Selisik Makna Kostum Ikonik Si Buta Dari Gua Hantu

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 28 September 2021
Selisik Makna Kostum Ikonik Si Buta Dari Gua Hantu
Si Buta Dari Gua Hantu. (Foto: Si Buta Gua Hantu, Bumilangit)

BARDA meninggalkan pacul, menjauh bidang sawah, lantas mengenakan atasan pangsi lengan panjang tanpa kancing berleher bundar begitu mendekati Marni. Lelaki muda membebat rambut keriting menggunakan ikat kepala tersebut mengajak kekasihnya berbincang tentang hari pernikahan sebentar lagi akan dilangsungkan.

"Mungkinkah aku dapat melupakan hari bahagia itu, Kak Barda Mandrawata," balas Marni menggoda.

Baca juga:

Siapa Si Buta Dari Gua Hantu?

Kalimat tersebut menjadi penutup Barda mampu melihat secara maujud calon istrinya kali terakhir.

Sepulang bertani, seorang saudara seperguruannya melapor Gandra Lelayang berikut anak gadisnya, Marni Dewianti, juga reka-rekan perguruan Elang Putih tewas di tangan Mata Malaikat. Barda sontak mencabut golok dari ikatan sarung melingkar di pinggang, namun ditahan Hambali, murid tertua.

si buta
Barda selagi berpapasan dengan Marni sebelum nasib naas menimpanya. (Foto: Si Buta Dari Gua Hantu, Ganes TH)

Hambali kemudian menyusul ayahnya, Paksi Sakti Indrawatara, turut meregang nyawa di tangan Mata Malaikat. Barda diminta ayahnya menepi memecahkan rahasia Golok Mata Malaikat.

Selang tiga tahun, Barda tampil di desa dengan pakaian serupa namun bedanya compang-camping, matanya buta, dan bertongkat. "Huh! Gembel tak tahu adat. Berani kau menghina kami!" kata salah seorang murid Mata Malaikat di warung dekat pintu masuk desa.

Barda, dianggap sebagai gembel tak pernah mandi, lantas berhasil membunuh murid sekaligus sang guru, Mata Malaikat. Namun, sapujagat langsung mengirimnya masuk jurang jatuh tepat di muka gua.

Di dalam gua, Barda berjumpa seekor ular raksasa. Desisnya sampai di telinga Si Buta. Ular raksasa kontan menyerang. Barda menghindar, melempari batu lawannya, lalu menggunakan batu stalaktit runcing menusuk mata sang ular.

si buta
Barda bersama Marni di jelang rencanan pernikahan namun ternyata urung terlaksana. (Foto: Si Buta Gua Hantu, Bumilangit)

Usai membuat rebah ular, Barda bertemu petapa dengan sikap bersemadi, belajar rahasia jurus di dinding gua milik sang petapa, lalu menguliti sisik ular. "Ia membuat pakaiannya dari kulit ular raksasa. Dagingnya dikeringkan cukup sebagai bahan dan bekal makanannya untuk beberap tahun," tulis narator pada cergam gubahan Ganes TH, Si Buta Dari Gua Hantu.

Barda keluar gua menyandang sebutan Si Buta Dari Gua Hantu. Ia benar-benar berubah secara tampilan. Pakainnya berbahan kulit ular, termasuk ikat kepalanya. Tongkatnya berbahan mineral sekunder biasa menggantung di atap gua atau batu tetes (dripstone). Rambutnya panjang terurai sampai pundak. Lantas, temannya seekor monyet bernama Wanara (Kliwon).

Baca juga:

Jurus Ampuh Si Buta Dari Gua Hantu

"Kalo sekarang kita lihat warnanya hijau malah sering dikira dari daun-daun. Padahal warna aslinya kuning keemasan dari sisik ular," kata Alex Wienarto, penggemar sekaligus kolektor komik Si Buta Dari Gua Hantu kepada Merahputih.com.

Di dalam film garapan Lilik Sudjio tahhun 1970, pakaian Si Buta berwarna putih kecoklatan namun tetap mempertahankan unsur kulit ular. Kemunculan warna hijau pada kostum Si Buta terjadi ketika cerita Ganes TH tersebut diangkat dalam serial televisi besutan Herry Topan. Sejak saat itu, pakaian kulit ular Si Buta Dari Gua Hantu identik berwarna hijau. Termasuk di dalam komik kreasi Bumilangit Volume 1-3, Mata Malaikat, Sapujagat, dan Rajamandala.

si buta
Si Buta mengalahkan ular raksasa. (Foto: Si Buta Gua Hantu, Bumilangit)

Soal perbedaan warna, menurut Commercial General Manager, Bumilangit Entertainment sekaligus pengoleksi komik Si Buta, terutama karena di masa lalu pengerjaan halaman muka bisa berbeda warna karena tak melulu diberi sentuhan akhir Ganes TH.

"Warna sih sebenarnya. Kembali lagi, kita kalau meliat warna kan dari cover, kebanyakan dari cover. Tapi saat dulu percetakan itu biasanya pewarnaan dikerjakan tukang klise. Ada sama tukang klise, ada covernya sama Pak Ganes," kata Andy Wijaya.

"Nah ini pernah terjadi di kostum Prahara Donggala cetakan pertama. Ada beberapa covernya kulitnya itu jadi beda. Enggak ijo, ada rada abu-abu," ungkap Andy.

Meski terkesan sepele, namun perubahan warna jadi sedikit mengubah pandangan awam terhadap Si Buta. Namun, apa pun warnanya bahannya tetap sama, dari kulit ular.

"Ya kulit ular itu. Udah default. Maksudnya enggak bisa diubah itu (kostum). Jadi kalau pun Barda pakai kostum lain, pasti tetap pakai elemen ular," terang Goklas Teguh Sujiwo atau akrab disapa Oyasujiwo, Senior Editor, Bumilangit Comic.

si buta
SI Buta memasuki gua tempat petapa tua. (Foto: Si Buta Gua Hantu, Bumilangit)

Bukan tanpa alasan, terutama dalam komik garapan Bumilangit, Si Buta secara tak langsung menyatu dengan sang ular raksasa. Meski dibunuh, karakter ular tersebut membuat Si Buta bertahan di gua. "Ular itu memberi perlindungan buat tubuhnya ketika sudah compang-camping," tambahnya. "Ular sifatnya menunggu saat bertarung sama seperti Si Buta, meski di dalam tubuhnya mengalir Elang Putih".

Berbeda dari tampilan di cergam, film, maupun serial televisi, di komik Rajamandala (Bumilangit) Si Buta ditampilkan mengenakan pakaian luaran bukan langsung tampak kostum kulit ular. "Kan enggak mungkin Si Buta mencolok penampilan sehari-harinya," kata komikus penulis naskah Si Buta Dari Gua Hantu, Rajamandala.

Kostum kulit ular, di dalam cerita Rajamandala, tak mempan ditembus peluru meski pakaian luaran hancur. Sejak penembakan tersebut, Si Buta tak lagi ditampilkan mengenakan pakaian luaran.

Selain memberi perlindungan dan kekebalan dari senjata tajam serta peluru, menurut Aji Prasetyo, pakaian sisik ular memiliki aura getaran penakluk bisa menggetarkan nyali lawan maupun hewan buas. (Sam)

Baca juga:

Rahasia Senjata Si Buta Dari Gua Hantu

#September Jagoan Tangguh Negeri Aing #Si Buta Dari Gua Hantu
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness
Bagikan