan Eropa. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada para dancer di Indonesia untuk beroleh ilmu langsung dari dancer-dancer dunia nan berpengalaman.
Juri-juri yang dihadirkan tahun ini adalah Todd Williamson koreografer KPOP Idol (AESPA & Lesserafim) dan penyanyi Ciara, Julian Deguzman koreografer NCT127 “Kick It”, dan Arief Surahman dari Indonesia sebagai juri Competition. Sementara, Henry Link Brian, salah satu anggota grup Elite Force Crew (koreografer hip-hop artis pertama di AS), Kang Dokyun poppers dari Korea Selatan, dan Danzel Marsono sebagai perwakilan juri dari Indonesia yang sedang meniti karier tari di Amerika Serikat sebagai juri Battle.
Beberapa dancer yang tampil adalah Jakarta City Waackers, Efflorescence, O2DC Junior, Doubleshot, BDA All Star, WESTJV, The Joproject, The Hawkins, Rocket Crew, Nouvelle, Zig Zag Crew, Vamos Girls, Power of Lock, Beat Dance Team, Wassabii, dan masih banyak lagi. (and)
Baca Juga:
JAKARTA DANCE MEET UP 2023 Mengolah Kreativitas Baru Anak Muda di Seni Tari